JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Partai Nasdem mengusung putra Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie untuk maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Barat pada November mendatang. Ilham menerima surat rekomendasi yang diserahkan langsung Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (6/6).
Paloh mengatakan, pihaknya secara resmi telah mengusung Ilham Habibie sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Jawa Barat. "Hari ini DPP Partai Nasdem telah menetapkan saudara (Ilham) sebagai calon gubernur atau wakil gubernur untuk Provinsi Jawa Barat pada pilkada yang insya Allah akan berlangsung pada November," kata Paloh saat penyerhana rekomendasi di Nasdem Tower.
Paloh menjelaskan, alasan partainya mengusung Ilham untuk maju dalam kontestasi pilkada Jabar mendatang. Dia yakin Ilham merupakan sosok yang mumpuni sebagai calon pemimpin Jabar. Menurut Paloh, partainya tidak hanya sekadar mencalonkan Ilham karena latar belakang hubungan kedekatan antara keluarga besar Nasdem dengan orang tua Ilham, alm BJ Habibie yang selama ini dianggap sebagai sahabat. Tapi Paloh juga mempunyai keyakinan sepenuhnya bahwasanya dengan kemampuan, kapasitas dan profesionalitas yang dimiliki, Ilham cukup mumpuni untuk memimpin Jawa Barat.
Menurut mantan politisi Partai Golkar itu, Ilham memiliki latar belakang pendidikan dan keluarga yang baik, sehingga dinilai mumpuni menjadi pemimpin di Jawa Barat. "Siapa yang sangka, siapa yang duga, orang menganggap ini Bung Ilham ini hanya scientist saja, ilmuwan yang duduk diam," kata Paloh.
Paloh menegaskan, pilkada merupakan pertarungan yang tidak mudah, sehingga Ilham harus mempunyai ketabahan hati dan kesigapan yang tinggi. "Untuk bisa bertarung pada satu pilkada, kita tahu bahwa ini medan yang tidak ringan, medan yang cukup bebas, memerlukan ketabahan hati, keuletan, kesigapan yang cukup luas, tapi ini proses learning by doing," paparnya.
Paloh menuturkan, kehadiran Ilham pada kontestasi pilkada Jawa Barat akan memberikan wajah baru dalam kancah perpolitikan. Menurutnya, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi orang-orang muda seperti Ilham untuk memulai karier politik melalui pilkada baik untuk proses demokrasi.
Dia yakin dan percaya kepada Ilham, karena dia merupakan tokoh muda yang cukup energik, mempunyai latar belakang pendidikan dan intelektualitas. “Saya yakin ketika institusi partai politik ini memberikan ruang yang lebih besar, lebih luas pada anak-anak bangsa, seperti apa yang kita miliki saat ini, yaitu Saudara Ilham Habibie, insya Allah ini memberikan satu pencerahan baru," tuturnya.
Pencalonan Ilham adalah proses pendidikan politik yang harus bisa dijalankan bersama. “Jadi tampang-tampang orang politik itu bukan hanya model-model seperti saya yang agak serem-serem begini kan," imbuh dia.
Meski sudah memastikan dukungan kepada Ilham, tapi soal posisi, apakah sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur, hal itu masih akan ditentukan dengan melihat situasi pilkada Jawa Barat. "Nah kami lihat situasi lapangan. Probability-nya saya pikir tergantung apa yang terbaik, seobjektif mungkin dalam penilaian melihat medan lapangan," sebut Paloh.
Terlebih, lanjutnya, pilkada Jawa Barat dinilai sebagai kompetisi dengan medan yang cukup sulit dan strategis. Karena itu, dia menilai penentuan posisi Ilham masih harus memperhatikan pendekatan terhadap peta politik di Jawa Barat.
Pendekatan yang dilakukan Nasdem adalah play to win, berkompetisi untuk memang berdasarkan approaching scientific atau pendekatan saintifik. "Play to win berdasarkan approaching scientific ini kami pegang teguh," terangnya.
Paloh berharap langkah politik itu mendapat dukungan dari koalisi strategis yang nantinya akan dibentuk. Dia juga menyebut bahwa pengusungan Ilham merupakan sesuatu hal yang amat berarti bagi progres perjalanan pembangunan di wilayah Jawa Barat. "Mudah-mudahan perjuangan dan langkah awal ini akan diikuti dengan hasil yang membesarkan hati kita semua. Untuk itulah, saat ini saya menyerahkan rekomendasi ini pada saudara," ucap Paloh.
Usai menyampaikan sambutannya, Paloh langsung memberikan surat rekomendasi pengusungan itu kepada Ilham. Surat rekomendasi tersebut langsung diterima Ilham disusul oleh jabat tangan keduannya.
Ilham mengatakan, sebelum menerima rekomendasi itu, pihaknya menjalin komunikasi dengan Partai Nasdem secara singkat. Proses komunikasi hanya berlangsung tidak sampai sebulan. Walaupun demikian, dia langsung menerima tawaran untuk maju dalam pilkada Jabar mendatang. “Diskusinya sangat cepat, hanya tiga minggu,” ucapnya.
Menurutnya, dia menerima tawaran Nasdem untuk maju di pilkada Jabar, karena merasa ada kecocokan dari sisi pemikiran. Selain proses komunikasinya cepat, dia juga mengambil keputusan sangat cepat. Sebab, sebulan lalu, dirinya belum mempunyai rencana untuk terjun ke politik.
Terpisah, PDI Perjuangan (PDIP) tidak mau ketinggalan dalam menghadapi pilkada serentak. Partai banteng sudah mengeluarkan surat tugas kepada sejumlah kader dan mulai mengadakan pelatihan untuk menyambut pesta demokrasi lima tahunan itu. "Kami juga sudah keluarkan (surat tugas), bahkan juga sudah dilakukan pelatihan-pelatihan," kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP pada 24–26 Mei lalu, kata dia, DPP PDIP sudah memberikan arahan mengenai prioritas partai untuk menghadapi pilkada. Dalam rakernas itu, kata Hasto, dibahas daerah mana saja yang memiliki kursi di bawah 10 persen, kemudian daerah yang mempunyai kursi 11 sampai 19 persen. Pemetaan itu sangat penting dilakukan untuk menyusun strategi pemenangan.
Menurut Hasto, jumlah kursi di DPRD menjadi dasar untuk menyusun srategi dan membangun kerja sama dengan partai politik lainnya. Untuk itulah, pihaknya terus mendorong pengurus di daerah untuk terus menjalin komunikasi dengan partai lain dalam mengusung calon kepala daerah. “Kami dorong untuk segera membangun kerja sama,” terangnya.
PDIP, lanjut Hasto, sudah mencermati setidaknya lima daerah strategis di pilkada serentak 2024. "Beberapa daerah-daerah strategis dicermati, kami sudah menyelesaikan ada sekitar lima provinsi untuk level gubernur. Tapi daerah-daerah yang lain terus tiap minggu kami godok," katanya.
Lebih lanjut, politisi asal Jogjakarta tu menyampaikan bahwa DPP PDIP sudah memberikan surat rekomendasi untuk 70 calon kepala daerah. Diantaranya, untuk pilkada Surabaya, Trenggalek, Kutai Kartanegara dan beberapa daerah lainnya. Adapun untuk wilayah seperti Jakarta masih akan dicermati. Kemudian Jawa Tengah masih dipetakan, lalu Bali juga masih dilakukan pencermatan.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan tanggapan mengenai pilkada serentak yang bakal digelar akhir November depan. Secara khusus dia berpesan kepada kader-kader NU yang akan maju dalam kontestasi pilkada itu.
"Kita minta tidak membawa nama lembaga (PBNU). Warga NU itu berhak membuat (pilihan) politik masing-masing," jelasnya di kantor PBNU, kemarin.
Gus Yahya menekankan bagi pengurus NU di semua level kepengurusan, tidak boleh kampanye atas nama lembaga atau posisi di NU.
Kemudian mereka juga dilarang menggunkan fasilitas NU untuk berkampanye atau kegiatan politik praktis lainnya. "Kantor NU tidak boleh digunakan sebagai fasilitas politik. Aturannya sudah ada," jelasnya.
Dia mengatakan aturan tersebut sudah disebar ke semua pengurus NU sampai ke daerah-daerah.
Pada kesempatan itu, Gus Yahya juga merespon mengenai pembentukan kabinet baru. Khususnya apakah ada kader NU yang sisiapkan masuk ke kabinetnya Prabowo-Gibran. Menurut dia, PBNU tidak pernah menyiapkan siapapun. Tetapi sudah banyak kader NU yang siap dengan sendirinya.
Dia meminta publik menunggu saja sampai nanti susunan kabinet diumumkan secara resmi. Dia menjelaskan bahwa NU itu adalah sebuah fakta demografi, yaitu begitu banyak warga Indonesia yang NU. "Kalau kabinetnya sudah jadi, sampean tanya satu-satu. Separuh atau bahkan semuanya nanti mengaku NU," katanya lantas tersenyum. (lum/tyo/wan/jpg/ays)