JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendapat antusiasme yang tinggi dari pasar. Sejak diluncurkan pada 15 Mei, instrumen sukuk dengan kisaran imbal hasil 6,4-7,2 persen itu mencatat pemesanan (booking) mencapai 300 persen atau senilai Rp 9 triliun.
Kami optimistis akan terserap optimal sejalan dengan kinerja perseroan saat ini berada di atas rata-rata industri perbankan. Dilihat juga dari rating idAAA serta merupakan sukuk pertama yang diterbitkan BSI. Ini akan menjadi pilihan investasi menarik bagi masyarakat, terutama anak-anak muda, ungkap Direktur Finance and Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho di Jakarta kemarin (5/6).
Sukuk Mudharabah Keberlanjutan tahap I akan diterbitkan senilai Rp 3 triliun. Untuk jadwal penerbitannya, masa penawaran awal telah dilakukan pada 15 Mei hingga 30 Mei. Selanjutnya, masa penawaran umum berlangsung pada 11-12 Juni 2024.
Sukuk tersebut terdiri atas tiga seri. Yaitu, seri A dengan jangka waktu 1 tahun, seri B berjangka waktu 2 tahun, dan seri C dengan tenor 3 tahun. Berdasar prospektus, dana yang dihimpun dari penerbitan Sustainability Sukuk BSI sekitar 30-50 persen akan disalurkan ke sektor kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL). Meliputi kategori energi terbarukan, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan. Penyaluran dana untuk kategori kegiatan usaha berwawasan sosial (KUBS) memiliki porsi 50-70 persen.
Investment consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menjelaskan, pelabelan green pada instrumen bonds dan sukuk diberikan karena dananya akan digunakan untuk proyek maupun ekspansi yang ramah lingkungan. Juga mendukung keberlangsungan perusahaan ke depannya selaku penerbit surat utang. Penerbitan green bonds maupun green sukuk akan mengacu pada kebutuhan setiap perusahaan. Namun, instrumen itu akan lebih banyak diterbitkan seiring dengan preferensi pasar, jelasnya.
Para investor bakal mencermati jumlah kupon yang ditawarkan dan rating dari instrumen tersebut. Kupon yang menarik serta penggunaan dana untuk proyek-proyek berkelanjutan akan menjadi pilihan menarik bagi investor. (han/c14/dio/thi)