Ciptakan Budaya K3 dan Ergonomi

  • Bagikan
IST DENGAR PENJELASAN. Para siswa-siswi sementara mendengarkan penjelasan terkait K3 dan Ergonomi di SMKN 5 Kota Kupang, Senin (10/6).

Tim PKM Undana Gelar Sosialisasi dan Edukasi di SMKN 5

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Menciptakan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan penerapan prinsip ergonomi menjadi sangat penting di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pasalnya, proses pembelajaran di sekolah kejuruan itu meliputi praktik kerja lapangan (PKL).

Karena itu, peningkatan K3 dan penerapan prinsip Ergonomi di lingkungan sekolah, khususnya di jenjang SMK menjadi sangat penting. Hal ini demi terciptanya keamanan, kenyamanan dan keselamatan.

Inilah yang mendasari Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Undana untuk melaksanakan sosialisasi dan edukasi terkait peningkatan K3 dan penerapan prinsip Ergonomi di SMKN 5 Kota Kupang, Senin (10/6).

Kepala SMKN 5 Kota Kupang, Dra. Safirah C. Abineno mendukung kegiatan pengabdian pada masyarakat. Hal ini disampaikan saat membuka secara resmi kegiatan tersebut. Sekira 70 orang siswa-siswi ikut dalam kegiatan itu. Mereka sangat bersemangat mendengar penjelasan yang diberikan para pembicara.

Ketua Tim Pengabdian dari FKM Prodi S2 Kesehatan Masyarakat Undana Kupang, Dr. Ir. Jacob M. Ratu, M. Kes, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dikatakan, setiap aktivitas manusia termasuk dalam proses pembelajaran di sekolah berpotensi bahaya yang mendatangkan kecelakaan kerja, penyakit kerja, cidera dan gangguan-gangguan psikologis lainnya.

Sumbernya itu bisa dari lingkungan tempat kerja, dari aktivitas itu sendiri. Selain itu, bersumber dari orang itu sendiri, misalnya bekerja dengan tidak hati-hati.

"Faktor perilaku itu penting," ujarnya.

Untuk menciptakan budaya K3 dilingkungan sekolah perlu sosialisasi terus menerus bahkan bila perlu budaya K3 ini harus terintegrasi dengan sistem manajemen sekolah.

"Kita mulai dengan sosialisasi untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran menuju menciptakan budaya K3 dilingkungan sekolah," jelasnya.

SMKN 5 Kota Kupang bisa menjadi sekolah model karena merupakan sekolah unggul maka harusnya unggul dalam K3 dan Ergonomi.

"Semoga bisa menjadi contoh sekolah model," harapnya.

Ergonomi ini merupakan ilmu untuk menyesuaikan kemampuan manusia, satu sisi menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tuntutan tugas atau pekerjaan supaya sesuai dengan kemampuan. Ergonomi adalah ilmu menjaga keseimbangan, menyelaraskan antara bagaimana menyesuaikan kondisi pekerjaan, lingkungan dengan kemampuan siswa, keterbatasan siswa dan kebolehan siswa.

"Meredesain lingkungan belajar yang ekonomis bisa meningkatkan prestasi belajar siswa," ungkapnya.

Adanya keseimbangan dan keserasian maka berdampak pada produktivitas yang kian meningkat.

"Sangat penting penerapan K3 dan ergonomi dilingkungan sekolah kejuruan karena banyak waktu yang dihabiskan dalam dunia praktek," jelasnya.

Target yang diraih yaitu mengembangkan budaya K3 dan ergonomi dilingkungan sekolah, termasuk dikembangkan dalam dunia praktek seperti di bengkel dan lainnya.

"Tujuannya meningkatkan kesadaran dan sikap yang positif untuk bekerja secara aman, jika ini terus dilakukan akan terciptanya budaya K3 dan ergonomi," kata Jacob.

Penerapan K3 dan ergonomi dilingkungan sekolah sehingga menjadi satu sistem yang terintegrasi dengan sistem manajemen sekolah. Sasarannya bukan hanya kepada siswa tapi kepada guru juga.

"Inilah yang kita dorong," ujarnya.

Sementara anggota Tim Pengabdian, Dr. Muntasir, S.Si., Apt., M.Si, dosen Prodi Farmasi FKKH Undana, menyampaikan terima kasih kepada Kepala SMKN 5 Kota Kupang beserta jajaran guru yang telah mendukung kegiatan ini.

"Kami juga berikan 1 APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan satu set alat pelindung diri kepada pihak sekolah," ujarnya.

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan tersebut untuk mendukung penerapan K3 sesuai perundang-undangan yang berlaku. Tersedianya prosedur K3 dan Ergonomi Kesehatan pada Laboratorium Bengkel.

Keselamatan dan keamanan suatu laboratorium bisa ditingkatkan melalui penilaian resiko berdasarkan informasi dan pengelolaan resiko.

Selain itu, adanya penyediaan alat dan sarana K3 dan Ergonomi Kesehatan bagi tenaga Laboratorium Bengkel dan peserta didik untuk penerapan K3.

"Kami harapkan ada peningkatkan pemahaman siswa dan tenaga pendidik tentang prinsip.ergonomi dan K3," harapnya.

Pihaknya juga berharap ada budaya melaksanakan K3 yang berkelanjutan di kalangan siswa dan tenaga pendidik serta pendampingan.

Selain itu, terbinanya kerja sama sekolah, tenaga laboratorium Bengkel dan peserta didik dalam bentuk keberlanjutan kegiatan untuk mendukung penerapan K3. (r1/gat/dek)

  • Bagikan