KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Bakal calon gubernur (bacagub) NTT, Fransiskus Xaverius Aba menerima rekomendasi dari Partai Amanat Nasional (PAN). Rekomendasi tersebut diserahkan Sekretaris Wilayah DPW PAN NTT, Marthen Lenggu di Rumah PAN, Rabu (12/6).
Pada kesempatan itu, Sekretaris DPW PAN NTT, Marthen Lenggu mengatakan, ini merupakan rekomendasi keempat yang dikeluarkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN. Rekomendasi menjadi berbeda, pasalnya DPP PAN merekomendasi Frans Aba yang merupakan calon non partai. Sebelumnya, PAN telah merekomendasi tiga calon yang memiliki partai, diantaranya Jane Natalia Suryanto (PSI) sebagai bakal calon wakil gubernur, Melki Laka Lena (Golkar) dan Emelia Nomleni (PDIP) sebagai bacagub.
Marthen menyebut, rekomendasi tersebut bersifat penugasan yang berisi lima poin, namun ada dua poin terpenting. Yakni para bacalon segera membangun komunikasi dengan partai lain untuk memenuhi minimal 13 kursi elektoral agar bisa mengusung calon dalam pemilihan gubernur (pilgub) mendatang. Kedua, para bacalon harus memastikan siapa pendampingnya.
"Komunikasi dengan partai lain untuk berkoalisi karena PAN hanya empat kursi. Kedua, memastikan siapa calon wakilnya atau calon gubernurnya, sehingga untuk memastikan itu sampai SK, kita menunggu dari kandidat bagaimana dia berproses untuk memenuhi," kata Marthen.
Melihat dari komposisi kursi yang dimiliki, itu berarti Frans Aba yang tidak memiliki partai perlu bekerja keras mengumpulkan 13 kursi.
Marthen menyebut, rekomendasi kepada Frans Aba merupakan keputusan DPP yang tentunya ada mekanisme dan pertimbangan khusus.
Sementara untuk para kandidat yang sudah diberi rekomendasi, PAN tetap membangun komunikasi intens terutama terkait progres dalam menjalankan rekomendasi yang diberikan.
"Karena ini waktu yang juga singkat, sehingga memang komunikasi dengan bacalon yang diberikan rekomendasi itu lebih intens," tambahnya.
Selain itu, Frans Aba mengakui dirinya memang bukan datang dari partai melainkan calon perseorangan, karena itu dia mengapresiasi sikap PAN yang berani melakukan terobosan dengan merekomendasi dirinya yang adalah calon non partai.
Justru, Frans menilai, kesempatan yang diberikan PAN kepada dirinya lantaran kandidat lain yang telah menerima rekomendasi tidak memberi kepastian dalam proses ini.
"Saya yakin PAN mengakomodir saya untuk orang keempat, mungkin pertama, kedua, ketiga dalam tanda petik tidak ada memberikan justifikasi informasi yang sifatnya kepastian dalam proses ini, sehingga mereka (PAN) buka lagi yang lain," ucap Frans.
Frans menegaskan, dia akan memberikan kepastian, sebab sebagai pemimpin harus memiliki sikap tepat guna, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat dalam proses memutuskan. Bahkan, dia membatasi agar dalam bulan Juni ini dia akan memberi kepastian.
"Saya memberikan waktu untuk bulan Juni ini harus memberikan klarifikasi yes or no dalam proses ini," tegasnya.
Sejauh ini, Frans telah memperoleh satu rekomendasi selain dari PAN, yakni dari Partai Hanura. Disamping itu, dia juga telah mendaftar total di delapan partai, yakni PAN, PKB, Hanura, PSI, Perindo, PDIP, Nasdem dan Gerindra. Dia pun sedang menjalankan komunikasi intensif dengan partai-partai tersebut.
"Mendapat rekomendasi itu Hanura dan PAN hari ini, PKB sudah interview, Gerindra masih dalam proses yang akan kita lakukan pendekatan, PSI PDIP belum ada informasi, Perindo sudah fit and proper test mereka hanya menunggu saya lengkap mereka langsung bergerak. Jadi kalau mau dilihat empat partai ini yang sudah sangat cepat, PKB, PAN, Hanura, Perindo, yang lain kita masih wait and see dalam proses internal mereka," ungkapnya.
Sementara itu, untuk menunaikan tugas poin kedua dari rekomendasi PAN, terkait dengan bacalon wakil gubernur yang akan mendampinginya, Frans menyebut sudah ada bayangan terkait itu. Pastinya, lanjut dia, pertimbangan geopolitik seperti aspek wilayah, suku, agama, golongan dan hal-hal seperti itu bukan menjadi prioritas utama.
"Pertama itu aspek bagaimana ini NTT dan yang jelas saya tidak mau membawa wakil yang menjadi keinginan pribadi saya, ada tiga elemen yang ingin saya lakukan dalam penentuan wakil. Saya ingin parpol juga punya ruang menyerahkan wakilnya kepada saya. Ruang ini jangan cuma kami, tapi masyarakat juga harus terlibat dalam proses penentuan wakil, sehingga langkah yang akan saya ambil lebih kepada aspek partisipatif atau akomodatif. Ketiga, nanti pada saat memutuskan, wakil itu harus bersama-sama saya menyelesaikan persoalan NTT," tandasnya.
Frans menegaskan, akan menunaikan tugas-tugasnya setelah mendapatkan rekomendasi ini hingga nantinya bisa memperoleh surat keputusan (SK) untuk maju pilgub nanti. (cr1/ays/dek)