KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengungkapkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan indeks yang menggambarkan perkembangan harga barang dan jasa yang dibayarkan oleh konsumen, pada Mei 2024, Provinsi NTT mengalami deflasi secara month to month (MtM) sebesar 0,24 persen, setelah pada April 2024 mengalami inflasi.
Kepala BPS NTT, Matamira B. Kale, mengatakan, jika dilihat secara MtM, deflasi terbesar terjadi pada kelompok transportasi, mencapai 0,72 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, sebesar 0,44 persen, dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen.
"Jika dilihat berdasarkan andil terhadap deflasi, maka kelompok penyumbang deflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan andil sebesar 0,17 persen, diikuti kelompok transportasi 0,1 persen, dan diikuti kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen," kata Kepala BPS NTT.
Dia menjelaskan, secara kumulatif inflasi tahun kalender atau Januari sampai Mei, untuk Provinsi NTT mencapai 0,74 persen atau masih kurang satu persen. Dia menyebut, pada Mei 2024, untuk seluruh kota IHK di NTT, mengalami deflasi kecuali Maumere, dan mengalami inflasi secara MtM.
"Komoditas yang mendorong dan menghambat inflasi bulanan, yaitu makanan, minuman dan tembakau, yang sangat rentang terhadap perubahan, dan bergantung pada pola permintaan konsumen, ketersediaan pasokan, kondisi cuaca, kebijakan pemerintah dan lainnya. Pada Mei 2024, komoditas dengan andil pendorong deflasi atau penghambat inflasi, adalah beras, ikan kembung, angkutan udara, ikan tembang dan ayam hidup," ungkapnya.
Dia mengungkapkan bahwa komoditas beras mengalami penurunan harga sejak April 2024, karena sudah memasuki masa panen, sementara komoditas angkutan udara, setelah pada April kemarin mengalami kenaikan karena adanya hari raya Idul Fitri.
Dia juga menyebutkan lima komoditas yang memberikan andil dalam inflasi yaitu, bawang merah, tomat, emas perhiasan, kretek mesin dan kretek pangan.
"Komoditas bawang merah mengalami kenaikan harga akibat stok di pasaran yang berkurang, karena beberapa sentra produksi mengalami gagal panen, dan terjadi secara nasional. Sementara tomat mengalami kenaikan harga karena stok berkurang, dan belum memasuki masa panen," terangnya.
Matamira menambahkan, komoditas penghambat dan pendorong inflasi bulanan, dimana harga beras turun di seluruh wilayah cakupan IHK di NTT, dan memberikan andil penghambat inflasi yang cukup besar.
"Hal ini akan terjadi sampai Juni 2024, karena masih ada daerah-daerah yang akan panen pada Juni, dan beras lokal belum sepenuhnya beredar di masyarakat pada Mei," terangnya.
Komoditas ikan kembung memberikan andil cukup besar untuk penghambat inflasi di Kota Kupang dan Kabupaten Ngada, karena produksinya saat ini cukup banyak. Sementara komoditas angkutan udara mengalami penurunan harga hampir di seluruh wilayah IHK yang memiliki bandara, kecuali di Kabupaten Ngada. (thi/dek)