KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Ruas jalan menuju Pelabuhan Tenau dan Bolok kondisinya kini mengalami keruskan cukup serius karena banyak lubang di badan jalan. Salah satu titik yang tebilang rusak berat yakni di depan Gudang Bulog, tepatnya di wilayah RT11/RW 04,Kelurahan Alak, Kecamatan Alak.
Saat melintasi titik ini, pengendara harus berhati-hati karena kondisi badan jalan yang rusak dan bergelombang. Banyak lubang dan permukaan jalan yang tidak rata menjadi kendala tersendiri bagi pengendara yang melintas. Kondisi ini tidakhanya menghambat arus lalu lintas, tetapi juga menimbulkan risiko kecelakaan.
"Jalan ini benar-benar berbahaya. Saya seringkali melihat banyak pengendara yang mengalami kecelakaan tunggal dan kondisinya cukup parah. Bahkan, pernah di 2017 silam, mobil angkutan barang yang besar mengalami kecelakaan,” kata salah Luter Pas saat ditemui, Minggu siang (9/6).
Menurut Luter yang juga warga Kelurahan Alak ini, kondisi badan jalan yang bergelombang sering membuat truk-truk pengangkut material bangunan, seperti kerikil berjatuhan di badan jalan. Hal ini yang membuat sebagian besar pengendara roda dua tergelincir.
“Di sini kan area truk-truk besar itu lewat. Jadi, truk yang muat kerikil saat melintas di sini, kerikil jatuh-jatuh di jalan. Makanya banyak orang sering jatuh karena itu,” katanya.
Kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang itu tidak langsung diperbaiki total. Selama ini, kata dia, hanya dilakukan penambalan atau sekadar cor oleh pemerintah. Hal itu tidak cukup untuk memberi rasa aman bagi pengendara.
Pasalnya, selain dilewati kendaraan besar, apabila turun hujan, maka tambalan tersebut akan terkikis dan hancur. Luter juga menambahkan, kondisi jalan yang rusak tidak hanya mengganggu aktivitas pengendara tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya termasuk para pejalan kaki.
"Saya sendiri sebagai pejalan kaki ketika melewati jalan ini juga harus sedikit hati-hati karena berbahaya jalan. Kadang sering sekali ketika berjalan kaki kerikil di tengah terpental karena diinjak kendaraan yang melintas," ungkap Luter.
Karena tidak diperbaiki maka warga harus turun tangan melakukan penambalan. Warga sekitar berinisiatif menambal jalan yang berlubang sambil menunggu perbaikan oleh pemerintah. Dana untuk membeli material pun dilakukan secara patungan. Untuk penambalan dilakukan secara gotong royong.
Ketua RT 11, Martinus Adi mengatakan, dirinya tidak bisa terus menerus menunggu harapan yang digantungkan pada pemerintah untuk diwujudnyatakan perbaikan jalan tersebut.
“Setiap hari kami melihat dan mengalami sendiri bahayanya jalan ini. Kami tidak bisa terus-menerus bergantung pada pemerintah belum memberikan kepastian terhadap perbaikan jalan ini. Jadi, sebagai RT saya putuskan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk bertindak sendiri," kata Martinus.
Dia menyebut, kondisi ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan bahkan, kali terakhir ketika Presiden RI, Joko Widodo melintasi jalan ini, pemerintah hanya sekadar menambal jalan ini dan tidak sampai satu bulan, jalan itu kembali rusak.
karena itu, dirinya berharap agar ada upaya dari pemerintah untuk segera memperbaiki sepenuhnya jalan itu dan bukan hanya sekadar ditambal saja.
"Kami berharap agar dengan aksi ini, pemerintah akan tergerak untuk segera mengambil tindakan yang lebih serius dan permanen," katanya.
"Warga disini sangat kompak. Ketika ada masalah selalu berusaha mencari solusi bersama. Jalan ini adalah urat nadi bagi kami dan kami tidak bisa menunggulebih lama lagi sementara bahaya terus mengintai," tambah Martinus.
Lurah Alak, Marice Lasbaun mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan ke dinas terkait, namun responnya nihil.
"Penyebab jalan rusak karena tidak ada drainase jadi setiap kali musrenbang kami usul tapi belum ada jawaban," keluh Marice.
Warga berharap, pemerintah akan tergerak untuk segera mengambil tindakan yang lebih serius ke depan. Sebab jalan ini merupakan infrastruktur vital karena menuju langsung ke pelabuhan yang merupakan urat nadi perekonomian daerah. (cr1/gat/dek)