Butuh Kerja Sama Cegah Terorisme

  • Bagikan
IST KOMPAK. Keluarga besar FKPT NTT pose bersama para undangan di sela kegiatan FGD di Ballroom hotel Kristal, Kamis (13/6)

Libatkan Stakeholder Terkait, FKPT NTT Gelar FGD

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Berbagai pihak merespon positif adanya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di wilayah NTT. Kendati demikian, masukan juga diberikan kepada FKPT NTT saat kegiatan Focus Group Discusion (FGD) di Ballroom Hotel Kristal, Kamis (13/6).

FGD terkait monitoring pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme melalui FKPT NTT mengusung tema 'Bersama Kita Tingkatkan Kinerja FKPT NTT'.

Hadir dalam kegiatan ini, unsur Pemerintah, BINDA, TNI-Polri, FKUB, organisasi keagamaan, OKP dan unsur terkait lainnya.

Pada kesempatan kegiatan itu, Sekretaris FKPT NTT, Syufyanto Minggele menjelaskan bahwa FKPT NTT telah meraih berbagai capaian selama periode 2022-2025. Selama dua tahun berturut-turut, kata Syufyanto, FKPT NTT menjadi juara dalam lomba kreasi musik anak bangsa.

"Juara itu diraih hingga tingkat Nasional," ujarnya.

Sementara Kepala Kesbangpol Provinsi NTT, Marsianus Jawa yang hadir pada kesempatan itu mengaku, kehadiran FKPT NTT selama ini telah membantu pemerintah. Diakui, Pemerintah Daerah belum memberikan perhatian serius atas kehadiran FKPT.

"Kesbangpol belum bisa berbuat banyak untuk keberadaan forum yang ada," ungkapnya.

Sementara Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (Sus) Harianto, mengatakan hingga tahun 2024, sudah terbentuk FKPT di 34 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia.

FKPT juga diisi berbagai elemen seperti perwakilan Ormas, tokoh agama, akademisi, pengusaha dan jurnalis. Dirinya juga berharap agar ada sinergi multipihak sehingga FKPT bisa menjadi mitra strategis.

Misi FKPT menumbuhkan kesadaran masyarakat di daerah tentang ancaman dan bahaya terorisme dengan berbasis pada kearifan lokal guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai.

"Kami butuh dukungan Pemda dengan tugas-tugas FKPT serta butuh sinergitas," ungkapnya.

FKPT memiliki tugas di bidang agama, perempuan, remaja dan anak. Selain itu, penelitian, Hukum, Humas dan media massa serta Pemuda.

Kegiatan FKPT juga selain dibiayai APBN juga dimungkinkan didukung anggaran APBD. Selama ini masyarakat NTT sudah memberi sumbangsih positif. Semua biasa dilakukan dengan kerja sama.

"FKPT tidak bisa mandiri tetapi butuh sinergitas," ujarnya.

Dukungan kepada FKPT NTT juga datang dari perwakilan BINDA yang hadir pada kesempatan kegiatan FGD tersebut.

Disampaikan bahwa NTT pun ada kelompok radikal yang eksis dan nyata. Karena itu, peran FKPT dibutuhkan untuk memberikan pemahaman.

Kompol Tuti Maryati dari bidang Binmas Polda NTT juga mengapresiasi kehadiran FKPT. Kompol Tuti juga menyoroti soal keberadaan mahasiswa asal Papua yang perlu dirangkul.

"Perlu kerja sama dengan mahasiswa asal Papua," ungkapnya.

Sementara Ketua FKUB NTT, Yuliana Salosso, mengatakan FKUB mendukung penuh keberadaan FKPT. Dirinya berharap FKUB dan FKPT juga bersinergi dalam program-program yang dijalankan.

"Program dari pusat untuk kegiatan kolaborasi dan perlu juga dijelaskan bagaimana mendeteksi kehadiran terorisme di masyarakat," pesannya.

Ketua PWNU NTT, KH. Pua Monto Umbu Nay, yang turut hadir pada kesempatan itu menegaskan kekerasan dan intoleransi menjadi musuh bagi Nahdlatul Ulama (NU).

"Jika ada terorisme di NTT maka NU jadi garda terdepan untuk memberantas," tegasnya.

KH. Pua Monto Umbu Nay juga mendukung kehadiran FKPT NTT karena sangat memberikan dampak positif.

Bambang selaku perwakilan dari Lanud El Tari Kupang mengusulkan agar dibuat pertemuan rutin untuk kolaborasi. Melibatkan TNI-Polri serta Pemda agar mengetahui perkembangan di NTT sekaligus saling memberikan informasi.

Menurutnya, pembentukan FKPT di kabupaten/kota juga perlu dan digelar pertemuan tahunan. Selain itu, pentingnya memanfaatkan media sosial guna mencegah paham terorisme.

Terkait pertemuan rutin dan kolaborasi antar unsur masyarakat juga didukung oleh Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Badam Kesbangpol NTT, Maria Theresia Sius.

Karena, menurut Maria, hal itu penting dalam penanganan terorisme di NTT berjalan bersama dengan pendekatan yang arif dan damai.

Dukungan adanya kolaborasi antar elemen masyarakat dan apresiasi juga datang dari Kementerian Agama NTT, Dinas P3A NTT dan Satgas Densus 88. (r1/gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version