KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- PT PLN (Persero) melalui PLN UP2K Sumba terus berupaya meningkatkan rasio desa berlistrik (RDB) di wilayah Pulau Sumba. Hingga bulan April Tahun 2024 RDB khususnya di Pulau Sumba mencapai 88,7 persen.
Kenaikan nilai RDB ini disumbang oleh beberapa desa yang berhasil menyala. Desa tersebut diantaranya Desa Banggawatu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur; Desa Matawai Katingga, Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur, Desa Holur Kambata dan Desa Umbu Kawolu, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah serta 3 Dusun di Tana Modu, Hamili Ate, dan Padira Tana yang berhasil dinyalakan beberapa waktu yang lalu.
Penambahan kurang lebih 30 kms JTM dan 40 kms JTR dari hasil pembangunan jaringan Listrik desa mendongkrak nilai RDB di Pulau Sumba. Tren positif ini melanjutkan capaian pada tahun 2023 yang dapat menyalakan total 65 lokasi yang terdiri dari 34 Desa dan 31 Dusun di seluruh daratan Pulau Sumba.
Pembangunan yang dilakukan memiliki tantangan-tantangan tersendiri, seperti medan yang terjal menjadi tantangan yang sering ditemukan dalam pembangunan jaringan lisdes ini. Proses mobilisasi material perlu upaya lebih agar sampai tepat waktu. Akan tetapi, semua tantangan tersebut dapat dihadapi dengan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terkait.
Pemerintah Daerah, TNI/Polri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Masyarakat setempat bersama PLN, senantiasa berkolaborasi untuk menyukseskan program listrik desa ini.
"Kami dari PLN berkomitmen menyelesaikan tugas negara untuk listrik dapat masuk ke seluruh Desa/Dusun yang ada di Indonesia khususnya di NTT ini. Kolaborasi bersama ini sangat memberikan semangat kami untuk menerangi seluruh pelosok negeri," ungkap I Gede Agung Sindu Putra, General Manager PLN UIW NTT.
Masyarakat setempat yang merasakan dampak positif dari pembangunan jaringan lisdes ini, Elizabeth Nihi Bulu menyampaikan rasa syukur karena dapat lebih efisien dan fleksibel dalam menjalankan pekerjaannya.
“Sebelum ada listrik kami tidak bisa melanjutkan pekerjaan titik kemiri dan korek jagung pada malam hari, setelah listrik masuk di desa kami pekerjaan dapat dilanjutkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan anak,” ujar Elizabeth.
Masyarakat setempat juga menyampaikan selain membantu para petani mengolah hasil bumi yang diperoleh, adanya listrik yang masuk ke desa desa tersebut juga membantu anak anak yang masih sekolah untuk belajar dimalam hari mempersiapkan materi ketika sekolah di pagi harinya.
A Iman Krismanto, Manager UP2K Sumba menyampaikan bahwa Lokasi Desa/Dusun yang belum berlistrik PLN sekarang ini adalah lokasi yang berada di ujung-ujung yang tingkat kesulitannya lebih besar dari pada lokasi-lokasi sebelumnya.
"PLN UP2K Sumba terus berkomitmen untuk meningkatkan RDB di Pulau Sumba secara bertahap, dengan segala tantangan yang ada. Harapannya seluruh Desa yang ada di Pulau Sumba ini dapat segera dapat menikmati listrik demi kehidupan yang lebih baik," ungkap Iman. (thi/dek)