Rekomendasi Partai Bukan Harga Mati Bagi Balon
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep menugaskan Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma untuk bertarung di pilkada gubernur NTT, November 2024 mendatang.
Penugasan itu ditandai dengan menyerahkan surat tugas langsung oleh putra Presiden Jokowi di kantor DPP PSI di jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Kamis (13/6).
Kaesang Pangarep menunjukkan langkah strategisnya dalam merangkul tokoh-tokoh berpengalaman untuk memperkuat barisan partai.
“Johni Asadoma adalah sosok yang tepat untuk membawa perubahan di NTT. Dengan pengalaman dan integritasnya, kami yakin ia bisa membawa NTT ke arah yang lebih baik,” katanya.
Johni Asadoma, yang memiliki rekam jejak panjang di institusi kepolisian, menyatakan kesiapannya untuk bertarung dalam pilkada NTT.
“Saya merasa terhormat dan siap mengemban amanah ini. Bersama PSI, saya berkomitmen untuk memajukan NTT dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” ujar mantan Kapolda NTT itu usai menerima surat tugas.
Jika dipercayakan masyarakat sebagai gubernur, Johni Asadoma mangatakan, banyak hal yang menjadi prioritasnya seperti peningkatan infrastruktur, pendidikan dan kesejahteraan sosial.
“NTT membutuhkan pemimpin yang bisa mendengarkan dan bekerja keras untuk rakyat. Saya siap untuk itu,” tegas Johni.
Mantan atlet tinju internasional ini juga mengaku dengan bermodalkan enam kursi PSI di DPRD NTT, dirinya terus membangun koordinasi dan komunikasi dengan partai politik lainnya agar bisa berkoalisi.
“Proses pencalonan sejauh ini mendapat respon positif dari partai politik yang sudah dilamar. Tentu ke depan niat baik ini terus dilakukan agar mendapat tambahan partai agar memenuhi syarat dukungan calon yakni 13 kursi,” terangnya.
Tanggapan positif juga datang dari berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya yakni Eli Dopong, pemuda di Kota Kupang. Ia menaruh harapan besar pada Johni Asadoma.
“Kami berharap pak Johni bisa membawa perubahan yang nyata di NTT,” katanya.
Melihat peta politik yang kian memanas, pengamat politik dari Unhum Kupang, Ahmad Atang berpendapat bahwa posisi surat tugas yang diberikan oleh PSI kepada Johni Asadoma statusnya masih sama dengan calon lain yang juga mendapat hal tersebut di partai lain.
Hal ini menunjukkan bahwa rekomendasi partai bukan harga mati bagi bakal calon, tetapi sebagai pintu bagi calon mencari mitra koalisi. Jika tidak mendapatkan koalisi, maka partai akan ambil kembali untuk menghindari partai mati di tangan.
Terhadap peluang mendapat koalisi, kata Ahmad, pengelompokan partai masih bersifat prematur karena belum ada yang benar-benar jadi.
Dikatakan, jika Melki Laka Lena akan menggalang dukungan sesama Koalisi Indonesia Maju sebagaimana format pilpres, namun hingga saat ini Melki telah memiliki modal politik berupa dukungan partai tapi belum ada wakil.
Sedangkan di Nasdem, Petrus Simon Kamlasi mendapat rekomendasi dengan pasangan wakilnya tapi belum ada mitra koalisinya. Sementara di PDIP masih belum jelas format koalisi berikut figur dan pasangan calon.
“Partai kelas menengah ke bawah belum menentukan pilihan politik koalisi maupun figur yang didukung. Secara faktual, kelompok ini akan mengambil peran untuk menaikan politik layang-layang,” pungkasnya. (cr6/ays/dek)