KUALIN, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Tim dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana (Undana), mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Kegiatan ini dilatarbelakangi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Rabies pada tahun 2023 di Pulau Timor NTT yang pertama ditemukan TTS. Kegiatan ini dilakukan juga dalam rangkaian merayakan Dies Natalis Undana ke-62 dan Dies Natalais FKKH ke-3.
Ada 7 Tim Dosen Prodi Pendidikan Dokter FKKH Undana yang melakukan kegiatan di Lokasi Puskesmas Kualin, SD Kualin, SMA Kualin, dan di Gereja GMIT Kualin.
Salah satu kegiatan pengabdian masyarakat di Puskesmas yaitu Kegiatan Pembentukan Kader Siaga Rabies (Kasira) dengan Ketua Tim, dr. Kartini Lidia, M.Sc.
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi eliminasi one health Rabies yakni berupa peningkatan kesadaran Masyarakat dalam bentuk KIE mengenai bahaya rabies, peningkatan kesadaran dan praktik manajemen tatalaksana kasus gigitan terpadu, serta pencegahan dan pertolongan pertama pada gigitan Hewan Penular Rabies (HPR).
Tiga tugas utama Kasira yakni, pertama secara berkala melakukan edukasi/penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang belum mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pertolongan pertama pada gigitan hewan penular rabies, memotivasi warga pemilik anjing untuk membawa anjing dan HPR lainnya untuk mendapat vaksinasi Rabies.
Kedua, berkoordinasi dengan pihak Puskesmas terkait pertolongan pertama pada gigitan hewan penular rabies, dan ketiga membantu warga dalam pelaporan setiap kejadian gigitan kepada Dinas Perternakan terkait serta memotivasi warga untuk mengikat dan mengkandangkan anjing hewan peliharaannya.
Dengan adanya pembentukan Kasira ini, diharapkan dapat membantu pengendalian penyakit Rabies di Desa Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen prodi pendidikan dokter yaitu dr. Kartini Lidia M.Sc, Dr. Magdarita Riwu, M.Si.,Apt., Dr. dr. Dwita Anastasia Deo, M.Sc, dan Dr. dr. Christina O. Lada, M.Gizi. Tim dosen ini dibantu mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FKKH.
Kegiatan ini bertempat di Aula Puskesmas Kualin, dan tim pengabdian diterima dengan baik oleh Kepala Puskesmas Kualin, Yolvie M. Kitu, S.Keb.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, dr. Kartini Lidia selain memberi sambutan juga memberi materi bersama Kepala Puskesmas Yolvie M. Kitu, S.Keb. Dalam paparannya, dr. Kartini menjelaskan tentang apa itu rabies dan bagaimana gejala dari rabies itu sendiri. Para Kader Kasira begitu antusias mengikuti paparan ini. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait tugas mereka nantinya sebagai Kasira pada sesi tanya jawab.
"Jadi kita harus waspada kalau ada yang sudah punya kontak dengan hewan penular rabies, yaitu melalui gigitan, jilatan, dan cakaran maka segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir. Lalu bawa ke puskesmas dan anjing penggigit diikat/dikandangkan untuk diamati apakah bergejala rabies/mati dalam kurun waktu 14 hari sampai sebulan," katanya.
Lebih lanjut, dr. Kartini juga menjelaskan terkait bagaimana gejala dari pasien yang terkena rabies dan juga bagaimana langkah selanjutnya ketika terkena gigitan.
"Kalau misalnya bapa ibu lihat, ada yang sudah takut cahaya, takut air, takut udara/angin, ditambah punya riwayat gigitan dengan hewan penular rabies yang anjingnya pun mati beberapa hari setelah menggigit, maka orang itu dapat dipastikan positif terkena rabies," tambahnya.
Dalam kegiatan ini juga, dr. Kartini menjelaskan tentang bagaimana ketika pasien pertama kali terkena gigitan dimana luka gigitan harus dicuci dengan sabun di bawah air mengalir selama 15 menit yang kemudian segera bawa ke puskesmas terdekat guna mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).
Dokter Kartini mengharapkan para kader mampu untuk aktif dan kolaboratif dalam menangani kasus rabies di Kecamatan Kualin. Penanganan terkait permasalahan rabies ini harus di selesaikan, dimulai dari para kader yang secara aktif menjelaskan terkait bagaimana rabies, vaksinasi semua HPR, penanganan hewan peliharaan dimana hewan harus diikat atau dikandangkan. Selain itu, harus tanggap dan sigap untuk segera melaporkan dan membawa korban yang digigit anjing ke Puskesmas dan laporkan ke Dinas Peternakan.
"Bapak ibu harus banyak omong terkait ini, kalau misalnya bapak ibu tidak banyak omong, maka sia-sia saja pembentukan kader ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kualin, Yolvie M. Kitu, S.Keb dalam paparannya menjelaskan bagaimana kondisi kasus rabies di wilayahnya. Yolvie juga menjelaskan terkait alur pelaporan surveilans rabies di Puskesmas Kualin, bagaimana ketersediaan VAR dan SAR.
"Ketersediaan VAR dan SAR amat sangat terbatas di puskesmas ini, tapi kami selalu mengupayakan, karena vaksinnya juga terbatas di kabupaten/kota, tapi koordinasi terhadap hal ini bisa cepat," imbuhnya.
Pada akhir pelatihan ini, juga dibagikan Sertifikat Pelatihan serta Buku Saku KASIRA untuk 19 orang Kader Siaga Rabies yang sudah dibentuk dan dilatih untuk menjadi pegangan bagi para kader dalam melakukan tugasnya sebagai KASIRA di Kecamatan Kualin.
Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilakukan sehingga dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi wabah Rabies yang sedang menyebar di Pulau Timor NTT.
Adapun mahasiswa prodi kedokteran yang mengikuti kegiatan pengabdian ini adalah Veronika Florida Fiani, Gilbert Pieter Devendy Turuk, Alexandra Radja Wadu, Venessa Christy Laukapitang, Easter Lumban Gaol, Marselina Bellanita Reda, Rainerius Alberto Fallo, Karmelia Eleonora P. B. Tokan, Irenne Sovia Lestari Suban, dan Putu Devina A. Vikanaswari.
Sedangkan para kader yang mengikuti pelatihan adalah Yosis Tuka, Lefernia Ibet, Yanti bani, Olifa Lopo, Markus Baineo, Maksi Liunokas, Apriance Boimau, Reti Kase, Yetti ani Lete, Yanne Boiman, Adriana Selan, Erlina Kause, Simon Sabuna, Albert Nuban, Jermi Tanco, Alfonei Neolaka, Frengki Nabuname, Yuliana Penua, dan Lebeina Leosae. (Cr1/aln)