Abaikan Perintah Allah SWT Dianggap Sampah di Akhirat

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX SALAT. Ribuan umat muslim sedang mengikuti salat Ied di lapangan Ricky Sitohang Mapolda NTT, Senin (17/6).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Umat muslim kembali merayakan hari raya Idul Adha 1445 H/2024 M. Hari raya terbesar kedua setelah Idul Fitri ini turut dirayakan umat muslim di Kota Kupang dengan mengadakan salat Ied dan penyembelihan hewan kurban.

Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kota Kupang menetapkan 11 lokasi pelaksanaan salat Ied. Salah satunya lapangan Ricky Sitohang Mapolda NTT. Ustad Qoimuddin Besa Hasan bertindak sebagai imam, Khotib Ustad Nur Salim Al-Hafizh dan Ustad Abdullah Baso selaku Bilal.

Umat muslim mulai memadati lapangan tersebut sejak pukul 05.00. Para panitia juga bersiaga menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan salat Ied.

Salat Idul Adha kali ini Ustad Nur Salim Al-Hafizh dalam ceramahnya mengajak umat muslim untuk terus meningkatkan doa dan berkurban kepada Allah SWT.

Ia mengisahkan bahwa Nabi Ibrahim usai menikah tidak dikaruniai anak. Berpuluh-puluh tahun ia harus menanti. Buah kesabaran dan doa serta kesetiaannya kepada Allah SWT akhirnya dikaruniai anak.

“Kurang lebih 80 tahun Nabi Ibrahim harus menunggu. Kesetiaannya kepada Tuhan akhirnya dikaruniai anak,” katanya.

Ujian kepada Nabi Ibrahim tak sampai di situ. Anaknya Ismail yang dinantikan sejak lama malah diperintahkan untuk di kurban kepada Allah.

“Ujian ini tentu sangat berat bagi kita. Karena apa yang kita nantikan sejak lama malah di minta untuk disembelih. Namun lagi-lagi kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah, Nabi Ibrahim pun rela menyembelih anak Ismail,” ungkapnya.

Melihat kesetian Ibrahim, Allah kemudian menggantikan dengan domba. Keturunan Ibrahim kemudian menjadi kekasih Allah terakhir yang menjadi bimbangan para nabi dan rasul.

Kisah Ibrahim ini menunjukkan bahwa orang yang berkorban untuk agama, maka akan dimulaikan Allah. Buktinya kambing dan domba selalu diberkati walaupun terus dikorbankan, namun jumlah terus meningkat.

“Di mana-mana ada kambing dan sapi. Padahal dulu hewan ini menjadi makanan harimau dan singa. Jika hari-hari dimakan tentunya jumlah semakin menurun lalu jumlah harimau dan singa mestinya lebih banyak. Tetapi karena kambing dan sapi dikurbankan untuk Allah SWT, maka jumlahnya semakin bertambah,” ujarnya.

Untuk itu, kata Ustad Nur Salim Al-Hafizh, jika ingin harta banyak, berkah bertambah, maka perbanyak kurban kepada agama Allah.

“Allah SWT berjanji akan melimpahkan berkah dan harta kita sebagaimana kenyataannya Ibrahim yang diberkati Allah,” ungkapnya.

Ia mengatakan, semoga di hari raya Idul Adha kali ini umat Allah diberikan rezeki yang berlimpah untuk dikurbankan dan menerima pengorbanan diri.

Ustad Nur Salim juga mengajak umat untuk merefleksikan diri. Ia mengatakan bahwa hewan kurban memiliki harga yang fantastis. Dibandingkan dengan manusia, manusia tak memiliki harga. Sebab harga manusia ada di surga.

“Allah akan memberikan harga mahal kepada orang yang taat, setia dengan agama Allah. Sedangkan yang tidak beriman, yang tidak menghargai perintah Allah tidak ada nilainya dan dianggap sampah lalu dibakar di neraka. Untuk itu kita harus mengukur diri sendiri,” pesannya. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan