Dosen Prodi Pendidikan Dokter Undana Beri Pelatihan BHD di SMAN Kualin

  • Bagikan
PELATIHAN. Tim Dosen Prodi Pendidikan Dokter FKKH Undana memberi pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada para siswa SMAN Kualin, TTS, Jumat (14/6). (FOTO: ISTIMEWA)

KUALIN, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Tim Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH), Universitas Nusa Cendana (Undana) melakukan pengabdian masyarakat di Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Dalam kesempatan itu, para dosen membagikan pengetahuan dan memberikan pelatihan pemberian bantuan hidup dasar (BHD) sebagai pertolongan pertama pada korban yang tidak sadar dan korban tersedak untuk masyarakat awam. Bantuan ini dikhususkan bagi para siswa dan civitas akademika SMA Negeri Kualin, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/6).

Pertolongan pertama pada kondisi kegawatdaruratan merupakan hal yang sangat penting diketahui dan mampu untuk dilakukan oleh siapapun, bukan hanya tenaga medis tetapi juga orang awam.

Hal ini karena kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi kapan saja, di mana saja dan bisa terjadi kepada siapa saja dan banyak terjadi di luar lingkungan rumah sakit atau tempat fasilitas kesehatan.

Pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan dapat meningkatkan peluang korban yang mengalami kondisi gawat darurat untuk bisa diselamatkan. Untuk itu perlu adanya penyuluhan dan pelatihan keterampilan kepada masyarakat awam dalam memberikan pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat.

Program penyuluhan dan pelatihan BHD untuk masyarakat awan ini secara rutin telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2019 di beberapa komunitas masyarakat dan di sekolah-sekolah di Kota/Kabupaten Kupang.

Untuk tahun 2024 ini, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SMA Negeri Kualin, Kabupaten TTS, NTT. Kegiatan ini dilakukan juga dalam rangkaian merayakan Dies Natalis Undana ke-62 dan Dies Natalis FKKH Undana ke-3.

SAMBUTAN. Kepala SMAN Kualin TTS, Weyanus Beti, S.Pd meberi sambutan dalam kegiatan pengabdian masyarakat Tim Dosen Prodi Pendidikan Dokter FKKH Undana, Jumat (14/6). (FOTO: ISTIMEWA)

Kepala SMA Negeri Kualin, Weyanus Beti, S.Pd dalam sambutannya menyambut baik dan antusias dengan kegiatan ini, karena sampai saat ini di SMA Negeri Kualin belum pernah terpapar kegiatan pelatihan seperti ini. "Kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan," harap Weyanus.

Kegiatan ini diikuti oleh 70 orang siswa-siswi kelas X, XI, dan guru-guru SMA Negeri Kualin. Tim Pengabdian Masyarakat dari Prodi Pendidikan Dokter FKKH Undana diketuai oleh dr. I Made Artawan, M.Biomed., Sp.An, dengan tiga orang dosen Prodi Pendidikan Dokter FKKH Undana sebagai anggota, yaitu dr. Su Djie To Rante, M.Biomed., Sp.OT (K) Hip&Knee, dr. Kristian Ratu, Sp.OG, dr. Arley Sadra Telussa, Sp.U.

Tim Dosen ini juga dibantu dua orang staf tenaga kependidikan, yakni Almira G. Katipana, S.Kep., Ners., dan Ronald Parikas, Amd.Kep. Selain dosen dan staf kependidikan, ada juga lima mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FKKH Undana yang juga ikut dalam tim pengabdian masyarakat tersebut. Kelima mahasiswa itu, antara lain, Katharina Tri Kurnia Kur, Eurickho Petranick Soge, Yessy Osinami Tiran, Kevin Anthony Julian Sunyoto, dan Cynthia Benedikta Jumba.

Pada pelatihan ini para siswa dan civitas akademika SMA Negeri Kualin diajarkan praktik langsung pada manekin bagaimana memberikan pertolongan pertama pada korban tidak sadar.
"Langkah yang diajarkan bila menemukan korban/orang yang tidak sadar maka yang pertama dilakukan adalah 3A, yaitu memastikan lingkungan aman, kita sebagai penolong aman dan korban dibawa ke tempat aman, dengan alas datar dan keras. Selanjutnya cek kesadaran korban dengan cara memanggil, bila tidak berespons, maka diberikan rangsang nyeri dengan cara memencet kuku jarinya," jelas dr. I Made Artawan.

Bila tidak merespons, lanjutnya, berarti korban benar-benar tidak sadar, selanjutnya berteriak meminta bantuan. Selanjutnya mengecek apakah korban bernafas dengan melihat pergerakan dadanya dan meraba denyut nadi di bagian leher.

Apabila korban tidak bernafas dan tidak teraba denyutan nadi di leher segera melakukan pijat jantung luar sebanyak 30 kali dan pemberian nafas bantuan sebanyak 2 kali bila ada alat pompa nafas. Untuk keamanan penolong tidak diperbolehkan untuk memberikan nafas bantuan dari mulut ke mulut langsung untuk menghindari penularan penyakit. Bila tidak mempunyai alat pompa nafas maka cukup dilakukan pijat jantung luar.

Selain mengajarkan keterampilan pemberikan pijat jantung luar dan nafas bantuan, para siswa dan civitas akademika SMA Negeri Kualin juga diajarkan bagaimana mengenali dan memberikan pertolongan pertama pada orang yang jalan nafasnya tersumbat karena tersedak.

Pada anak-anak sekolah, kasus tersedak yang menyebabkan sumbatan jalan nafas ini sering terjadi. Contohnya saat makan cilok atau bakso kemudian dikejutkan oleh temannya sehingga bisa terjadi tersedak yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Pada kegiatan ini juga dibagikan pamflet dan poster tentang bagaimana melakukan pemberian BHD pada korban tidak sadar dan korban tersedak yang dipasang pada dinding-dinding kelas.

I Made Artawan berharap, setelah kegiatan ini, para siswa dan civitas akademika SMA Negeri Kualin yang mengikuti pelatihan ini dapat menularkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan BHD kepada teman-temannya yang lain di lingkungan sekolah, maupun orang-orang di rumahnya dan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

"Kami berharap, yang sudah mengikuti pelatihan ini dapat menjadi komponen pertama dalam rantai keselamatan korban tidak sadar dengan memberikan pertolongan cepat dan tepat sebelum bantuan dari tim medis terlatih dating," harapnya. (Cr1/aln)

  • Bagikan