ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Camat Ende Selatan, Daud Laba mengatakan, terdapat 34 balita di Kecamatan Ende Selatan mengalami gizi buruk. Selain itu, terdapat 117 balita kekurangan gizi.
Hal ini disampaikan Daud Laba saat kick off intervensi serentak pencegahan stunting dan gerakan aktifkan posyandu dan launching kekuatan si tiga batu tungku di halaman Gereja Kuasi St Donatus Boanawa Kelurahan Tetandara Kecamatan Ende Selatan, Kamis (20/6).
Launching kekuatan si tiga batu tungku dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi tahun 2024 dan juga penanganan stunting.
Menurut Daud, masalah yang dihadapi diwilayah yang dia pimpin karena masyarakat sasaran kurang mengunjungi posyandu. Penyebab dari semua itu karena kurangnya pemahaman orang tua sasaran tentang pentingnya posyandu.
"Orang tua berpikir hanya datang timbang berat badan, ukur lingkar kepala anak saja. Sebenarnya itu adalah cara untuk menilai status gizi pada bayi-bayi," kata Daud.
Selain itu, permasalahan lain, peran serta ketua RW dan RT, tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk membantu menggerakkan sasaran ke posyandu masih kurang.
Posyandu oleh masyarakat sasaran dirasa kurang menarik karena mungkin mereka berpikir sasaran datang hanya untuk mengukur berat badan dan panjang badan.
Dia menyebutkan, tingginya aktivitas orang tua yang bekerja dari pagi hingga malam hari sehingga menyebabkan tidak sempat mengantar bayi-bayi mereka ke posyandu.
Dikatakan, data balita yang kurang gizi di wilayah Kecamatan Ende Selatan sebanyak 117, telah dilakukan intervensi dengan memeriksa konseling PMBA dan sebagiannya taburia.
Sementara balita gizi buruk sebanyak 34 sudah dilakukan pemberian formula 100.
Untuk balita stunting jelas Daud, ada 45 anak dan intervensi yang sudah dilakukan adalah konseling PMBA tinggi protein hewani.
Dia mengatakan, terkait dengan data bumil KEK sebanyak 28 orang dengan intervensi yang telah dilakukan adalah konseling. Untuk data calon pengantin pada bulan Juni 2024 lanjut dia sebanyak delapan pasang, di mana empat pasang calon pengantin Islam dan empat pasang pengantin Katolik.
"Kepada pasangan calon pengantin dalam persiapan diberi pembinaan terkait kesehatan keluarga termasuk didalamnya tentang stunting, kesehatan reproduksi dan lainnya oleh KUA ataupun dari paroki," katanya.
Dia juga melaporkan terkait kematian neonatus, di mana di Kecamatan Ende Selatan terdapat dua orang dikarenakan asfikasi (distress pernafasan). Sementara data IUFD sebanyak tiga orang karena hipertensi dalam kehamilan. Dan terakhir pada bulan Juni kata dia, ada satu janin diduga karena distress, di mana janin diduga karena meminum ramuan.
Untuk mencegah kematian ibu dan bayi, kata Daud, Puskesmas Rukun Lima telah melakukan rakor bersama perangkat kelurahan dan masyarakat terkait perencanaan kehamilan dan pencegahan komplikasi (P4K) termasuk ibu hamil risiko tinggi.
"Hasil rakor sebagai tindak lanjut semua RT di lima kelurahan se-Kecamatan Ende Selatan menjadi koordinator jejaring transportasi dan jejaring darah," sebutnya.
Sementara terkait dengan jam pelayanan loket khusus ibu hamil ditambah 30 menit dari pukul 11.00 menjadi pukul 11.30. Untuk para ibu hamil yang tidak melahirkan bayinya di fasilitas kesehatan, tidak akan diberikan suket kelahiran oleh pihak puskesmas dan kelurahan.
"Diharapkan dalam kegiatan pembinaan calon pengantin di KUA maupun paroki hendaknya melibatkan petugas kesehatan dari puskesmas untuk memberikan informasi kesehatan," jelas dia.
Selain itu, hasil rakor juga memutuskan agar dalam memperoleh data sasaran ibu hamil, bayi, balita, yang valid, maka pihak puskesmas harus melakukan sinkronisasi daya dengan pihak kelurahan, RT dan kader posyandu.
Daud juga melaporkan tentang jumlah posyandu yang ada di wilayah Kecamatan Ende Selatan yakni sebanyak 35 posyandu, tersebar di lima kelurahan. Dia merincikan, Kelurahan Tetandara sebanyak 13 posyandu, Rukun Lima tujuh posyandu, Mbongawani empat posyandu, Paupanda lima posyandu dan Kelurahan Tanjung enam posyandu.
"Untuk posyandu integrasi layanan primer (ILP) lokasinya di Kelurahan Tetandara, di mana dari 13 posyandu, yang aktif cuma lima posyandu," ujarnya.
Disebutkan, untuk 35 posyandu yang ada di Kecamatan Ende Selatan, setiap posyandu sudah dilengkapi dengan antropometri KIT sesuai standar dengan jumlah kader 175 dan dengan jumlah balita 1.602.
Sementara, persentase kunjungan posyandu bayi dan balita dalam tiga bulan terakhir yakni bukan Maret 61,2 persen, bulan April 57,5 persen dan bulan Mei 56,8 persen dengan rata-rata kunjungan 58,5 persen. (kr4/ays/dek)