KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Kupang meluncurkan inovasi terbaru untuk meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah dengan memperkenalkan Kantin Literasi pada Sabtu (15/6).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Ambo, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang dengan menggunting pita serta Pentas Seni yang ditampilkan siswa-siswi SMPN 6.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Ambo, menyatakan dukungannya terhadap inovasi Kantin Literasi ini.
"Namanya kantin literasi ini menurut saya adalah sebuah kerja inovasi. Inovasi dari teman-teman di SMP Negeri Anam ini. Kami dari dinas sangat memberi proviciat terhadap sebuah inovasi ini," kata Ambo.
Ambo menambahkan bahwa inovasi ini dapat memberikan dukungan kepada anak-anak yang memiliki masalah dalam literasi.
"Setelah kita mendengar dan memahami apa tujuan dari kantin ini, kantin literasi ini ternyata menarik. Bahwa memberi support kepada anak-anak yang selama ini mungkin ada bermasalah dengan literasi, mungkin dengan kantin ini, dengan adanya reward-nya, ya mungkin itu akan menambah berkembangnya literasi di SMP Negeri Anam," jelas Ambo.
Untuk ke depan, Ambo menyatakan bahwa pihak dinas akan melakukan evaluasi terhadap program ini dan mempertimbangkan untuk menerapkannya di sekolah lain.
"Ke depan saya pikir ini pasti akan kita bersama-sama, sekolah dengan dinas akan melakukan evaluasi. Kalau memang ini nanti setelah dievaluasi berjalan bagus, ya kita akan menginstruksikan sekolah-sekolah lain juga untuk membuat kantin literasi," pungkas Ambo.
Kepala SMPN 6 Kupang, A. Beny Mauko, menjelaskan pentingnya peningkatan literasi dan numerasi di tingkat nasional.
"Di Nasional kita ini kan soal literasi dan numerasi, bahwa literasi dan numerasi kita masih rendah. Tapi spesifik untuk SMP Negeri 6 Kupang, berdasarkan hasil SMP Nasional, literasi dan numerasi kita sudah bagus," kata Beny Mauko.
Beny menambahkan bahwa SMPN 6 Kupang telah menerima apresiasi dari Kemendikbud atas peningkatan ini, dengan diberikan dana BOS Kinerja tahun ini. Namun, Beny juga mengakui tantangan untuk mempertahankan capaian tersebut.
"Mempertahankan itu tentu susah. Karena itu kita bergumul untuk bagaimana ada upaya mempertahankan capaian literasi dan numerasi kita. Maka saya berpikir bahwa harus mengeluarkan sebuah program inovatif," ujarnya.
Menurut Beny, pengembangan literasi dan numerasi di sekolah harus dilakukan dengan cara yang inovatif agar dapat merangsang partisipasi siswa.
"Kalau kita kembangkan literasi dan numerasi di sekolah itu dengan biasa-biasa saja, tentu tingkat partisipasi keterlibatan anak juga agak minim. Sehingga perlu ada terobosan inovatif yang bisa merangsang semua warga sekolah. Maka lahirlah kantin literasi ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Beny menjelaskan bahwa Kantin Literasi memungkinkan siswa untuk berbelanja menggunakan hasil karya mereka tanpa menggunakan uang.
"Dengan kantin literasi ini, saya rasa anak-anak berbelanja hanya menggunakan hasil karya tanpa menggunakan uang. Untuk berbelanja baik artikel maupun makanan dan minuman sehat. Pikiran saya itu bisa menstimulasi semangat anak," kata Beny.
Beny juga menyebut bahwa program ini akan terus dikembangkan, termasuk dalam hal penyediaan bahan bacaan dan numerasi.
"Ke depan pasti akan kita kembangkan menjadi literasi-numerasi. Karena memang kita masih kekurangan dalam hal bahan-bahan bacaan dan numerasi. Sehingga kita baru hari ini pakai nama literasi," tambahnya.
Sekolah ini juga menjadi sasaran program gerakan sekolah sehat dari Kemendikbud, sehingga sajian makanan di kantin literasi adalah makanan sehat. "Kebetulan sekolah ini juga menjadi sekolah sasaran gerakan sekolah sehat ke Mendikbud. Sehingga sajian makanan kita pasti yang sehat," ujar Beny. (cr3/thi/dek)