Wujudkan Net Zero Emission dengan Pertamax Green 95

  • Bagikan
FENTI ANIN/TIMEX MENJELASKAN. Manager Media dan Stakeholder Management, Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari memberikan materi di Malang, Jumat (14/6)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pertamina Patra Niaga terus berupaya untuk mewujudkan net zero emission dengan Pertamax Green 95, yang merupakan bagian dari upaya Pertamina untuk menyediakan bioetanol.

Manager Media dan Stakeholder Management, Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan,
dengan kondisi saat ini, energi fosil (fossil fuel) yang terus menurun dengan cadangan baru yang masih minim, dan jika kondisi ini terus terjadi, maka dikhawatirkan dalam kurun waktu 7 sampai 10 tahun ke depan, diklaim penurunan ini akan terus terjadi.

"Dan kalau kita tidak siap dengan energi alternatif maka akan terjadi kekurangan energi untuk masyarakat. Jadi energi, energi listrik, dan lainnya sementara digodok," jelasnya di Malang, Jumat (14/6).

Dia juga tidak menampik bahwa di Indonesia, selalu ramai ketika ada hal baru yang dijalankan, misalnya saat diluncurkan Pertamax Green 95, masyarakat langsung ramai karana menganggap bahwa Pertalite akan digantikan dengan Pertamax Green 95.

"Pada hal sebenarnya Pertalite tetap ada, karena Pertalite disubsidi oleh pemerintah, yang bisa menghapus dan menghentikan hanya pemerintah," terangnya.

Dia bercerita bahwa beberapa waktu lalu terjadi kasus dimana ada salah satu SPBU di Jakarta, yang menjual Pertamax Green 95, karena pengusaha ini sangat konsen dengan lingkungan, pada akhirnya di SPBU tersebut hanya menjual Pertamax Green 95 dan tidak ada pertalite.

"Hal ini yang kemudian memicu adanya isu bahwa Pertalite sudah dihapuskan dan digantikan dengan Pertamax Green 95, padahal sebenarnya Pertalite tetap ada di SPBU lain," ungkapnya.

Selain itu, Heppy juga menjelaskan tentang upaya Pertamina melakukan pendataan agar BBM subsidi lebih tepat sasaran.

"Dengan adanya pendataan yang dilakukan, diharapkan pemerintah pun bisa memiliki data dengan subsidi yang tepat, dan Perpres 191 yang mengatur tengang subsidi BBM bisa digodok," jelasnya.

Untuk mendorong itu, kata Heppy, Pertamina melakukan pendataan secara cermat di lapangan, sehingga pemerintah pun bisa mendapatkan data yang sesuai, ager subsidi yang diberikan pun tepat sasaran, mengingat kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi ini terus menurun. (thi/dek)

  • Bagikan