KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Tim Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, menggelar sosialisasi anak sehat bebas rabies bertema "IbM Peningkatan Kesadaran Bahaya Rabies bagi Siswa/i SD dan Swamedikasi Pemberian Antiseptik di Desa Kualin, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Jumat (14/6).
Kegiatan ini merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada Masyarakat dengan melibatkan mahasiswa yang rutin dilakukan minimal sekali dalam setahun.
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan berdekatan dengan Dies Natalis ke-3 FKKH Undana ini berlokasi di SD Kualin, diikuti oleh 35 orang murid kelas 3, 4, dan 5 serta beberapa guru pendamping.
"Aktivitas yang kami lakukan adalah pemeriksaan kesehatan, bermain sambil belajar menjadi dokter cilik, dan sosialisasi bahaya rabies," ungkap Ketua Tim Dosen, dr. Herman P. L. Wungouw, Sp.Rad, usai kegiatan, Jumat (14/6). Selain dr. Herman, tim ini juga beranggotakan Prisca D. Pakan, S.Si., M.Sc.Stud., Apt., Anita Lidesna Shinta Amat, S.Farm., M.Si., Apt., dan Hengky Lakinau, S.Sos. Turut mendampingi enam orang mahasiswa Kedokteran Umum FKKH Undana.
Identifikasi terkait hewan yang terkena rabies merupakan hal yang sangat penting diketahui oleh siapapun. Hal ini karena rabies dapat terjadi pada siapapun yang terkena gigitan hewan rabies.
Dengan mengetahui ciri-ciri hewan yang terkena rabies dapat menghindari seseorang dari hewan tersebut sehingga rabies tidak akan terjadi pada siapapun. Untuk itu perlu adanya sosialisasi terutama kepada anak-anak yang lebih sering kontak dengan hewan peliharaan untuk menghindari terjadinya rabies.
"Pada kegiatan ini anak-anak dan guru terlibat antusias dengan kegiatan yang kami bawa. Tujuan kami adalah memperkenalkan profesi dokter dengan melakukan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah, kemudian dilanjutkan dengan praktik cuci tangan yang baik dan benar, melakukan eksperimen sederhana terkait pentingnya mencuci tangan dengan sabun, penggunaan antiseptik sebagai pencegahan infeksi, dan terakhir ditutup oleh sosialisasi terkait rabies," kata dr. Herman.
Diharapkan setelah kegiatan ini para siswa-siswi di SD Kualin dapat menerapkan cuci tangan yang baik dan benar dan juga mengetahui informasi tentang rabies dengan baik sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya rabies dan berbagai penyakit akibat tidak mencuci tangan dengan baik dan benar. (Cr1/aln)