Tekan Stunting Dengan Gerakan Aktifkan Posyandu

  • Bagikan
ALEX SEKO/TIMEX KUNJUNGI POSYANDU. Kadis Kesehatan Kabupaten Ende, Aries Dwi Lestari saat mengunjungi posyandu, Jumat (21/6).

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Stunting merupakan masalah bersama dan bukan hanya pada sektor kesehatan. Untuk menurunkan angka stunting, pemantauan pertumbuhan bayi dan balita, ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja, usia produktif dan lansia wajib dilaksanakan setiap bulan sebagai upaya deteksi dini permasalahan kesehatannya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Aries Dwi Lestari di Puskesmas Rewarangga, Jumat (21/6) menyebutkan, gerakan tersebut sudah sesuai dengan program Kementerian Kesehatan melalui transformasi di bidang kesehatan.

Aries mengatakan, gerakan tersebut bertujuan mempercepat penurunan stunting yang dilaksanakan di posyandu dengan sasaran sesuai siklus kehidupan.

"Ini merupakan langkah awal dalam rangka mendeteksi risiko stunting serta memberikan penanganan dini jika  ditemukan sesegera mungkin dapat meminimalkan," katanya.

Penanganan dini dilakukan, dapat juga  meminimalkan kasus gizi buruk, gizi kurang, stunting, ibu hamil dan catin, KEK serta anemia pencegahan dini penyakit tidak menular pada usia produktif serta lanjut usia.

Terkait dengan gerakan aktifkan posyandu, Aries mengatakan, kegiatan gerakan aktifkan posyandu untuk mencegah stunting dan gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi melibatkan seluruh komponen masyarakat.

"Termasuk di dalamnya unsur pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat atau dalam istilahnya tiga batu tungku," kata Aries.

Sementara itu, berkaitan dengan prevalensi stunting Februari 2024, Aries menjelaskan, sebesar 8,2 persen atau sebanyak 1.448 kasus. Khusus di Kecamatan Ende Timur, prevalensi stunting mengalami peningkatan dari 33 balita stunting tahun 2023, naik menjadi 66 balita stunting tahun 2024.

Dikatakan, pada tahun 2024 hingga sekarang tidak ada kasus kematian ibu, sementara untuk kematian bayi ada kasus.

"Untuk kasus kematian ibu dan anak tahun 2024, kematian ibu sampai saat ini tidak ada dan kematian bayi sebanyak 12 kasus. Dan untuk Kecamatan Ende Timur sampai bulan ini belum ada kasus kematian bayi," jelas Aries.

Dikatakan, transformasi layanan primer melalui kegiatan posyandu siklus hidup mulai dari ibu hamil, bersalin dan nifas, bayi balita, usia pra sekolah, remaja, usia produktif dan lanjut usia sebagai upaya preventif dan promotif.

"Untuk itu kami sangat mengharapkan kerja sama lintas sektor untuk terus bersama-sama mengawal integrasi layanan primer sebagai upaya preventif dan promotif, sehingga tidak lagi ada ibu hamil, bayi balita, remaja, usia produktif dan lansia yang tidak terpantau oleh tenaga kesehatan," ujar Aries.

Dia menjelaskan tentang sarana dan prasarana ILP, di mana pada tahun 2023 melalui DAK fisik dan DAU GS telah memenuhi sarana prasarana penunjang ILP berupa USG untuk 26 puskesmas, antropometri kit untuk 670 posyandu, posbindu kit untuk 25 puskesmas serta infant warmer untuk 17 puskesmas.

Selain itu, alkes untuk 15 pustu serta rehab 14 pustu. Sementara, Puskesmas Rewarangga pada tahun 2024 menerima satu paket pengadaan alkes pustu lokoboko. (kr4/ays/dek)

  • Bagikan