WCD NTT Bersih Pantai Batu Nona,Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

  • Bagikan
EFRENDI NABEN/TIMEX PUNGUT SAMPAH. Suasana kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Batu Nona dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digelar oleh Word Cleanup Day NTT, Sabtu (22/6)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Word Cleanup Day (WCD) NTT melaksanakan kegiatan pembersihan di Pantai Batu Nona. Kegiatan pungut sampah ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Sabtu (22/6). Kegiatan ini melibatkan berbagai komunitas lokal dan relawan yang bersama-sama mengumpulkan sampah yang berserakan di pantai tersebut.

Norbet U. K. Laki Pali selaku Leader Word Cleanup Day NTT menyatakan bahwa sebanyak 30 kantong plastik berhasil dikumpulkan selama kegiatan itu. Kegiatan ini juga, katanya, didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang yang membantu pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Sampah tersebut kami bagi menjadi tiga kategori yakni sampah plastik, sampah botol dan sampah lainnya seperti kain dan sepatu," ujarnya.

Norbet menjelaskan bahwa kegiatan bersih-bersih pantai itu merupakan cara bagi generasi muda untuk merefleksikan pentingnya menjaga lingkungan. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

"Ini adalah satu poin yang sangat baik bagi anak muda untuk berefleksi. Tentu dengan aksi-aksi nyata, kita langsung turun dan laksanakan clean-up," katanya.

Acara ini mengundang berbagai komunitas, meskipun tidak semua bisa hadir karena banyak yang sedang libur.

"Kami mengundang hampir 14 komunitas, seperti Mapala UCB, Donasi Sampah, Acapella Project, Sahabat Bumi, Katong dan Bumi Flobamora, serta banyak teman-teman volunteering yang mendaftar melalui link yang kami bagikan," tambah Norbet.

Selama kegiatan bersih-bersih ini, sampah yang dikumpulkan dikategorikan menjadi tiga jenis yakni sampah plastik, botol dan sampah lainnya. Untuk sementara, lanjutnya, sampah yang baru dipungut dibagi dalam tiga kategori. Ada sampah plastik seperti kantong kresek, sampah botol seperti botol dan gelas air mineral, serta sampah lainnya seperti kain dan sepatu.

Kolaborasi dengan DLHK Kota Kupang sangat membantu dalam pengangkutan sampah. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan sampah yang dikumpulkan tidak kembali mencemari lingkungan.

"Mereka selalu mendukung kami dengan menyediakan kendaraan untuk mengangkut sampah ke TPA," kata Norbet.

Norbet juga menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

"Harapan kami di memperingati Hari Lingkungan Hidup ini adalah agar kita semua merefleksikan apakah kita hanya berdiam diri atau harus melakukan aksi. Kami berharap banyak teman-teman yang berhadir, ketika mereka terbina langsung ke lapangan, mereka bisa merasakan pentingnya memilah sampah," tuturnya.

Ia mengingatkan warga yang sering berkunjung ke pantai untuk selalu membawa pulang sampah mereka dan memilahnya di rumah. Jangan lupa sampah-sampahnya harus dibawa pulang, dipilah di rumah masing-masing.

"Di Kota Kupang, kita sudah punya beberapa bank sampah di mana sampah yang dipilah akan dibeli, jadi kita bisa menabung di sana," ujarnya.

Sonya Leoni Selan dari Komunitas Green Leadership Indonesia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan serta pencemaran air, udara, dan tanah. Ia menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Pertamanya saya prihatin dengan keadaan sampah di sini. Sangat merusak lingkungan, berserakan di mana-mana. Jadi, bisa saja tercemar oleh air, udara, dan tanah. Namun, semangat dari teman-teman di sini juga sangat luar biasa. Mereka punya antusiasme yang tinggi dalam menjaga lingkungan," katanya.

Sonya juga menekankan bahwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih rendah, namun ada beberapa anak muda yang menunjukkan perhatian dan antusiasme yang tinggi.

"Untuk ukuran secara umum, kepedulian masyarakat masih belum terlalu tinggi. Tetapi, ada beberapa anak muda yang punya antusiasme luar biasa, cinta terhadap lingkungan, dan peduli terhadap kebersihan," ujarnya.

Menurutnya, ada harapan besar dari komunitas mereka terhadap masyarakat dan pemerintah untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan.

"Kami dari Komunitas Green Leadership Indonesia berharap masyarakat di Batu Nona lebih peduli terhadap lingkungan, terutama dengan tidak membuang sampah sembarangan," tambahnya.

Ia juga mengusulkan agar pemerintah menyediakan tempat sampah yang sudah dipilah antara sampah organik dan plastik. Harapan kami, kata Sonya, pemerintah lebih peduli terhadap lingkungan dan melihat semangat anak muda yang tinggi ini.

"Kepedulian mereka bisa didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan bak-bak sampah yang sudah dipilah. Jadi, masyarakat tahu pada saat membuang sampah, mereka sudah bisa buangnya sesuai tempat," kata Sonya.

Kegiatan pembersihan sampah dihadiri oleh 14 komunitas, termasuk Mapala UCB, Donasi Sampah, Katong dan Bumi Flobamora, serta banyak lagi. (cr3/gat/dek)

  • Bagikan