KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTT selenggarakan pelatihan desain dan packaging produk serta sosialisasi Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga atau SPP-IRT UMKM, di Gedung Keuangan Negara (GKN), Rabu (26/6).
Kegiatan ini digelar dalam rangka pemberdayaan UMKM tahun 2024, Kanwil DJPb Provinsi Nusa Tenggara
Timur, dengan peserta sebanyak 110 pelaku UMKM.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Catur Ariyanto Widodo, mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk dukungan DJPb NTT terhadap para pelaku UMKM, yang fokus melakukan pembinaan terhadap UMKM yang masih dalam tahap awal.
"Pelatihan -pelatihan yang diselenggarakan agar produk UMKM lebih dikenal, dan lebih dipilih oleh oleh para konsumen dan akhirnya menjadi alternatif pilihan produk yang berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat. DJPb NTT juga fokus untuk pembinaan pembiayaan," jelasnya.
Catur Widodo menjelaskan, untuk pembiayaan disediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR), atau Kredit Ultra Mikro. Pembiayaan ini disubsidi oleh pemerintah. Untuk KUR biasanya disalurkan melalui perbankan, ada juga koperasi di NTT yang menyalurkan KUR. Sementara Kredit Ultra Mikro, biasanya disalurkan melalui lembaga pembiayaan non perbankan, misalnya PT Permodalan Nasional Madani, dan melalui koperasi.
Dia mengimbau para UMKM yang hadir untuk bisa mengakses kredit tersebut jika dibutuhkan. Peserta yang hadir 85 persen adalah pelaku usaha yang masih dalam tahap rintisan. Sehingga diharapkan pelatihan packaging ini diharapkan bisa membantu juga untuk mendapatkan sertifikat pangan industri rumah tangga.
Sementara itu, Fungsional Pengawas Koperasi, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Provinsi NTT, Nelciana Soruh mengatakan, Kebutuhan dan tantangan usaha kecil saat ini sangat luar biasa, terutama literasi keuangan dan digital marketing. Pelatihan-pelatihan pun terus dilakukan, untuk meningkatkan kemampuan UMkm.
"Pemerintah terus mengupayakan untuk meningkatkan kualitas produk produk dari UMKM NTT, terutama packaging, yang juga menjadi salah satu unsur penting dari sebuah produk," jelasnya.
Sistem keamanan produk juga harus diperhatikan, ada produk makanan olah daging, ikan dan sayur, keamanannya belum terstandar, dan kalau bersaing di taraf nasional, masih banyak yang enggan mencicipi produk UMKM NTT.
Dia menguraikan juga beberapa tantangan bagi UMKM, dimana dari kementerian sendiri memberikan akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), melalui perbankan dan koperasi, dan untuk koperasi hanya koperasi Obor Mas.
"Akses keuangan ini tentunya perlu juga adanya pendampingan, konsepnya harus ada, agar jangan sampai dana yang diberikan tidak berdampak. Hal ini perlu ditingkatkan agar UMKM NTT terus berbenah dan naik ke level yang di atas," jelasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa Dinas Koperasi juga memiliki layanan pendampingan dan galeri untuk membantu memasarkan produk UMKM.
"Kegiatan ini diharapkan dapat berdampak baik dan meningkatkan kualitas dan kualifikasi UMKM NTT," tambahnya.
Hadir juga sebagai narasumber dalam kegiatan ini, sub koordinator kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Kupang, Dewi Massae, Fungsional Umum Divisi Usaha Kecil Menengah Dan Koperasi Direktorat Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) , Anwar Sadat dan jajaran lainnya. (thi/dek)