JAKARTA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Kinerja industri metal mengalami kendala tahun lalu. Penyebabnya, sulit memperoleh bahan baku. Namun, permasalahan itu perlahan terpecahkan pada 2024.
Direktur Utama PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) Meilyna Widjaja mengatakan, kinerja perseroan tahun lalu memang sangat timpang dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama 2023, penjualan produk scrap metal alias besi bekas hanya mencapai Rp 9,11 miliar. Angka itu jeblok 59 persen dibandingkan 2022 senilai Rp 22,5 miliar.
"Tahun lalu memang ada pergeseran dinamika logistik global. Banyak perusahaan skala menengah yang beli kapal bekas, bukannya kapal baru. Alhasil, kami kesulitan mendapatkan bahan baku dari awal sampai kuartal III tahun lalu," tuturnya kemarin (21/6).
Padahal, lanjut dia, kapal bekas merupakan bahan baku utama untuk menjalankan bisnis scrap metal. Perseroan kalah bersaing dengan perusahaan layar saat lelang. Baru pada November 2023, OPMS bisa menang lelang kapal AHTS Sound yang sudah tidak layak operasi.
Namun, tahun ini masalah tersebut sudah terpecahkan. Karena itu, penjualan kuartal I mencapai Rp 23 miliar. Angka tersebut bahkan sudah melebihi rekor tahunan dua tahun belakangan. Bukan hanya penjualan 2023 yang hanya Rp 9,1 miliar, tetapi juga rekor penjualan 2022 senilai Rp 22,5 miliar.
"Target omzet kami sepanjang 2024 adalah Rp 55 miliar," 65 miliar. Kami optimistis bisa mencapai target tersebut. Saat ini perseroan juga masih dalam proses pembelian dua kapal dengan perkiraan tonase 5.000 ton," bebernya.
Dari catatan keuangan, penurunan drastis terjadi pada pendapatan lain-lain. Pada kuartal I 2023 mencapai Rp 217 juta. Namun, kuartal I 2024 hanya Rp 30 juta.
Meilyna menyebutkan, pendapatan lain-lain diperoleh dari penerimaan bunga karena dana yang disimpan di deposito bank.
"Tahun ini perseroan harus menarik deposito untuk membeli bahan baku. Ini sebenarnya pertanda bagus karena operasional kita semakin lancar," urainya. (bil/c6/dio/thi/dek)
