Kota Kupang berduka. ASN dan Politisi beri Penghormatan Terakhir
Kota Kupang berduka. Kabar duka datang dari sosok politisi senior dan birokrat tulen, dr. Herman Man. Mantan Wakil Wali Kota Kupang dua periode, dr. Hermanus Man meninggal dunia di RSUD W. Z. Johannes Kupang, Senin (1/7), sekitar pukul 4.30 WITA.
FENTI ANIN, EFENDI NABEN,Kupang
Hermanus Man Berikan Teladan Disiplin Almarhum dr Hermanus Man, kini disemayamkan di rumah duka, di Jalan Farmasi Kelurahan Liliba. Mantan Wakil Wali Kota Kupang Periode 2012-2017 dan Periode 2017-2022 itu menutup usianya yang ke-74 tahun, setelah sempat dirawat di RSUD W. Z Johannes Kupang, pasca operasi kanker pankreas stadium IV.
Sebelumnya Herman Man dirawat di RSUD W. Z Johannes Kupang selama lima hari untuk menjalani operasi, setelah itu diizinkan pulang, dan dilanjutkan dengan kemoterapi selama 7 hari.
Di rumah duka, para aparatur sipil negara (ASN) Lingkup Pemerintah Kota Kupang datang beramai-ramai untuk memberikan penghormatan terkahir. Hadir juga Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy Funay, Asisten II, Ignasius Lega dan jajaran lainnya.
Para kepala dinas organisasi perangkat daerah (OPD) dan kepala bagian di Setda Kota Kupang juga datang bersama para staf masing-masing OPD. Sejak pagi, rumah duka mulai dipadati dengan bunga duka cita dari berbagai, instansi, lembaga dan organisasi lainnya.
Janazah terbaring di tempat tidur mengenakan pakaian adat Manggarai, di sampingnya, duduk istri tercinta Herman Man, Elisabeth Man-Renka, yang setia hingga akhir menemani.
Para tokoh-tokoh Manggarai pun sibuk mengatur berbagai keperluan prosesi ibadah. Politisi-politisi pun tak ketinggalan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Para anggota legislatif Kota Kupang, seperti Adrianus Talli, Tellendmark Daud, Jemari Yoseph Dogon, Dominggus Kale Hia, Maudy Dengah, Diana Bire dan jajarannya juga datang ke rumah duka. Setelah memberikan penghormatan terakhir, mereka masih menyempatkan diri untuk duduk di tenda duka, bersama keluar.
Sekira pukul 14.00 WITA, Mantan Wali Kota Kupang, Jonas Salean bersama istri, datang ke rumah duka untuk menyampaikan rasa duka cita mereka. Jonas Salean adalah Wali Kota Kupang periode 2012-2017 yang berpasangan dengan dr. Hermanus Man sebagai wakilnya.
Jonas merasa memiliki kedekatan emosional dengan almarhum, yang dianggapnya sebagai kakak dan partner, terutama saat menjabat sebagai wakilnya saat menjadi Wali Kota Kupang.
Jonas Salean mengatakan, dr Hermanus Man saat dipinang untuk menjadi calon Wakil Wali Kota Kupang periode 2012-2017, pinangan dari Jonas Salean itu awalnya ditolak, namun Jonas tetap berkeras untuk tetap memilih Herman Man.
"Karena waktu itu kami maju menggunakan jalur independen tanpa partai politik, hanya doa yang menjadi kekuatan. Saya memilih Herman Man karena merupakan seorang birokrat tulen, yang karirnya sampai ke eselon II atau kepala dinas," cerita Jonas.
Dia melanjutkan, bahwa disiplin adalah ciri dari sosok Herman Man, koordinasi terus dilakukan saat menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang.
"Saat melakukan tugas pengawasan dan disiplin pegawai, Herman Man sangat tertib, oleh karena itu kita sangat merasa kehilangan, beliau merupakan salah satu sosok orang tua di Kota Kupang," ungkapnya.
Dia mengatakan, karya-karya beliau selama memimpin Kota Kupang sebagai Wakil Wali Kota Kupang dua periode, diharapkan dapat diteruskan oleh para pegawai, terutama tentang disiplin.
"Penempatan- penempatan pegawai juga sangat bagus kalau diurus oleh Herman Man. Dia memahami secara baik kemampuan dan akhlak para ASN di Kota Kupang, dia selalu mengedepankan disiplin pada aturan," ungkapnya.
Dia mengaku Herman Man selalu menginformasikan apa pun yang akan dia tempuh, misalnya tentang karirnya dalam dunia politik.
"Saat ingin maju dengan Jefri Riwu Kore, Herman Man juga menginformasikan hal itu, dan saya setuju karena itu merupakan pilihannya dalam karir politiknya," tambahnya.
Dia berharap, agar jasa dan pengabdian Herman Man dapat dikenang dan dilanjutkan untuk membawa Kota Kupang lebih baik dari waktu ke waktu.
"Berikan penghargaan juga dengan mengabadikan namanya menjadi nama jalan atau apapun yang dapat mengingatkan kita tentang sosok orang tua Kota Kupang ini, jasanya sangat besar untuk Kota ini," tandasnya.
Anak pertama Almarhum dr Hermanus Man, Rafael Paulus mengatakan, ayahnya tidak ada indikasi apa-apa sebelumnya, namun setelah dilakukan pemeriksaan dan menjalani perawatan, akhirnya divonis meninggal dengan kanker pankreas stadium IV.
"Memang selama ini bapak sering kembung perutnya, disangka hanya kembung biasa, atau lambung, namun setelah dilakukan CT Scan dan Endoskopi, baru ketahuan kalau sakit kanker, dan setelah perawatan, efeknya mual dan muntah, apa lagi kankernya sudah ganas," jelasnya.
Rafael mengatakan, operasi pun sudah dilakukan dan dirawat lima hari, setelah pulang, almarhum meminta untuk dirawat di rumah sakit untuk kemoterapi, agar berasa di bawah pengawasan dokter.
"Dirawat selama tujuh hari, hari ini hari ke delapan," ungkapnya.
Sebagai anak tertua, kata Rafael, sosok ayahnya lebih dikenal sebagai pegawai negeri dan politisi, hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi keluarga. Apa lagi ketika semua masa jabatan itu selesai, tidak ada masalah dan semua berproses dengan baik.
"Kami keluarga sangat bersyukur, karena di akhir masa jabatan dan hari tuanya, semua berjalan lancar dan tidak meninggalkan beban untuk dia sendiri dan keluarga. Semua yang berhubungan dengan pekerjaan semua beres dan tidak ada masalah, hal ini yang kami syukuri," jelasnya.
Rafael mengingat tentang ajaran ayahnya, yang merupakan sosok yang sangat logis, tidak memberikan ajaran lewat kata, namun mengajarkan anak dan cucunya melalui contoh yang dia berikan. Teladan ini yang sangat membekas di hati keluarga.
Herman Man lahir pada 3 September Tahun 1949, dan menutup usianya di angka 74 tahun.
Joseph Jemari Dogon, Anggota DPRD Kota Kupang yang merupakan mitra kerja Pemkot selama masa jabatan Dr. Hermanus Man, menyampaikan rasa dukanya.
"Saya melihat selama masa jabatan Bapak Yonas dan Pak Dr. Hermanus Man, Kota Kupang sangat mantap, sangat baik, dan sangat maju," ujarnya.
Manajerial kepemimpinan mereka dalam menata kota dinilai sangat jelas.
"Bukan saya puji-puji karena beliau seorang om bagi saya, tidak. Tapi selama masa kepemimpinan beliau dengan Pak Yonas, Kota Kupang sangat mantap. Pembagian tugasnya jelas," tambah Joseph.
Lebih lanjut, Joseph menyatakan bahwa kepemimpinan Hermanus Man memberikan dampak positif yang signifikan.
"Kepemimpinan beliau itu sangat mantap. Mungkin dasarnya sebagai birokrat yang membuat tugas-tugas mereka terbagi dengan baik," jelasnya.
Meskipun ada perbedaan pandangan politik antara Joseph dan Hermanus Man, hal itu tidak mengurangi rasa hormatnya.
"Saya jujur, walaupun beliau pangkat om, tapi karena politik saya dan beliau berseberangan," kata Joseph dengan nada terbuka.
Di rumah duka, kehadiran banyak tokoh menunjukkan betapa besar rasa kehilangan terhadap Hermanus Man.
"Hampir semua komisi datang. Komisi satu otomatis, karena saya juga komisi satu, tapi semua teman-teman datang," ujar Joseph.
Ada juga usulan dari beberapa pihak agar jenazah Hermanus Man melewati kantor walikota sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya selama dua periode.
"Pak Epi Seran mengusul agar jenazah beliau besok ini lewat kantor walikota," kata Joseph.
Intinya, lanjut Joseph, Hermanus Man telah memberikan kontribusi besar selama masa jabatannya sebagai Wakil Wali Kota. Meskipun beliau telah berpulang, warisannya akan terus dikenang oleh masyarakat Kota Kupang. (dek)