Polri Terus Jadi Sahabat Rakyat

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX KETERANGAN PERS. Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga didampingi Wakapolda, Brigjen Pol Awi Setiyono, Danlanud El Tari Kupang dan Kabid Humas ketika memberikan keterangan usai syukuran HUT ke-78 Bhayangkara, Senin (1/7).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Momentum hari ulang tahun (HUT) ke-78 Bhayangkara, masyarakat terus menaruh harapan besar kepada institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam upaya penegakan hukum, memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman.

Harapan masyarakat tersebut disampaikan Ketua DPRD NTT, Emelia Nomleni usai mengikuti acara syukuran HUT Bhayangkara di Mapolda NTT, Senin (1/7).

Politisi PDIP NTT ini mengatakan, Polri terus menjadi sahabat rakyat. Artinya, keamanan dan kenyamanan harus bisa diciptakan oleh anggota polisi itu sendiri. Sebab, masyarakat tidak hanya merasa aman tetapi masyarakat juga harus nyaman.

Semua itu, kata Emelia, harus dibuktikan dengan tugas-tugas dan pelayanan kepolisian. “Kita berharap agar tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat harus menjadi bagian penting dan terus diperhatikan. Yang paling utama itu adalah polisi harus menjadi sahabat rakyat,” katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, berbagai kondisi kamtibmas bisa dikendalikan dan hal buruk bisa diminimalisir. Masyarakat sangat bersandar kepada tugas kepolisian. Jika itu tidak diperoleh, maka kepercayaan bisa menurun. “Selamat HUT ke-78 Bhayangkara,” ucapnya.

Sementara, Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga disela-sela acara syukuran menyampaikan permohonan maaf atas berbagai kekurangan dan tindakan anggota Polri di Polda NTT dan polres jajaran.

Jenderal polisi bintang dua ini mengakui berbagai capaian telah ditorehkan Polda NTT dan polres jajaran. Namun disisi lain masih banyak tindakan oknum anggota yang belum sempurna dan perlu perbaikan.

Daniel mengakui kalau Polri tidak bisa sukses tanpa peran serta, kolaborasi dan kerja sama semua pihak. Untuk itu, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh unsur masyarakat yang berkontribusi atas pelaksanaan tugas kepolisian.

"Ada oknum anggota Polri yang melakukan tindakan di luar batas dan menyakiti masyarakat atau di luar batas," katanya.

Untuk itu, mewakili 12.000 lebih anggota Polri di Polda NTT, orang nomor satu di jajaran Polda NTT ini menyampaikan permohonan maaf. "Jika ada perbuatan (oknum anggota Polri) yang tidak sesuai harapan, mohon dimaafkan," ungkap mantan Kapolda Papua itu.

Daniel meminta masyarakat tetap mengawasi tugas-tugas kepolisian agar Polri terus memperbaiki kinerja. Disisi lain, tuntutan masyarakat yang belum tercapai akan dievaluasi agar Polda NTT terus berkontribusi sehingga masyarakat tetap aman dan nyaman.

"Saya minta agar kami tetap diawasi. Kami akan evaluasi hal yang masih belum sempurna. Kami juga tetap minta saran dan kritikan agar Polri lebih baik. Kami bukan institusi yang sempurna dan bisa hebat sendiri, kami butuh masukan dan kritikan," pintanya.

Sebagai pimpinan, ia juga terus berkomitmen dalam mendukung seluruh program pemerintah daerah dalam hal apa saja agar pemerintah bisa berjalan efektif.

Untuk diketahui, semarak hari Bhayangkara ke-78 di Mapolda NTT dimeriahkan dengan penampilan drum band Turangga dan tarian kolosal.

Dalam kegiatan itu, Kapolda NTT juga memberikan hadiah berupa ponsel kepada peserta yang melakukan tarian dengan penuh semangat dan benar, baik itu personel Polri, TNI, maupun ASN yang terlibat dalam tarian kolosal.

Dalam acara itu dihadiri oleh Penjabat Gubernur NTT, Ketua DPRD Provinsi NTT beserta Forkopimda NTT, Wakapolda NTT Brigjen Pol Awi Setiyono, Irwasda Polda NTT Kombes Pol I Made Sunarta, PJU Polda NTT dan pengurus Bhayangkari Daerah NTT. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan