Edukasi Masyarakat tentang Penanganan Dini Kebakaran

  • Bagikan
IST SIMULASI. Seorang staf Disdamkar Kota Kupang sementara melakukan simulasi memadamkan kobaran api menggunakan kain tebal yang sudah dibasahi air di halaman Kantor Lurah Liliba, Rabu (3/7)

Peran Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kupang Dalam Penanganan Musibah Kebakaran

Musibah kebakaran merupakan salah satu fenomena yang rentan terjadi di wilayah Kota Kupang. Musibah kebakaran yang sering terjadi akibat minimnya pengetahuan masyarakat terkait penanganan dini kebakaran.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

ANCAMAN kebakaran bisa terjadi kapan saja baik itu musim kemarau maupun musim hujan. Sehingga, masyarakat juga harus memahami secara baik dan benar bagaimana menghadapi ancaman kebakaran.

Karena alasan itulah maka sejumlah masyarakat Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, dibekali upaya penanganan dini jika terjadi kebakaran di rumah. Selain pemberian materi, masyarakat juga langsung mempraktikan bagaimana cara pemadaman api jika terjadi kebakaran di pemukiman warga.

Kegiatan tersebut disampaikan oleh pegawai Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Kupang bertempat di Kantor Lurah Liliba, Rabu (3/7).

Polce Ndolu, selaku Analisis Kebakaran Ahli Muda Disdamkar Kota Kupang kepada Timor Express menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi penanganan dini kebakaran itu dilakukan guna menambah pengetahuan masyarakat dalam menghadapi musibah kebakaran.

Kegiatan yang digelar ini, katanya, untuk membagi pengalaman, pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara pencegahan penanggulangan kebakaran yang terjadi di lingkungan.

"Tujuannya agar masyarakat yang hadir bisa menyampaikan kepada masyarakat yang lain dilingkungan. Bagaimana masyarakat dapat memahami tentang kebakaran dan pencegahan secara cepat guna meminimalisir kerugian yang lebih besar," jelasnya.

Masyarakat, katanya, diberikan edukasi ketika melakukan aktivitas memasak di dapur menggunakan kompor dan minyak tanah. Jangan coba-coba mengisi minyak tanah ketika kompor dalam kondisi panas dan keadaan api menyala. Kemudian sumbu kompor harus terisi full, misalnya ada 21 yang harus terisi maka harus terisi semua.

"Jangan satu saja dibiarkan kosong karena itu dapat menyebabkan kebakaran," ujarnya.

Proses kompor meledak karena ada gas tekanan yang terbentuk ketika mulai panas. Gas tersebut akan keluar menarik panas dan dimasukkan kembali ke wadah atau tempat penampungan BBM (Bahan Bakar Minyak) sehingga terjadi tekanan yang besar lalu terjadi ledakan.

Selain itu, faktor penyebab kebakaran juga akibat korsleting listrik.

"Jangan menumpuk atau menarik aliran listrik ke barang elektronik hanya menggunakan satu stop kontak saja," pesannya.

Menurut Polce, sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kebakaran akibat terakumulasi panas pada stopkontak tersebut. Barang-barang yang dari plastik akan mencair dan terjadi menyala api.

Kemudian selalu perhatikan instalasi listrik di rumah. Jangan sampai diatas plafon itu ada kabel yang sudah digigit tikus atau sudah hancur karena kena panas.

"Itu semua harus diperhatikan supaya diganti kalau ketemu seperti itu," ungkapnya.

Masyarakat juga diajarkan bagaimana cara penanggulangan terjadi kebakaran. Seperti penanggulangan kebakaran pada kompor minyak itu jangan disiram dengan air.

Pasalnya, api yang menyala di kompor tidak akan mati, justru api akan merambat kemana-mana. Sementara penanganan nyala api secara cepat yaitu menggunakan karung goni yang tebal ataupun kain-kain yang tebal itu lalu dibasahi dengan air kemudian menutup api yang lagi menyala pada kompor tersebut.

"Pasti api akan padam. Kita harus tutup semua sehingga tidak ada lagi oksigen," jelas Polce.

Kegiatan ini merupakan program Sosialisasi dan Simulasi Penanganan Kebakaran kepada masyarakat.

"Untuk sementara kita ambil lima kelurahan dulu," ujarnya.

Sosialisasi dan simulasi penanganan kebakaran pada lima kelurahan di Kota Kupang yang telah berlangsung yaitu Kolhua, Sikumana, Alak, Batuplat dan Kelurahan Liliba.

Harapannya masyarakat harus benar-benar mengetahui penanggulangan kebakaran secara dini. Dengan demikian masyarakat benar-benar punya pengetahuan dan keterampilan dalam menangani kebakaran di pemukiman.

"Kami juga imbau warga jangan membakar lahan kering, apalagi kondisi angin kencang ini rawan potensi kebakaran," tandasnya.

Sementara Ketua RW 13 Kelurahan Liliba, Hironimus Bifel yang hadir dalam kegiatan tersebut mengaku bahwa sosialisasi dan simulasi penanganan kebakaran seperti ini sangat penting.

Ketika terjadi kebakaran kadang warga lebih banyak panik ketimbang menginformasikan ke Dinas Pemadam Kebakaran melalui nomor telepon yang telah dicantumkan. Karena itu, kegiatan seperti ini penting yang lebih dipusatkan di Kelurahan-kelurahan.

"Ini sangat membantu sekali, terutama melibatkan Ketua RT/RW. Kebetulan saya Ketua RW 13," ungkapnya.

Wilayah RW 13, kata Hironimus, rawan kebakaran karena berbatasan dengan lahan kosong.

"Ketika saya diundang untuk mengikuti sosialisasi ini saya justru senang," ungkapnya.

Dirinya berharap kegiatan sosialisasi dan simulasi penanganan kebakaran seperti ini bisa dilanjutkan ke kelurahan lain di Kota Kupang.

Menurutnya, ini sebagai upaya edukasi dan pencegahan jika terjadinya kebakaran agar tidak meluas sehingga mengakibatkan kerugian yang lebih banyak lagi.

"Saya mengapresiasi kegiatan ini," ujarnya.
Setelah mendapatkan ilmu dan praktek ini, kata Hironimus, akan mentransfer ilmu yang didapat kepada masyarakat.

"Saya akan tindaklanjuti dengan berikan edukasi kepada warga saya," ungkapnya.

RW 13 Kelurahan Liliba ini membawahi RT 02 dan RT 32. Wilayah RT 02 ini juga berbatasan langsung dengan kelurahan Naimata yang ada lahan kosong. Kondisi serupa juga ada wilayah RT 32 ini berbatasan dengan lahan TPU Liliba.

"Wilayah kami memang banyak berbatasan dengan lahan kosong sehingga saya sangat senang bisa mendapatkan ilmu dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kupang dalam penanganan musibah kebakaran," pungkasnya. (gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version