KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Lapangan Bhayangkara Mapolda NTT, Jumat (5/7) malam bergema dengan doa yang dipanjatkan kurang lebih 10 ribu umat Kristiani untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Syafaat bersama dipimpinan tujuh persatuan gereja agar terus meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Doa bersama ini sebagai bagian dari acara syukuran peringatan Hari Doa Nasional yang digelar tujuh persekutuan gereja di Indonesia sehingga proses demokrasi, pemeritahan dan ekonomi dapat berjalan lancar.
"Ya. Hari ini sebagai puncak acara Doa Nasional yang dihadiri oleh 10 ribu lebih umat. Untuk NTT akan didoakan khusus agar bisa bangkit dari keterpurukan, keterbelakangan dan kemiskinan," ujar Ketua Panitia Doa Nasional, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.
Daniel menjelaskan sebelumnya juga sudah dilaksanakan sidang dan seminar di Kota Kupang yang diikuti oleh 1.200 pendeta. Menurut Daniel, acara puncak malam kemarin adalah ribuan pendeta akan mendoakan keadaan bangsa dan persatuan antarumat di seluruh Indonesia.
"Kami akan memuji Tuhan dan mendoakan bangsa. Semua akan kami doakan," jelas Daniel.
Ia menerangkan acara diikuti oleh tujuh aras nasional yaitu Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), Gabungan Gereja Advent Hari Ketujuh (GMAHK), Bala Keselamatan (BK) Salvation Army, Gereja Orthodoks Indonesia (GOI) dan Persekutuan Gereja-gereja Tionghoa di Indonesia (PGTI).
"Pada kesempatan ini toleransinya sangat luar biasa karena bisa bersatu dengan baik. Saya berharap, terjadinya kesatuan tanpa membedakan satu sama lain," terang Daniel.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kementerian Agama RI, Jeane Marie Tulung dalam sambutannya berharap agar dengan doa bersama dapat memberikan hikmat kepada pemerintah dalam setiap pengambilan kebijakan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat.
Ia juga mengaku bahwa tantangan masih terjadi diberbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, kebudayaan dan kemajuan teknologi. Menyikapi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Agama terus mendorong agar terciptanya suasana kehidupan yang rukun dan damai.
Menurutnya, salah satu indikator pembangunan di bidang agama adalah membangun pemahaman dan mengamalan ajaran agama. Meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas kerukunan internal maupun eksternal umat beragama.
“Hal ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Untuk itu perlu keterlibatan semua pihak dalam menjaga dan merawat serta mendukung program pembangunan dibidang agama,” katanya.
Acara dimeriahkan dengan persembahan lagu dari berbagai paduan suara, vokal grup, solo dan tari-tarian khas NTT. Tampak personel TNI dan Polri melakukan pengamanan ketat di berbagai sisi lapangan.
Tampak hadir Pejabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, Forkopimda NTT, tokoh agama, tokoh masyarakat dan sejumlah pendeta di Indonesia turut hadir dalam doa tersebut. (cr6/ays/dek)