KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Lurah Liliba, Viktor A. Makoni bersama warga Kelurahan Liliba gencar melaksanakan pembersihan lingkungan di musim kemarau ini. Kegiatan kerja bakti ini menyasar pemukiman warga, pinggir jalan, lingkungan perkantoran dan lokasi lahan kosong yang ditumbuhi rumput kering.
"Rumput kering yang tinggi warga bersihkan menggunakan parang dan alat pemotong rumput," kata Lurah Liliba, Minggu (7/7).
Pada Sabtu (6/7), kata Viktor, warga yang terlibat kerja bakti berasal dari RW 03 yang membawahi RT 06 dan RT 07. Warga yang hadir membawa sapu lidi, karung beras dan lainnya.
Setiap sampah yang ditemui berserakan langsung dipungut kemudian dimasukkan dalam karung. Selanjutnya, sampah yang dikumpulkan kemudian dibuang ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Menurutnya, lingkungan yang bersih dari sampah akan berdampak positif kepada masyarakat. Karena itu, kegiatan kerja bakti terus dilakukan oleh warga Kelurahan Liliba.
"Dengan kerja bakti ini kita bangkitkan semangat gotong royong warga," ujarnya.
Kerja bersama ini juga dapat membuat Kelurahan Liliba menjadi bersih. Sehingga, pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarang tempat. Saat kegiatab Jumat bersih, kata Viktor, juga melibatkan anggota Bhabinkamtibmas, Babinsa TNI AD dan Babinpotdirga TNI AU serta para Ketua RT/RW bersama warganya.
"Kebersihan lingkungan ini menjadi tanggung jawab bersama sehingga semua berperan aktif," ungkapnya.
Lurah Liliba juga berharap kepada masyarakat agar tidak membuang sampah pada lahan-lahan kosong. Buanglah sampah pada TPS yang tersedia sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu mulai pukul 18.00 Wita sampai pukul 06.00 Wita.
Sementara Ketua RW 13, Kelurahan Liliba, Hironimus Bifel mengatakan bahwa kerja bakti membersihkan lingkungan terus dilakukan bersama warga. Khusus tanah kosong yang ditumbuhi rumput kering juga dibersihkan guna mencegah terjadinya kebakaran.
"Saya berterimakasih kepada masyarakat yang telah berpartisipasi dalam kerja bakti bersama menjaga lingkungan tetap bersih," ungkapnya.
Ketika Kota Kupang bersama tiga ibu kota kabupaten lainnya di NTT, yakni Kota Waikabubak (Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat), Kota Bajawa (Ibu Kota Kabupaten Ngada), dan Kota Ruteng (Ibu Kota Kabupaten Manggarai) masuk 10 kota terkotor tingkat nasional yang diumumkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam penilaian Adipura 2018, ketika itu pula gubernur dan walikota saat itu, mencanangkan gerakan bersih lingkungan.
Konkritnya Gerakan Pungut Sampah (GPS) yang dimotori langsung Gubernur NTT 2018 ketika itu Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wali Kota Kupang saat itu, Jefri Riwu Kore pada setiap Jumat bersih. Gerakan itupun ibarat gayung bersambut hingga ke tingkat kelurahan sebut saja Kelurahan Liliba dibawah kepemimpinan Lurah Viktor A Makoni, mewajibkan setiap RT dan RW dalam kelurahan ini secara terjadwal bersama warganya membersihkan lingkungannya secara periodik dan melaporkannya via Grup RT/RW se-Kelurahan Liliba dengan dokumentasi lengkap dengan melibatkan pula LPM, Karang Taruna, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dari TNI AD dan AU serta stakeholder.
Bukan cuma itu saja, Management Harian Timor Express bahkan ikut aktif dengan mencanangkan Gerakan Kupang Green and Clean sebagai gerakan lain memicu tingkat kesadaran warga kota akan pentingnya kebersihan. Dengan Tagline 'Bersih Itu Sehat dan Indah'.
"Kelurahan Liliba hingga saat ini masih tetap dan terus menggerakkan sekitar 20-an ribu warganya yang tersebar di 16 RW dan 52 RT aktif melakukan kerja bakti bersih lingkungannya menuju Kota Kupang yang bersih," pungkas Hironimus. (r1/gat/dek)