Siap Bantu Masyarakat Tanggap Bencana

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX PENGUKUHAN. Keluarga besar UAR NTT pose bersama usai seremonial pengukuhan di Kolam Shuffah, Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Minggu (14/7).

Dari Seremonial Pengukuhan Badan Pengurus Koordinator Wilayah Ukhuwah Al Fatah Rescue NTT

Penanggulangan dan penanganan bencana alam masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan secara bersama. Sebab, jika hanya mengandalkan pemerintah maka upaya penanggulangan dan penanganan bencana alam akan berjalan pincang.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

LEMBAGA kebencanaan, Ukhuwah Al Fatah Rescue (UAR) NTT resmi hadir di NTT. Kehadiran UAR di NTT ditandai dengan dikukuhkan Koordinator Wilayah (Korwil) NTT beserta pengurusnya.

Kegiatan pengukugan berlangsung di Kolam Shuffah, Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Minggu (14/7). Ketua UAR Pusat, Endang Sudrajat di sela kegiatan itu mengharapkan agar kehadiran UAR bisa menjadi bagian dari pentahelix penanganan pengurangan risiko bencana di NTT.

"Kami ingin secara sukarelawan membantu saudara-saudara kami yang terkena musibah dengan segala kemampuan dan keterbatasan yang ada," ungkapnya.

Mudah-mudahan, kata Endang, kehadiran UAR bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan unsur relawan lainnya.

"Kami harapkan agar pengurus UAR yang sudah dikukuhkan ini dapat meningkatkan kapasitas dirinya sebagai seorang relawan yang mumpuni," harapnya.

Bagaimanapun, kata dia, proses pengurangan risiko bencana itu ada prosedurnya dan ada kemampuan-kemampuan teknis yang harus dimiliki oleh seorang relawan. Hal ini sangat penting.

"Bagaimana relawan bisa menolong orang lain kalau belum bisa menolong dirinya sendiri," tegasnya.

Semua anggota UAR juga harus mau belajar tentang kerelawanan dengan BPBD dan lainnya. Selain itu, jangan lupa untuk berkolaborasi dengan unsur relawan lainnya.

Dikatakan, penanganan kebencanaan tidak bisa dilakukan sendiri, tapi harus berkolaborasi dengan semua unsur. Tujuannya agar penanganan pengurangan risiko bencana dapat terwujud dengan baik.

"Kita hadir untuk memperkuat program pemerintah," tandasnya.

Pengurus wilayah UAR Provinsi NTT telah resmi dikukuhkan. Karena itu, program kerja ke depan yaitu pembentukan koordinator wilayah (Korda) UAR di tingkat kabupaten/kota.

"Korda pertama yang kita bentuk nanti yaitu Korda Lembata dibawa Korwil NTT" ujarnya.

Richard Pelt selaku Analis Bencana BPBD Provinsi NTT yang hadir pada kesempatan itu sangat mengapresiasi kehadiran UAR NTT.

"Kita tahu bahwa NTT ini mau dibilang supermarketnya bencana," ungkapnya.

Saat ini lagi ancaman musim kemarau atau kekeringan.

"Kita sudah keluarkan status siaga darurat kekeringan," ujarnya.

Selain itu, NTT juga ada bencana non alam yaitu wabah rabies.

"Prinsipnya, kami pemerintah dalam penanggulangan bencana tidak bisa bekerja sendiri," katanya.

Menurutnya, penanganan bencana harus ada kolaborasi. Berkaca saat Seroja itu bagaimana kolaborasi yang baik dalam penanganan bencana tersebut.

Dengan terbentuknya UAR maka dia berharap bisa berkolaborasi dengan kerja-kerja pemerintah. Dirinya juga berharap agar UAR bisa dikembangkan, baik dari kapasitas serta pembentukan UAR lanjutan ditingkat kabupaten/kota.

"Kita tahu bersama bahwa masing-masing karakter ancaman bencana ini sangat beragam," katanya.

Untuk diketahui, sebanyak 10 orang UAR Korwil NTT telah dikukuhkan. Dipimpin oleh Ketua Korwil NTT, Daud Massang. Pengurus UAR ini akan mengisi struktur kepengurusan sebagai Pengawas, Penasihat, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Bendahara, Diklat, Pusdatin dan Logistik serta sekira 30 orang relawan UAR.

Ketua UAR Korwil NTT, Daud Massang, mengaku akan segera melakukan komunikasi dan beraudiensi dengan lembaga-lembaga terkait guna pelaksanaan program dan kerja sama lembaga dengan UAR Korwil NTT. (gat/dek/dek)

  • Bagikan