MIAMI GARDENS,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Lionel Messi pernah berada dalam bayang-bayang kegagalan bersama Argentina. La Pulga –julukan Messi– melalui lima edisi Copa America dan empat kali Piala Dunia tanpa meraih satu pun trofi.
Tapi, penantian panjang itu berakhir pada 2021. Messi meraih gelar Copa America pertamanya bersama Argentina setelah mengalahkan tuan rumah Brasil 1-0 di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Brasil.
Setahun kemudian, dia menyempurnakan kariernya setelah membawa Argentina meraih gelar Piala Dunia 2022 di Qatar.
Nah, belum cukup sampai di situ, kemarin (15/7) Argentina berhasil meraih gelar Copa America untuk kali ke-16. Capaian tersebut diperoleh lewat kemenangan tipis 1-0 atas Kolombia di Hard Rock Stadium, Miami Gardens, Amerika Serikat (AS).
Itu sekaligus mengukuhkan La Albiceleste –julukan Argentina– sebagai tim dengan gelar Copa America terbanyak mengungguli Uruguay.
Argentina, yang awalnya selalu gagal meraih trofi mayor selama hampir tiga dekade, kini justru tercatat dalam sejarah emas. Argentina ”era Messi” berhasil menyamai capaian Spanyol yang meraih tiga gelar mayor beruntun selama 2008–2012.
”Saya tidak tahu apakah tim ini menandai suatu era,” kata pelatih Argentina Lionel Scaloni seperti dilansir TyC Sports.
”Tapi, tim ini tidak berhenti membuat kejutan. Kami bangkit ketika menghadapi kesulitan,” tuturnya.
Ya, gelar juara Copa America 2024 didapat Argentina dengan tidak mudah. Sebab, Messi harus ditarik keluar sejak menit ke-66 karena cedera. Peraih delapan Ballon d’Or itu bahkan sampai menangis seusai digantikan Nico Gonzalez.
”Dia (Messi, Red) adalah pemain terbaik dalam sejarah dan dia tidak ingin keluar,” kata Scaloni soal Messi.
”Dia ingin bermain bukan karena dia egois, tapi karena dia tidak ingin meninggalkan rekan satu timnya. Dia ingin menang bersama-sama,” tutur pelatih 46 tahun itu.
Tapi, momen pergantian itu sekaligus jadi bukti bahwa Argentina tidak hanya bergantung pada satu pemain. Gol tunggal kemenangan Argentina pada menit ke-112 akhirnya tidak diciptakan Messi ataupun pemain senior lain seperti Angel di Maria, melainkan dicetak Lautaro Martinez.
Lautaro terbukti membawa efek luar biasa. Dia mencetak lima gol sekaligus menempatkannya di daftar puncak top scorer.
”Dia (Martinez, Red) selalu menjadi nomor 9 saya. Dia tidak jadi starter di final, tapi telah menunjukkan dia selalu bisa mencetak gol,” tuturnya.
Di sisi lain, meski kalah, Kolombia masih menyabet dua penghargaan. Pertama, tim paling fair play. Kedua, sang kapten James Rodriguez berhasil meraih penghargaan pemain terbaik. Sepanjang Copa America 2024, gelandang 33 tahun itu mencetak 1 gol dan 6 umpan gol. (ka/c19/ady/jpg/rum/dek)