Oleh : dr. Troice Portiani Rissi
Puskesmas Pasir Panjang-Kota Kupang
Di Indonesia, angka kejadian kanker rongga mulut berada pada 5.329 kasus dari 18.071 kasus kanker yang dilaporkan pada tahun 2020 sehingga Indonesia menempati peringkat 6 di Asia Tenggara dalam hal insidensi kanker tertinggi. Rasio untuk pria Indonesia, terkena kanker rongga mulut adalah 1,7%, sementara untuk wanita 0,71%.Sama seperti statistik global, semakin meningkatnya usia berarti meningkat juga risiko bagi orang Indonesia untuk mengalami kanker rongga mulut.
Rata-rata diagnosis kanker rongga mulut di Indonesia berada pada usia 62 tahun dan sekitar 25% kasus terjadi pada pasien yang lebih muda.Angka kematian kanker rongga mulut cukup tinggi di seluruh dunia. Di Indonesia, dilaporkan angka kematian berada di sekitar 50% dari insidensi tahunan. Angka harapan hidup 5 tahun kanker ini berada pada 75% pada pasien yang didiagnosis dini, namun menurun hingga 20% pada pasien yang terlambat didiagnosis.
Kanker lidah adalah jenis kanker yang dimulai di sel-sel lidah, ditandai dengan lesi atau tumor di lidah. Ini adalah salah satu jenis kanker kepala dan leher. Kondisi ini dapat terjadi di bagian depan lidah, atau mungkin juga di pangkal lidah, di dekat tempat menempelnya bagian bawah mulut .Karsinoma sel skuamosa adalah jenis yang paling umum.
Jenis kanker ini biasanya terjadi di permukaan kulit, lapisan mulut, hidung laring, tiroid, tenggorokan, dan di lapisan saluran pernapasan.Penyebab kanker lidah sama dengan penyebab kanker pada umumnya, yaitu mutasi genetik pada sel-sel di jaringan lidah. Mutasi genetik ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh abnormal dan tidak terkendali sehingga menjadi sel kanker. Penyebab mutasi genetik ini sendiri belum diketahui secara pasti.
Namun, laki-laki berusia di atas 50 tahun yang anggota keluarganya menderita kanker lidah lebih berisiko menderita penyakit lidah ini. Selain itu, beberapa faktor berikut juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lidah : Kebiasaan merokok, atau mengonsumsi tembakau, Hal ini akibat paparan zat pemicu kanker (karsinogenik) yang terdapat di dalam tembakau. Orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak lebih berisiko mengalami kanker lidah.Walau jarang terjadi, HPV dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan abnormal di dalam mulut sehingga memicu kanker.
Infeksi HPV di dalam mulut dapat menyebar melalui hubungan seksual secara oral. Kesehatan rongga mulut yang tidak baik, Kanker lidah juga dapat dikaitkan dengan bentuk gigi yang tidak rata, kasar, dan bergerigi, serta bentuk gigi palsu yang tidak sesuai. Kurang mengonsumsi buah dan sayur atau memiliki pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lidah.
Gejala utama yang muncul pada penderita kanker lidah adalah munculnya bercak berwarna merah atau putih di lidah, dan sariawan yang tidak kunjung reda setelah beberapa minggu. Gejala lain yang dapat muncul adalah:Sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan yang berlangsung terus-menerus, muncul benjolan di daerah mulut dan leher, akibat pembengkakan kelenjar getah bening, rasa kebas dalam mulut yang tidak kunjung hilang, perdarahan pada lidah tanpa sebab yang jelas, sulit menggerakkan rahang, berat badan turun drastis, Perubahan pada suara dan berbicara.
Seseorang terkadang tidak menyadari bila keluhan yang dialaminya merupakan gejala kanker lidah. Kelainan ini umumnya baru ditemukan oleh dokter pada saat pemeriksaan rutin atau pemeriksaan gigi karena masalah lain. Keluhan yang dianggap tidak berbahaya, seperti sariawan atau sakit tenggorokan, bisa menjadi tanda dari kanker lidah. Segera periksakan diri ke dokter jika gejala-gejala tersebut berlangsung lebih dari 3 minggu, terutama jika Anda adalah perokok atau sering mengonsumsi minuman beralkohol.
Diagnosis kanker lidah diawali dengan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien, salah satunya riwayat infeksi HPV. Dokter juga akan bertanya apakah ada anggota keluarga pasien yang pernah menderita kanker lidah, dan apakah pasien memiliki kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol. Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi mulut dan lidah pasien.
Bila ada dugaan ke arah kanker, dokter akan merujuk pasien ke dokter onkologi. Dokter onkologi kemudian akan melakukan pemeriksaan berupa: Biopsi lidah dimana prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan lidah untuk diteliti di laboratorium patologi Anatomi , Endoskopi : Pada pemeriksaan ini, dokter dapat sekaligus mengambil sampel jaringan lidah dan kelenjar getah bening di sekitar lidah, ada pula Pemindaian dilakukan untuk melihat kondisi mulut dan lidah, serta tingkat penyebaran kanker, yang dapat dilakukan dengan CT scan atau MRI, Tes HPV untuk memeriksa apakah pasien positif menderita infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker lidah.
Berdasarkan keparahan dan luasnya penyebaran sel kanker, kanker lidah dapat dibagi menjadi empat stadium, yaitu: Stadium 1/ Stadium Awal : Kanker sudah mulai tumbuh, tetapi diameter kanker belum melebihi 2 cm serta belum menyebar ke jaringan. Stadium 2 : Kanker sudah mencapai diameter sekitar 2-4 cm, tetapi belum menyebar ke jaringan di sekitarnya. Stadium 3 : Diameter kanker sudah lebih dari 4 cm dan sudah menyebar ke jaringan di sekitarnya, termasuk ke kelenjar getah bening terdekat. Stadium 4 : Kanker sudah menyebar ke jaringan di sekitar mulut dan bibir, atau bahkan ke organ lain yang letaknya jauh, seperti paru-paru dan hati..
Metode pengobatan kanker lidah tergantung pada ukuran dan stadium kanker. Jika diperlukan, dokter akan mengombinasikan beberapa jenis pengobatan agar hasilnya maksimal. Metode pengobatan yang bisa dilakukan dokter untuk menangani kanker lidah adalah: Operasi pada jaringan kanker yang masih berukuran kecil atau masih di stadium awal, operasi dilakukan dengan mengangkat jaringan kanker beserta jaringan di sekitarnya.
Namun, jika kanker sudah memasuki stadium akhir, operasi yang dilakukan bertujuan untuk memotong lidah atau glosektomi. Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker yang juga dapat dilakukan untuk meredakan gejala kanker. Radioterapi adalah pengobatan kanker menggunakan sinar berenergi tinggi yang bisa digunakan untuk mengobati kanker yang sulit diobati, menyusutkan ukuran kanker sebelum operasi, atau membunuh sel kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Jika tidak segera diatasi, kanker lidah dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening leher, tulang, paru-paru, dan hati. Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan dalam berbicara. Penderita yang menjalani metode pengobatan kanker lidah juga dapat mengalami berbagai komplikasi atau efek samping pengobatan.
Kanker lidah dapat dicegah dengan menjauhi faktor-faktor risiko pemicunya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah: berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, mendapatkan vaksinasi HPV, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta rutin berkunjung ke dokter gigi, Berhubungan seks dengan aman, yaitu dengan setia kepada satu pasangan dan menggunakan kondom.(*)