Jadi Momen Introspeksi Diri dan Peningkatan Profesionalisme

  • Bagikan
IST DOA BERSAMA. Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone bersama jajarannya melakukan doa bersama di sela kegiatan pembukaan Hari Pengayoman ke-79 yang diikuti secara virtual di aula Kanwil Kemenkumham NTT, Senin (15/7)

Keikutsertaan Kanwil Kemenkumham NTT pada Pembukaan Hari Pengayoman ke-79 secara Virtual

Pembukaan Hari Pengayoman ke-79 diikuti oleh jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) NTT secara virtual. Hari Pengayoman ini mengusung tema 'Kemenkumham Mengabdi untuk Negeri Menuju Indonesia Emas 2045'.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

KEPALA Kanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone didampingi Kadiv Administrasi dan Kadiv Keimigrasian, bersama para pejabat serta ASN di lingkungan Kanwil ikut hadir dalam kegiatan pembukaan Hari Pengayoman ke-79 di Aula Kanwil Kemenkumham NTT.

Rangkaian kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly dari Gedung Graha Pengayoman Jakarta, Senin (15/7). Peringatan Hari Pengayoman ke-79 tahun 2024 ini, secara khusus Menkumham, Yasonna Laoly menyampaikan perubahan nama perayaan hari lahir Kemenkumham yang jatuh setiap tanggal 19 Agustus telah resmi berganti namanya dari Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) menjadi Hari Pengayoman.

Dikatakan Yasona Laoly, perubahan ini dilakukan melalui studi mendalam untuk meluruskan dan mengembalikan sejarah Kementerian kepada sejarah yang sebenarnya.

Penggunaan nama pengayoman merujuk pada penggunaan lambang pohon beringin dengan tulisan Pengayoman sebagai lambang hukum, sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: JS.8/120/17 tanggal 6 Desember 1960.

”Sebagai salah satu institusi tertua yang lahir pasca diproklamirkan kemerdekaan Indonesia, perubahan nama tersebut melambangkan bahwa seluruh insan pengayoman harus turut mengayomi dan melindungi seluruh rakyat Indonesia dalam bidang hukum dan hak asasi manusia dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Pembukaan rangkaian kegiatan Hari Pengayoman ke-79 ini diawali dengan pelaksanaan doa lintas agama 'Doa Kemenkumham untuk Negeri' oleh lima tokoh agama, yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha, dengan harapan bangsa ini selalu diberikan perlindungan, kedamaian, kesejahteraan, dan kerukunan dalam kebhinekaan.

Harapan lain agar keluarga besar Kemenkumham senantiasa diberikan kelancaran dan kesuksesan dalam pengabdian untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Doa menjadi alat komunikasi langsung antara manusia dan Tuhan," ungkapnya.

Penguatan nilai spiritual sangat penting bagi Insan Pengayoman untuk terus mempedomani nilai-nilai keagamaan sebagai pegangan untuk selalu bertindak jujur dan benar.

Melalui peringatan Hari Pengayoman yang secara rutin laksanakan setiap tahunnya dengan berbagai macam bentuk kegiatan bertujuan agar menjadikan sebagai pribadi yang bersyukur dan berupaya untuk menjadikan Kemenkumham sebagai institusi besar, maju, dan memperoleh berbagai prestasi membanggakan yang tentunya dalam perkenanan Tuhan.

"Perayaan ini juga sebagai momen introspeksi diri agar menjadi pelajaran dan pijakan dalam menetapkan tujuan di masa depan," jelasnya.

Tetapkan resolusi bagi seluruh insan pengayoman untuk terus berperan aktif mewujudkan negara Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.

Perbaiki kekurangan yang masih ada. Juga berbagai prestasi dan legacy yang sudah diletakkan bersama, dijadikan pijakan dan pemacu semangat sebagai abdi negara yang mengabdi untuk negeri dan bukan untuk kepentingan diri sendiri melalui peningkatkan profesionalisme guna mendukung seluruh kebijakan Pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. (gat/dek)

  • Bagikan