KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma dinilai sebagai tokoh hebat yang dimiliki Provinsi NTT dan merupakan kelompok profesional dengan memiliki kapasitas dan kapabilitas yang tidak diragukan lagi untuk kepemimpinan politik NTT lima tahun ke depan.
"Kita sudah clear bicara tentang kapasitas pak Johni Asadoma. Tidak perlu diragukan lagi, sekarang institusi partai politik (parpol) yang perlu didorong," kata pengamat politik Universitas Nusa Cendana (Undana) Yohanes Jimmy Nami kepada Timor Express, Rabu (17/7).
Menurut Jimmy, partai politik perlu didorong untuk melirik para tokoh tersebut untuk mengantisipasi kepemimpinan politik daerah ini agar tidak hanya dikuasai oleh tokoh-tokoh tertentu saja. Yaitu orang-orang yang kebetulan masuk dalam skema parpol.
Sedangkan tokoh-tokoh yang tidak ada dalam skema parpol, walaupun mungkin kapasitas dan kapabilitasnya lebih baik, akan tetapi luput dari potret parpol.
"Memang kritik saya lebih ke partai politik. Karena banyak tokoh politik ini berjuang, bukan hanya kelompok profesional, bahkan anak kandung mereka sendiri juga banyak yang berjuang untuk mendapatkan tiket partai," jelasnya.
Karena itu, sudah saatnya parpol yang memiliki peran mandatory, menghadirkan calon pemimpin di NTT. "Saya pikir harus berani untuk menghadirkan postur-postur politik alternatif di luar politisi untuk kemudian bertarung di pilkada," katanya.
Menurut Jimmy, partai politik tidak boleh membloking diri hanya demi kepentingan internal mereka, melainkan melirik calon-calon alternatif NTT untuk disiapkan. Sesewaktu masyarakat memang membutuhkan postur politik seperti itu, termasuk sosok Johni Asadoma.
Karena itu, Jimmy menyarankan agar hal seperti itu perlu dibenahi, termasuk memberikan literasi kepada masyarakat agar putra-putri terbaik NTT yang berprestasi tidak hilang begitu saja dari pusaran politik lokal.
"Saya melihat partai politik NTT tidak melihat itu sebagai satu jalan politik yang strategis sehingga jangan sampai mematikan banyak anak muda NTT yang memiliki prestasi, tetapi tidak mau terlibat dalam membangun NTT hanya karena dia merasa tidak diapresiasi. Ini kan bisa jadi efek jangka panjang ketika dia punya niat membangun NTT dari ruang yang berbeda," kritiknya.
Jimmy memberikan contoh Johni Asadoma yang pernah menjadi pemimpin teritorial, kapasitas dan kemampuan memimpinnya tidak perlu diragukan lagi. "Sekarang tinggal partai politik yang meliriknya," ujarnya.
Bagi Jimmy, Johni Asadoma merupakan sosok yang cukup tenang dan bukan tipe tokoh yang secara cukup vulgar menyampaikan apapun atau membranding dirinya. Hal itu, terlihat dari keseluruhan aktivitasnya jarang dilihat publik.
Persoalan membranding tokoh, lanjutnya, harus jadi tugas partai politik. "Kita tentu tidak akan melihat kalau misalnya dibandingkan tokoh-tokoh politik lainnya yang sekarang sedang muncul, kita tidak melihat postur itu sama seperti pak Johni," tutup Jimmy.
Tokoh-tokoh hebat NTT lainnya yang memiliki komitmen dan konsisten membangun daerah seperti dosen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Frans Xaverius Lara Aba, politisi Partai Golkar Melkiades Laka Lena dan Politisi PDIP, Ansy Lema. (cr6/ays/dek)