Anak Terlindungi, Indonesia Maju

  • Bagikan
IST MERIAH. Sebanyak 1.400 orang anak menghadiri dan memeriahkan perayaan puncak HAN ke-40 tingkat Sinode GMIT yang dilaksanakan di gedung kebaktian Jemaat Kaisarea Kolhua, Kota Kupang, Selasa (23/7).

1.400 Anak Ikut Perayaan HAN ke-40 di Kota Kupang

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Sebanyak 1.400 orang anak menghadiri dan memeriahkan perayaan puncak Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 tingkat Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Kegiatan ini dilaksanakan di gedung kebaktian Jemaat Kaisarea BTN Kolhua Kota Kupang, Selasa (23/7). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.

Perayaan HAN ke-40 tahun 2024 ini mengusung tema 'Anak Terlindungi Indonesia Maju', dengan sub tema 'Suara Anak Membangun Gereja dan Bangsa'. Perayaan tersebut melibatkan anak-anak dari berbagai perwakilan yakni perwakilan anak lintas agama diantaranya, Hindu, Budha, Katolik dan Islam.

Anak-anak yang hadir merupakan perwakilan dari panti asuhan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), difabel, anak jalanan dan anak-anak perwakilan Klasis Kota Kupang, Klasis Kota Kupang Timur, Klasis Kupang Barat dan Klasis Kupang Timur dan per jemaat dengan mengirimkan 10 orang anak dan pendamping serta anak-anak PPA GMIT.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga melalui zoom mengatakan, sumber daya yang paling berharga bagi suatu negara bukan tambang atau gas bumi, namun sumber daya yang paling berharga adalah sumber daya manusia, maka harus memberi investasi yang besar bagi anak- anak yang mengisi 1/3 total populasi Indonesia.

Menurutnya, perayaan HAN bukan sekadar selebrasi namun merupakan momen penting untuk mengingatkan bahwa sumber daya yang paling berharga adalah sumber daya manusia, maka harus memberi investasi yang besar bagi anak- anak.

Berdasar konvensi hak anak dan undang - undang perlindungan anak, keberadaan gereja ramah anak menjadi bagian penting dalam pemenuhan hak anak dan perlindungan anak, hal ini dapat diwujudkan dalam peningkatan pelayanan gereja yang berorientasi pada kepentingan terbaik anak, seperti komitmen GMIT dalam mewujudkan gereja ramah anak.

Oleh karena itu, kata dia, pengetahuan bagi pimpinan agama tentang perlindungan anak menjadi sangat penting, sehingga peningkatan peran pimpinan agama yang akan mampu mendorong peningkatan pelayanan gereja dalam pemenuhan hak anak dan melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, kerentanan dan diskriminasi.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen (Dirjen Bimas Kristen) Kemenag RI, Levina Nahummury mengapresiasi perayaan HAN di Kota Kupang dengan menghadirkan anak- anak dari lintas agama serta perwakilan anak dari berbagai komponen.

Momentum HAN, kata dia, adalah momen yang tepat untuk menggugah partisipasi seluruh komponen dalam memberi perlindungan dan berbagai bentuk penghormatan dalam menjamin pemenuhan hak - hak anak tanpa diskriminasi serta menyediakan ruang bagi anak untuk berpartisipasi dalam pelayanan dan secara aktif menyuarakan pendapatnya.

"Luar biasa, semua agama diwakili di HAN 2024, contoh besar yang bisa kita ambil, tidak ada perbedaan, yang ada bahwa HAN hari ini menjadi momen penting bagi anak-anak," kata Levina.

Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Saneb Yohanes Ena Blegur mengatakan, peringatan HAN yang diselenggarakan oleh GMIT semata memiliki harapan agar anak -anak dapat menemukan jati diri, tumbuh kembang terus terjaga termasuk pemenuhan hak- hak anak.

"Sinode berkomitmen untuk menerapkan gereja ramah anak, komitmen menjaga dan memenuhi hak anak seperti hak pendidikan dan hak hidup menjadi komitmen bersama," jelasnya.

Mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota, Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Marlin Detaq mengatakan, perayaan HAN ke-40 menjadi momentum penting untuk memperjuangkan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam setiap sektor kehidupan.

Meski, masih terdapat berbagai persoalan terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak yang perlu segera ditangani seperti stunting, tingginya kasus kekerasan terhadap anak, pekerja anak dibawah umur dan anak putus sekolah menjadi pekerjaan rumah bersama untuk diselesaikan, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang menunjukkan keseriusan dalam penanganan berbagai isu terkait perlindungan anak, generasi penerus bangsa yang nantinya menjadi pemegang kendali pemerintahan.

Pemkot Kupang telah menyelenggarakan sejumlah program bantuan sosial, berupa beasiswa perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat, kelurahan ramah anak dan perempuan, satuan pendidikan ramah anak, pelayanan ramah anak di puskesmas, pusat kreativitas rumah ibadah ramah anak serta program - program penanganan stunting.

"Kami sadar untuk upaya ini, pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, membutuhkan dukungan dan keterlibatan semua pihak, sekolah, masyarakat sekitar juga lembaga keagamaan," katanya.

Puncak perayaan HAN ke-40 di Kota Kupang di selenggarakan dengan meriah dan dirangkai dengan ibadah syukur singkat serta berbagai penampilan budaya yang ditampilkan oleh masing-masing perwakilan anak seperti permainan musik assambel, nyanyi solo, vokal grup, paduan suara, tarian kreasi dan ditutup dengan deklarasi stop kekerasan anak.

Anak-anak yang hadir dalam kegiatan ini nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut, dengan berbagai lomba yang digelar. (thi/gat/dek)

  • Bagikan