Anak Berkebutuhan Khusus Harus Punya Masa Depan

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX POSE BERSAMA. Ketua Majelis Jemaat GMIT Paulus, Pdt. Apriana Norma Manu-Folla, (tengah) dan jajaran Badan Hari Raya Gerejawi pose bersama usai berikan keterangan terkait pelaksanaan kegiatan workshop, Kamis (25/7)

Workshop Pendampingan dan Pengajaran Kristen yang Digelar Badan Hari Raya Gerejawi GMIT Paulus

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa terkecuali. Termasuk anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian maka diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih inklusif, berempati dan menghargai keberagaman.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

BADAN Hari Raya Gerejawi GMIT Paulus Kupang akan menggelar Workshop Pendampingan dan Pengajaran Kristen. Workshop ini digelar, Sabtu (27/7).

Ketua Majelis Jemaat GMIT Paulus, Pdt. Apriana Norma Manu-Folla kepada media ini, Kamis (25/7) menjelaskan bahwa bulan Juli telah ditetapkan oleh Persidangan Sinode GMIT menjadi bulan pendidikan. Tujuannya untuk mencerdaskan generasi bangsa.

Selain itu, memberikan perhatian kepada guru-guru, khususnya sekolah Kristen yang ada di Kota Kupang dan di daerah-daerah. Khusus Jemaat Paulus, melalui Badan Hari Raya Gerejawi menggelar pendampingan dan pengajaran Kristen bagi anak-anak penyandang disabilitas.

"Sebagai gereja, kami sangat mendukung karena anak-anak yang berkebutuhan khusus harus punya masa depan," ujarnya.

Mereka (anak berkebutuhan khusus) adalah anak-anak Tuhan yang harus mendapatkan kasih, pengajaran dan mendapatkan hal-hal penting yang dibutuhkan bagi masa depan.

Sementara Ketua Badan Hari Raya Gerejawi, Aky Kalla mengatakan bahwa kebutuhan anak-anak difabel harus menjadi tanggung jawab Gereja dengan memberikan dukungan untuk perjalanan hidup mereka ke depan.

Terkait kegiatan yang akan digelar, kata Aky Kalla yang hadir nanti sekira 49 mata jemaat GMIT Klasis se-Kota Kupang. Selain itu, Sekolah Kristen dari tingkat sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi dan lainnya.

"Kami perkirakan yang hadir nanti sekira 600-700 orang," ungkapnya.

Menurutnya, semua punya hak yang sama untuk mendapatkan pendamping dan pengajaran Kristen seperti jemaat pada umumnya. Termasuk, anak-anak berkebutuhan khusus.

Sebanyak delapan narasumber akan hadir dalam workshop ini. Di mana, tiga narasumber dari Universitas Kristen Maranatha, penyandang disabilitas, orang tua pengasuh autis, Psikolog, Sinode GMIT dan beberapa narasumber lainnya.

"Acara kita akan atur secara santai sehingga tidak membosankan. Beberapa Talent akan kita undang juga untuk hadir mengisi acara," pungkasnya. (gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version