KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Sesuai data yang diperoleh dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika, selama seminggu terakhir ini telah terjadi puluhan kali kejadian gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Jadi, telah terjadi sebanyak 66 kali kejadian gempa bumi di wilayah NTT dan dua kejadian gempa bumi diantaranya dirasakan guncangannya sejak tanggal 19- 25 Juli," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono.
Menurut Margiono, gempa bumi yang dirasakan guncangannya berlokasi di 24 km tenggara Kupang-NTT dengan magnitudo 5,4. Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Kota Kupang IV-V MMI, di Soe II-III MMI, dan di Alor I-II MMI-37 km Timur Laut Tambolaka dengan magnitudo 4,5, dirasakan di Tambolaka II MMI.
Menurutnya, gempa bumi periode ini didominasi oleh gempa bumi magnitudo kecil (M< 4,0) sebanyak 63 kejadian dan berkedalaman dangkal (D<60 Km) sebanyak 50 kejadian.
Kejadian gempa bumi di laut sebanyak 52 kali kejadian (78 persen) dan di darat sebanyak 14 kejadian (22 persen). Frekuensi kejadian gempa bumi harian tertinggi terjadi pada tanggal 21 Juli yakni sebanyak 13 kali kejadian.
"Kejadian gempa bumi terbanyak terjadi di Pulau Flores dan sekitarnya sebanyak 30 kali kejadian," ungkap Margiono.
Sementara mengenai prospek cuaca satu minggu ke depan untuk wilayah NTT sejak 26 Juli sampai 1 Agustus, Kepala Stasiun Meteorologi, Sti Nenot’ek menjelaskan bahwa saat ini wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.
Secara umum kondisi dinamika atmosfer yang terpantau pada tanggal 26 Juli yaitu suhu muka laut di wilayah NTT umumnya berkisar antara 26.0 °C–29.0 °C dengan anomali suhu muka laut di wilayah NTT berkisar antara -0.5 °C hingga +1.5 °C.
Sementara tekanan udara di wilayah Indonesia pada umumnya berkisar antara 1005–1017 hPa. Tekanan udara di wilayah Asia berkisar antara 995–1016 hPa. Sedangkan di wilayah Australia berkisar antara 1016–1031 hPa.
Madden Julian Oscillation (MJO) berada pada posisi kuadran 5 (Maritime Continent, Netral) dan aktifnya gelombang Equatorial Rossby sehingga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah NTT. Kondisi cuaca umumnya cerah berawan tebal, terdapat potensi hujan ringan hingga sedang dan kabut di beberapa wilayah di NTT. Suhu udara berkisar dari 12–33°C, kelembaban udara berkisar antara 40–95 persen.
"Aktifnya Monsoon Timur dan besarnya perbedaan gradient tekanan Australia-Asia menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah NTT," jelas Sti.
Pada umumnya arah angin di NTT bergerak dari arah Timur-Tenggara dengan kecepatan berkisar 20-50 km/jam. Pulau Rote, Tanggal 26 Juli sampai 1 Agustus 2024 yaitu umumnya cerah berawan hingga berawan tebal. Berpotensi hujan ringan hingga sedang.
"Berpotensi kabut di wilayah dataran tinggi di Pulau Timor," ujarnya.
Pulau Rote, Sabu dan Sumba umumnya cerah berawan serta berpotensi hujan ringan. Pulau Flores umumnya cerah berawan. Berpotensi hujan ringan hingga sedang. Potensi Kabut di wilayah dataran tinggi di Pulau Flores.
Sedangkan Pulau Pulau Adonara, Solor, Lembata, Pulau Alor umumnya cerah berawan. Berpotensi hujan ringan.
"Waspada juga potensi angin kencang dan dampak yang ditimbulkannya serta potensi kebakaran lahan dan hutan di wilayah NTT," pungkasnya. (r1/gat/dek)