SABU RAIJUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Desa Raekore Kecamatan Sabu Barat dari dulu dikenal sebagai penghasil bawang merah dan bawang putih. Semenjak Sabu Raijua masih bagian dari Kabupaten Kupang, Desa Raekora adalah pemasok bawang merah terbesar untuk Kota Kupang dan juga di kirim ke Makassar-Sulawesi Selatan.
Pada bulan Apri-Mei adalah musim menanam bawang merah, merupakan jadwal dan kesempatan bagi petani lahan kering. Setelah panen padi, para petani memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman hortikultura, termasuk menanam bawang merah dan bawang putih yang menjadi komoditas utama bagi petani di daratan Sabu.
Seorang petani di Raekore, Djara Djami Riwu yang di temui Timor Express di lahannya, Jumat (26/7) mengaku telah memanen bawang merah pada musim tanam pertama (Maret-Juni) dengan hasil panen rata-rata satu kepala keluarga (KK) sekitar 5-7 ton dan sekarang ia sudah menanam kembali bawang merah.
Menurut Djara yang di sapa bapa Maleko, menanam bawang merah merupakan pekerjaan rutin setiap tahun usai panen padi.
Sementara, pantauan Timor Express di beberapa lokasi seperti Desa Raekore, Raenyale dan Raemude Kecamatan Sabu Barat, sebagian para petani telah memanen bawang merah dan masih ada yang tanam kembali bahkan ada yang baru menanam bawang dilahan persawahan.
Terpisah, dua petani bawang merah di Ledemanu Desa Raenyale, Okto Djara dan Ferdy Djara mengaku telah memanen bawang merah bulan Mei lalu dan sekarang sudah tanam kembali untuk yang dua kali. Soal air ada dua sumur gali yang debit airnya tidak berkurang.
"Kami baru tanam bawang merah dan sekarang tanaman bawang sudah berumur dua bulan. Nanti bulan Agustus 2024 sudah bisa panen," kata Ferdy.
Ia berharap hasil bawang tahun ini banyak. Karena pada tahun 2023 lalu mengalami gagal panen. Penyebabnya cuaca buruk dan hujan pada malam hari mengakibatkan tanaman bawang rusak total.
“Kami memiliki dua sumur yakni satu buah sumur gali dan satu sumur pompa. Tujuannya air sumur pompa untuk mengairi sawah dan tanaman hortikultura pada musim kemarau. (kr8/ays/dek)