Transformasi Ekonomi Nusa Malole

  • Bagikan
James Adam

oleh: DR.James Adam, SE., MBA *)

Ketika tahun lalu membaca buku berjudul Otak Rote, saya tersentak dan sepintas berpikir apa ada yang aneh dengan otaknya orang Rote sehingga si penulis memberi judul tajam sekali. Namun setelah membaca buku itu baru saya paham bahwa ada historical note yang ingin disampaikan si penulis yang ternyata adalah seorang guru. Memang guru berlabel pahlawan tanpa nama ternyata juga berpikir tanpa batas yang dapat menitik sejarah bagi generasi kemudian.

Salah satu historical note bahwa pada awal abad ke 17, tepatnya ketika FOE MBURA diangkat dan dilantik menjadi raja Nusak Thie ke V(1729-1746) menggantikan ayahnya MBURA MESA, raja Nusak Thie ke IV(1685-1729). Tepatnya di Fiulain Nusak Thie, raja Foe Mbura mulai mentransfer ilmu pengetahuan yang dibawa dari Batavia dengan membangun sekolah umum dan agama pertama pada akhir tahun 1732.

Pada saat itu negeri terselatan di bawah jajahan Belanda dan sangat memprihatinkan karena masyarakat pribumi belum mengenal huruf, belum tahu membaca dan menulis, jauh tertinggal dan belum percaya Tuhan sebab itu mereka masih menyembah berhala. Sering terjadi peperangan, pencurian serta pembunuhan antar suku dan antar nusak/kerajaan yang menelan banyak korban manusia dan harta benda.

Raja Foe Mbura berupaya agar rakyatnya keluar dari keadaan tersebut bahkan dia memiliki pandangan cukup brilian agar rakyat Nusak Thie bahkan Nusa Lote dapat hidup sehat, mengenal huruf, bisa membaca, menulis, berhitung dan percaya Tuhan sehingga semua hidup rukun, aman dan damai di nusak yang diartikan dalam bahasa ibu ‘sangga ndolu sio, ma tungga lela falu’.

Pulau Rote acap terdengar mempunyai nilai lebih sebagai gerbang terselatan. Pertanyaan kita adalah apa nilai lebih pulau Rote, padahal jika ditarik garis lurus hanya mentok di benua Australia, dan apakah yang bisa membuat Rote menjadi terkenal oleh karena berada terselatan? Jika pertanyaan ini dijawab oleh orang Rote pasti benar 10 namun jika dijawab oleh orang Miangas maka 10 salah, tetapi jika dijawab oleh orang Jawa bisa saja salah 3, akan tetapi jika orang Kupang maka jawabannya te se de. Bisa saja yang lebih terkenal bahasa Rote campur Inggris yakni “good morning mester re” sebab warga medsos dibuat terbahak.

Catatan hari ini yang membuat Rote bernilai lebih mungkin karena terdapat obyek daya tarik wisata yang berjumlah 114 destinasi. Namun rasanya yang sangat berbeda dari daerah lain adalah destinasi wisata Laut Mati (dead sea), selain yang paling dikenal ada di negara Israel. Pertanyaan berikut, apakah dengan adanya Laut Mati kedua di dunia maka Rote bisa menjadi lebih terkenal.

Kabupaten Rote Ndao memiliki 120 pulau, walau tidak sebanyak Ambon negeri 1000 pulau yang dalam historical note merupakan daerah asal orang Nusa Fua Funi, Nusa Ndalu Sita, Nusa Lote. Sejarah mencatat tentang pelaut Portugis, Antonio Pigafetta (1522) dengan kapal Victoria dan E‘ahun adalah pusat kerajaan Ringgou yang merupakan kota bersejarah bagi orang Rote karena disitu mula-mula orang menyebut nama Rote, termasuk selat Pukuafu dari bahasa Spanyol yang berarti “muntah terus-menerus”.

Memang keunikan Rote yang berada terselatan sering dilewati para pelaut masa lampau, dan hingga historical note tentang turunan suku Gad(Yahudi Alfuros) yang hilang tidak bisa terbuang begitu saja sebab itu tidak jarang dibilang orang Rote memiliki otak ala Yahudi. Jika kita mencermati lebih mendalam maka tersimak bahwa terdapat sekitar 10 kesamaan budaya antara orang Rote dan orang Yahudi, apakah ini jawaban untuk otak Rote dan atau otak Yahudi ?.

Historical note hari ini mengatakan bahwa pantai Nembarala makin terkenal sehingga terjadi transformasi ekonomi baru dari tuak/sopi ke soft drink, dari laut/mangae/makameting ke homestay/hotel, dari kuda/bemo ke ojek dan rental, dan dari taripang ke menanam rumput laut. Transformasi ekonomi akan berdampak positif jika terjadi profesionalisme perilaku ekonomi yang dapat berkontribusi signifikan terhadap penerimaan daerah.

Target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2023 sebesar Rp 29,6 miliar terbukti terealisasi sebesar Rp 33,8 miliar. Artinya terdapat potensi pertumbuhan positif walaupun pajak dan retribusi daerah masih menjadi prime mover. Kehadiran hotel Nihi Rote, Asia Pasific, Seed Resort, Manduna Resort, Loedi Bungalow dan sejumlah vila dan cottage premium memberi sinyal bahwa Nembarala akan menjadi center of income generating bagi negeri terselatan pada tahun 2045.

Nembarala hari ini menjadi center of excellent bagi Nusa Fua Funi dengan hotel, vila, cottage premium termasuk café dan restoran harga dollar dengan makanan rumahan menjanjikan historical note bagi banyak orang. Target PAD tahun 2024 sebesar 35,3 miliar bisa saja over target jika masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah bekerja kolaboratif dan massif, sebab tidak ada ruang untuk kita bekerja sendiri. PAD bisa meningkat jika technology intelligence dan social engineering dapat digerakan serentak agar kaum wajib pajak responsif, transparan dan bertanggung jawab, namun kaum birokrat harus juga disiplin, tepat waktu, dan bermimpi tentang perubahan.   

Pajak dan retribusi daerah dari berbagai sektor akan membuat wajah penerimaan daerah bersahaja jika saja kita disiplin, jika saja kita bertindak tepat, jika saja kita bermimpi positif. Oleh karena itu, di jaman now strategi harus berubah, cara berpikir dan bertindak harus berubah, dan tidak menjadi boz dibelakang meja, sebab jika tidak maka Rote Ndao nusa malole 2045, gerbang terselatan, nusantara maju, berkeadilan, inovatif dan lestari berkelanjutan hanyalah sebuah kata manis untuk didengar tetapi tidak untuk digapai.

Visi RPJPD sangat detail memberi gambaran bahwa transformasi ekonomi Rote bersinggungan erat dengan RPJPN, yang berarti dari negeri selatan nusa malole, kita harus maju, adil dan inovatif menuju Indonesia Emas. Jika pendapatan daerah tahun 2024 ditargetkan 860,4 miliar dan tahun 2025 sebesar 888,7 miliar maka pada tahun 2045 mesti sebesar 2,1 triliun. Jika PAD tahun 2024 ditargetkan sebesar 35,3 miliar dan tahun 2025 sebesar 38,3 miliar maka pada tahun 2045 mesti sebesar 150 miliar. Pertanyaan mendasar adalah apakah mungkin? Jawabanya pasti mungkin sebab Pantai Nembarala, Bo’a, Oeseli, serta pulau Doo dan lainya akan mendunia dan berpenghuni para pelancong manca negara, apalagi jika semua komponen tidak berpikir berkotak tetapi berpikir berlingkar.

Inilah salah satu wujud konkrit transformasi ekonomi nusa malole menuju Indonesia Emas tahun 2045. Semua kita harus melihat kedepan, jangan melirik ke samping dan kebelakang karena semua sudah lewat dan yang dibelakang juga akan lewat. Jadilah pemain dengan tidak menunggu bola dan jadilah orang yang tidak menjadi tamu dalam rumah sendiri, sebab segala sesuatu pasti berubah karena yang kekal hanyalah yang Mencipta. (*)

*) Pengamat Ekonomi Regional  

  • Bagikan

Exit mobile version