KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Ekonomi nasional saat ini masih belum pulih benar, imbas dari Pandemi Covid-19 berdampak serius terhadap berbagai sektor usaha. Akibatnya, lapangan pekerjaan semakin sulit, ekonomi terpuruk, dan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat terasa kian berat.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden RI Joko Widodo selalu mengingatkan pentingnya peran sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya untuk mengoptimalkan peran tersebut tidak hanya dari sisi pembiayaan, tetapi turut mendampingi para pelaku UMKM terkait dengan kemasan agar dapat meningkatkan daya saing di kancah global.
Praktisi ekonomi yang giat mengembangkan UMKM Ir. Frans Go, SH mengakui jika kondisi ekonomi global berimbas sampai pertahanan ekonomi masyarakat kecil di daerah. Salah satu upaya agar ekonomi masyarakat tetap eksis menghadapi tuntutan ekonomi yang semakin sulit adalah dengan mamaku peran UMKM.
“Memang keadaan ekonomi kita saat ini tidak baik-baik saja, dan hal ini terus berimbas sampai ke masyarakat yang paling bawa. Salah satu upaya pemerintah agar masyarakat kecil tidak terimbas adalah dengan memacu pertumbuhan UMKM,” ujarnya.
Lebih lanjut, pegiat UMKM ini menambahkan, UMKM merupakan salah satu pertahanan dasar dalam menghadapi gonjang ganjing ekonomi yang semakin sulit dewasa ini. Dengan keberadaan UMKM yang semakin maju maka akan terjadi perputaran uang di kalangan bawah atau kalangan rakyat kecil.
Selain itu, katanya, pemerintah harus turun tangan mengatasi ekonomi rakyat dan memantau perputaran uang di masyarakat. Frans Go malah menyarankan agar pemerintah terus membantu rakyat dengan menggelontorkan dana stimulai seperti bantuan langsung tunai (BLT) dengan terus melakukan pengawasan terhadap perputaran dana BLT di pasaran.
“Penjual sayur keliling, warung, rumah makan dan usaha kecil lainnya harus berputar, jangan sampai usaha-usaha ini mati, karena usaha seperti ini merupakan sumbu untuk pertahanan ekonomi rakyat kecil menghada;pi krisis,” ungkap Frans Go.
“Bahwa ada anggapan jika pembagian BLT kepada rakyat membuat rakyat tidak lagi berusaha dan hanya berharap kepada pemerintah, itu juga benar, tapi BLT harus tetap diberikan agar ekonomi masyarakat tetap hidup dan usahanya tidak mati,” sambung alumni SMA Negeri 1 Kupang ini.
Terhadap kondisi ekonomi yang semakin redup tersebut, Frans Go meminta semua stakeholder di NTT untuk bersama-sama mencari solusi guna menghadapi situasi dan perkembangan ekonomi yang semakin kurang baik itu.
“Akademisi, praktisi, politisi, eksekutif serta organisasi-organisasi seperti KADIN, HIPMI dan lainnya untuk bersama pemerintah bahu membahu mencarikan solusi agar masyarakat kecil tidak terlalu berdampak akan kondisi ini,” ujarnya.
“Ibarat lampu yang mulai redup, satu-satunya upaya kita adalah menjaga pelita kecil ini, yaitu perputanan ekonomi kecil di daerah kita. Jaga jangan sampai padam, karena UMKM bisa mengatasi kelaparan masyarakat, apalagi terjadi perputaran uang di kalangan bawah. Sambil itu pemerintah melakukan intervensi dengan memberi stimulant-stimulan agar UMKM tetap terjaga dan bisa tetap eksis,” tambahnya.
Tujuannya adalah untuk menyiapkan parasut karena sebentar lagi kita terjun bebas. Tapi semoga hal itu tidak terjjadi,” ungkapnya lagi. (*)