KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Program Incident (increasing Resiliency through CCA and DRR in Nusa Tenggara) adalah sebuah inisiatif catholic relief services dan mitra kerja kami yang telah dilaksanakan selama dua tahun di di Provinsi NTT.
Melalui tiga sektor intervensi yaitu pengurangan resiko bencana, peningkatan teknologi pertanian cerdas iklim dan ketahanan perekonomian rumah tangga. Program ini telah berkontribusi terhadap usaha pemerintah dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap resiko bencana dan iklim, khususnya di Kabupten Flores Timur, Lembata dan Belu.
“Berakhirnya program INCIDENT ini mewariskan banyak pembelajaran dan praktik baik yang bisa menjadi inisiatif untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap resiko bencana” ujar Yenni Suryani selaku Contry Manager Cathouc Relief Services (CRS)disela-sela lokakarya program CRS, Kamis (1/8) di Hotel Aston.
Yenny Suryani menyampaikan program CRS telah selesai dilaksanakan, untuk itu lokakarya dengan tema ’Bersama Membangun Masyarakat yang Berdaya untuk Memperkenalkan program CSR’.
Tujuan lokakarya untuk memperkenalkan hasil yang dicapai karena program CRS juga mendapat dukungan dari pemerintah.
Menurut Yenny Suryani ,CRS merupakan sebuah lembaga kemanusiaan dan pembangunan yang telah bekerja di Indonesia sejak than 1957 dengan memorendum saling pengertian (MSP) dengan Kementrian RI untuk membantu masyarakat yang terkena bencana dan masyarakat kurang beruntung, tanpa memandang ras dan kebangsaan.
Belajar dari keberhasilan dan pengalaman program Preparedness and Resilience (PAR IV), CRS akan melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan oragnisasi perangkat daerah, seperti dinas sosial, Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), dinas pertanian dan tanaman pangan, dinas lingkungan hidup dan kehutanan.
CRS juga bekerja sama dengan mitra lokal yang telah terbukti memiliki pengalaman berharga dalam bekerja di tingkat lokal.
Dalam banyak kesempatan sering kali para mitra juga termasuk sebagai anggota kumunitas sasaran sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap keberlanjutan, relevansi, inklusi dan tingkat kepercayaan terhadap program.
Hadir dalam lokakarya selain CRS, ada unsur pemerintah, kaum difabel dan undangan lainnya. (dek)