KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Klub Astronomi bernama Arisan Astro (Astronomi dan Astrofotografi) di Indonesia memberikan edukasi kepada siswa SMA Kristen Citra Bangsa Mandiri Kupang, Kamis (1/8).
Sejumlah siswa-siswi berkesempatan mengamati matahari menggunakan teleskop khusus dan dome atau planetarium portabel.
Dalam kesempatan itu, Klub Arisan Astro melibatkan Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ), (PELATI) Pecinta Langit Timor. Selain itu, hadir juga Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN).
Koordinator kegiatan, Zulkarnain, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk melestarikan langit Kupang dari polusi cahaya dan polusi udara. Klub Arisan Astro ini terdiri dari para astronom amatir yang fokus pada kampanye langit gelap.
Jika di masa depan polisi cahaya sudah meningkat, kata Zulkarnain, dikhawatirkan generasi mendatang tidak bisa menikmati langit indah ini.
"Itu tujuan utama kami berkampanye melestarikan langit gelap," ujarnya.
Sejumlah siswa-siswi sangat antusias saat melakukan proses pengamatan matahari menggunakan planetarium portabel.
Dirinya berharap agar ke depan, para siswa-siswi ini dapat menjaga langit Kupang dari polusi cahaya dan udara sehingga proses pengamatan astronomi terus dilakukan.
Menurutnya, para pelajar ini merupakan generasi penerus bangsa.
Karena itu, mereka mesti mengetahui bahwa polusi cahaya itu dapat mempengaruhi pengetahuan tentang langit.Terkait astronomi ini ada sains dan wisatanya. Jika bisa digabungkan sehingga dijadikan taman nasional langit gelap.
Sementara Edukator Astronomi POJ, Muhammad Rayhan, berkesempatan memberikan materi kepada para siswa-siswi mengenai dampak polusi cahaya dan udara terhadap kualitas langit.
Dijelaskan, langit malam Kupang bersih dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Faktor ini yang membuat Observatorium Nasional Timau dibangun di Kabupaten Kupang sehingga menjadi salah satu destinasi bagi para pencari langit gelap.
Dirinya berharap Kota Kupang dan Kabupaten Kupang dapat menggunakan tudung lampu.
Tujuannya untuk mengurangi polusi cahaya. Selain itu, polusi udara perlu ditekan sehingga tidak mempengaruhi kualitas langit di Kupang.
"Kita harus membantu operasional Observatorium Timau dengan memakai tudung lampu serta mengurangi polusi udara dengan tidak membakar sampah," tandasnya.
Frensly Salhuteru, salah satu siswa kelas X SMA Kristen Citra Bangsa Mandiri Kupang, mengaku bahwa langit Kota Kupang bersih dibandingkan Jakarta.
"Langit Kupang sangat bersih," kata Frensly yang baru sebulan di Kota Kupang. pungkasnya. (r1/gat/dek)