Pendekatan Psikologi Awal Cegah Bunuh Diri

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX POSE BERSAMA. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Prodi Psikologi FKM Undana pose bersama sejumlah mahasiswa di Prodi FKM Undana, Kamis (1/8).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sejumlah mahasiswa yang tersebar di beberapa Perguruan Tinggi (PT) di Kota Kupang diberikan edukasi tentang dukungan psikologi awal untuk pencegahan tindakan bunuh diri. Kegiatan tersebut digelar oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Prodi Psikologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana (Undana), Kamis (1/8).

Tim Pengabdian ini dipimpin Rizky Pradita Manafe bersama dua orang anggota yaitu Juliana Marlin Y. Benu dan R. Pasifikus Christa Wijaya.

"Kami memilih topik pencegahan bunuh diri," ujar Dita sapaan akrab Rizky Pardita Manafe di lokasi kegiatan Prodi FKM Undana.

Menurut Dita, ada banyak kasus bunuh diri yang terjadi pada tahun 2022 dan 2023. Para pelaku bunuh diri ini, lanjutnya, juga ada yang masih berstatus sebagai mahasiswa.

Judul pengabdian 'Beta di Sini '. Tema kegiatan ini adalah 'Pelatihan Dukungan Psikologi Awal untuk Pencegahan Bunuh Diri bagi Mahasiswa di Kota Kupang'.

Peserta yang hadir berjumlah 22 orang yang berstatus mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Universitas Kristen Citra Bangsa (UCB), Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Politeknik Negeri Kupang, Politeknik Pertanian Kupang, Poltekkes Kemenkes Kupang, Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang.

"Kami melatih teman-teman mahasiswa sehingga mereka bisa melihat tanda-tanda atau gejala-gejala dari orang-orang memiliki kecenderungan bunuh diri atau Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri (OKBD)," jelasnya.

Para peserta pelatihan juga diberikan pemahaman tentang adanya OKBD seperti apa dan menemukan hal tersebut apa yang harus dilakukan. Sehingga, ketika mendengar ada orang yang mengaku punya niat untuk bunuh diri jangan sampai diremehkan.

"Kami melatih mereka bagaimana bisa beri dukungan psikologis awal sehingga mereka bisa menjadi teman yang baik," ungkapnya.

Selain itu, dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, para peserta yang hadir juga dilatih bagaimana bisa merawat diri. Setelah kegiatan ini, para peserta diharapkan melakukan tindak lanjut ke kampus mereka masing-masing sebelum hari pencegahan bunuh diri pada tanggal 10 September mendatang.

Dita mengaku penyebab utama setiap orang ingin bunuh diri adalah stres, tapi sampai memiliki kecenderungan bunuh diri itu karena cara mengatasi stres yang tidak adaptif. Selain itu, tidak mendapatkan dukungan dari orang sekitar.

"Biasanya, orang yang ingin bunuh diri itu dia merasa sendiri dan tidak ada satu orang pun yang memahami kondisinya," jelasnya.

Pelatihan ini diharapkan bisa menjadi teman sehingga bisa sadar dan peka melihat ada tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut dengan pendekatan psikologi awal.

"Jika ada perubahan-perubahan sikap, seperti tidak mau makan, atau menangis, sering menyendiri bahkan sampai mengeluarkan kata-kata lebih baik saya mati saja itu kita harus dekat dan berikan perhatian lebih," ungkapnya.

Cara mendekati orang-orang tersebut juga tidak serta merta begitu saja tapi ada teknik-teknik tertentu, termasuk tidak boleh menghakimi.

"Kalau dia belum mau bercerita kita tidak boleh memaksa untuk dia bercerita, tapi kita harus sampaikan bahwa saya ada jika kalau mau butuh bantuan untuk mendengarkan," jelasnya.

Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah para peserta yang hadir bisa menjadi teman yang baik dan bisa menyampaikan semua informasi yang didapat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat bisa diteruskan kepada teman-teman yang lain. (r1/gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version