Produsen Laptop Suntik Teknologi AI buat Segmen Konsumer

  • Bagikan
M Salsabyl Adn/Jawa Pos PENGGUNAAN MAKIN LUAS: Luthfi Fuardi (kiri) dan Muhammad Firman menunjukkan lini produk konsumer terbaru yang difasilitasi dengan teknologi kecerdasan buatan di Surabaya kemarin (2/8)

SURABAYA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Perangkat komputer dan laptop segmen gaming sedang meroket, namun produsen tidak mau meninggalkan segmen konsumer. Pabrikan pun menyuntikan teknologi terbaru. Termasuk, memfasilitasi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Head of Public Relations ASUS Indonesia Muhammad Firman mengatakan, segmen konsumen secara volume penjualan masih tidak terkalahkan. Sebab, ceruk pasarnya besar. Semua pengguna yang tidak punya keperluan tertentu atau ingin menghemat budget biasanya membeli produk tersebut.

"Contohnya, Vivobook kita di segmen consumer. Kalau dari sisi volume kontribusinya sampai 40 persen," ujarnya saat pengenalan Vivo AI di Surabaya kemarin (2/8).

Namun, kontribusinya lebih rendah jika dilihat dari sisi nilai. Sebab, harga jual untuk segmen gamer atau profesional jauh lebih tinggi. Apalagi, siklus konsumsi produk gaming biasanya lebih cepat.

Sebab, saat ada game baru yang membutuhkan spesifikasi lebih tinggi, penggemar garis keras bakal rela beli laptop atau komputer berteknologi terbaru.

Oleh karena itu, konsumen segmen gaming yang upgrade teknologi setahun sekali. Namun, pengguna segmen konsumer biasanya mencapai 5 tahun sekali.

"Tapi, kita juga tak bisa meninggalkan segmen tersebut. Oleh karena itu, kami juga menyematkan teknologi AI dalam segmen tersebut," jelasnya.

Consumer Product Marketing ASUS Indoensia Luthfi Fuardi menambahkan, keputusan untuk menambahkan teknologi pemrosesan AI disebabkan karena penggunaan kecerdasan buatan yang makin luas. Mulai dari pengolahan teks menjadi gambar, pengolahan video, hingga pengaturan otomatis sehari-hari.

Padahal, pemrosesan AI tak bisa dilakukan hanya dengan CPU dan GPU. Jika hanya mengandalkan dua kekuatan itu, pemrosesan bakal berjalan lebih lambat dan membutuhkan daya lebih dari biasanya.

"NPU (neural processing unit) dihadirkan oleh pabrikan prosesor khusus untuk menangani kecerdasan buatan. Karena itulah ke depan kami membagi segmen bukan dari prosesor tapi kebutuhan AI dari konsumen," tuturnya. (bil/dio/thi/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version