Dorong Kemajuan Pendidikan di wilayah Pelosok
JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, 26.36 juta penduduk di Indonesia berada di garis kemiskinan, sedangkan Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan ketiga.
Hal itu menyebabkan lebih dari 50 persen sekolah di NTT dalam kondisi yang tidak layak, baik rusak dan tidak memiliki perlengkapan pendidikan yang mumpuni.
Berangkat dari permasalahan tersebut, BINUS SCHOOL Simprug bersama Happy Hearts Indonesia bekerjasama untuk membangun pendidikan sejak kanak-kanak di NTT melalui kelompok Bersama Untuk Bangsa yang diusung oleh sejumlah siswa, yaitu Kenneth William Santoso, Diptanshu Bose, Davrell Mylka Jowkins, dan Ramiza Aqila Santoso.
Selama kurang dari satu tahun, 11 siswa angkatan 2026 BINUS SCHOOL Simprug mengumpulkan donasi dan melakukan riset untuk membangun kembali PAUD Sumber Kasih yang berada di Sumba, NTT.
Kerjasama BINUS SCHOOL Simprug dengan Happy Hearts Indonesia melalui proyek ini turut berpartisipasi dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), terutama Tujuan 4: yaitu Pendidikan Bermutu, Tujuan 10: Mengurangi Ketimpangan, dan Tujuan 15: Menjaga Ekosistem Darat.
Pada bulan Juni, Bersama Untuk Bangsa mendatangi langsung PAUD Sumber Kasih untuk melihat programnya yang telah rampung, di antaranya adalah membangun ulang dua kelas, memfasilitasi furniture pendukung pembelajaran seperti meja, kursi, dan mainan anak-anak, menghadirkan tempat bermain, serta menyediakan kamar mandi yang layak.
Perwakilan Bersama Untuk Bangsa yang juga siswa BINUS SCHOOL Simprug, Davrell Mylka Jowkins, berharap melalui program yang sudah dijalankan ini dapat membantu generasi penerus di NTT mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.
"Semoga di masa depan, masyarakat Sumba dapat mengatasi tantangan terkait pendidikan dan menjadi lebih teredukasi dan menjadi bermanfaat bagi orang banyak," ungkap Davrell.
Program yang dijalankan ini juga tidak lepas dari semangat BINUS SCHOOL Education dalam menghasilkan anak muda yang memiliki semangat untuk membina dan memberdayakan masyarakat.
Tujuan untuk menghasilkan generasi yang peduli dengan kemajuan pendidikan di Indonesia juga disampaikan oleh Kepala Sekolah BINUS SCHOOL Simprug, Isaac Koh. Disampaikan Isaac, pembelajaran di sekolah diarahkan untuk mencetak siswa yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga mampu memberikan manfaat.
"DI BINUS SCHOOL Simprug, kami terus mendorong siswa untuk mendalami setiap minat dan bakat yang dimiliki. Kami juga sangat bangga dengan inisiatif dan kerja keras yang sudah dilakukan untuk kembali membangun sekolah di Sumba. Mereka telah menunjukkan bahwa generasi muda dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat," jelas Isaac.
CEO of Happy Hearts Indonesia, Sylvia Beiwinkler, mengucapkan terima kasih banyak atas kontribusi dari siswa BINUS SCHOOL Simprug yang sudah rela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk berkontribusi pada masyarakat yang kurang beruntung.
"Selamat kepada BINUS SCHOOL Simprug dan Bersama Untuk Bangsa atas prestasi luar biasa mereka dalam membangun kembali PAUD Sumber Kasih di Sumba. Perjalanan yang menginspirasi ini membuktikan bahwa anak muda dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pendidikan. Dedikasi dan kerja keras mereka menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia," ucap Sylvia.
Di samping itu, rekonstruksi PAUD Sumber Kasih ini menggunakan bahan daur ulang sampah plastik sebanyak 2,2 Ton yang dikelola oleh Blocksolutions Indonesia. Sehingga proyek ini juga mempunyai dampak yang signifikan baikuntuk lingkungan sekitar sekolahnya ataupun dunia.
Dengan adanya program membangun PAUD yang lebih layak juga menjadi kesempatan bagi siswa BINUS SCHOOL Education untuk menjelajahi cakrawala baru, sehingga memiliki kepekaan yang tinggi untuk bersama membangun Nusantara. (jpc/thi/dek)