Pertamina Mulai Buka Pendaftaran Barcode untuk Pengguna Pertalite

  • Bagikan
IST. ANTREAN PENGISIAN BBM. Masyarakat mengantre untuk melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU di Kota Kupang.

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), segera membuka pendaftaran QR Code, bagi kendaraan roda empat, pengguna BBM jenis Pertalite.

Demikian disampaikan Area Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rahedi.

"Saat ini sudah mulai dilakukan pendaftaran untuk pertalite, karena pertalite juga subsidi, sehingga perlu adanya pengendalian. Akan dimulai untuk kendaraan roda empat, tentunya dilakukan secara bertahap," kata Ahad.

Dia menjelaskan, bahwa saat ini semua SPBU Pertamina sementara mempersiapkan peningkatkan sistem digital. Di Provinsi NTT sendiri sudah mulai berjalan sejak Juli kemarin, untuk pendaftaran QR Code jenis kendaraan yang menggunakan jenis bahan bakar Pertalite.

"Nantinya, Pertalite sebagai jenis BBM subsidi harus bertransaksi menggunakan QR Code, sama seperti bio solar," jelasnya.

Menurutnya, saat ini sudah diterapkan semua transaksi menggunakan bio solar wajib menggunakan barcode. Hal ini dilakukan agar mempersempit peluang-peluang penyelewengan BBM, karena dengan mengharuskan menggunakan barcode, maka pengguna bisa diketahui datanya sampai kewajaran kebutuhannya per hari atau per minggu.

"Dengan barcode ini, Pertamina tersambung dengan data, sehingga ketika ada penggunaan yang tidak wajar, maka dapat diketahui dengan jelas, apakah ada penyelewengan atau tidak. Pertamina mempersempit ruang gerak pelaku-pelaku penyelewengan dengan data," ungkapnya.

Jika ditemukan adanya kejanggalan atau dugaan penyelewengan, kata dia, maka akan dikunci barcode yang bersangkutan, untuk pengendalian sementara. Pertamina, kata Ahad, melakukan upaya pendataan, agar ketika nantinya pemerintah mulai membatasi sasaran penerima subsidi, maka Pertamina pun sudah menyiapkan data yang akurat.

"Tentunya juga bekerja sama atau bersinergi dengan aparat penegak hukum. Bahkan barcode solar itu diperjual belikan di market place, tetapi kerugiannya ada di pemilik barcode sebenarnya, karena tidak bisa lagi mendaftarkan nama dengan code yang sama lagi," ungkap Ahad.

Selain itu, kata Ahad, semua SPBU saat ini sudah menggunakan CCTV dan aktif 24 jam. Ke depannya, penetapan sistem barcode ini juga akan diterapkan untuk pembelian BBM jenis pertalite. Karena bio solar dan Pertalite sama, ada subsidi pemerintah.

Ahad melanjutkan, bahwa, sarana prasarana distribusi milik Pertamina Jatimbalinus, terbanyak berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jawa Timur dengan begitu besar volumenya, tidak mencakup separuhnya dari sarana prasarana yang ada di Provinsi NTT.
Ahad menyampaikan bahwa sarana prasarana distribusi yang dimaksud yaitu sebaran terminal, depot pengisian pesawat udara dan lainnya.

"Di Provinsi NTT memiliki tantangan tersendiri, dan harus dipenuhi karena NTT yang sangat strategis, berbatasan dengan dua negara yaitu Timor Leste dan Australia. Sehingga Pertamina Jatimbalinus senantiasa memastikan ketersediaan energi bagi Provinsi NTT," pungkasnya. (thi/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version