Pemilihan Plt Golkar, 11 Waketum Berpeluang

  • Bagikan
Airlangga Hartarto

Duga Airlangga Ditekan, Anggota Dewan Penasihat Ikut Mundur

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Partai Golkar bergerak cepat. Usai Airlangga Hartarto mundur, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) akan menunjuk pelaksana tugas (Plt) ketua umum. Pemilihan, rencananya digelar dalam rapat pleno yang dijadwalkan hari ini, Selasa (13/8).

Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan, Plt ketua umum dibutuhkan untuk menjalankan tugas keorganisasian. Apalagi, dalam waktu dekat, ada pelaksanaan pilkada 2024. Selain itu, Plt yang ditunjuk juga akan mempersiapkan pelaksanaan musyawaran nasional (munas).

"Yang akan menjalankan tugas-tugas ketua umum hingga mengantarkannya kepada munas tahun 2024," ujarnya.

Mekanisme penunjukkan Plt, lanjut dia, akan dibahas saat pleno.

Terkait mekanisme, dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai tidak mengatur penunjukkan Plt secara otomatis kepada jabatan tertentu. Oleh karenanya, 11 wakil ketua umum (waketum) yang ada saat ini, akan punya peluang yang sama untuk ditunjuk sebagai Plt.

Sebelas wakil ketua umum Partai Golkar itu, yaitu Bambang Soesatyo (Waketum Madya), Agus Gumiwang Kartasasmita (Waketum Bidang Perekomian), Adies Kadir (Waketum Bidang Politik, Hukum dan Keamanan), Kahar Muzakir (Waketum Bidang Kepartaian) Nurdin Halid (Waketum Pratama) dan Melchias Marcus Mekeng (Waketum Bidang Hubungan Kelembagaan).

Kemudian Ahmad Doli Kurnia Tandjung (Waketum Bidang Pemenangan Pemilu), Firman Soebagyo (Waketum Badan Bencana Alam), Erwin Aksa (Waketum Bidang Penggalangan Strategis), Hetifah Sjaifudian (Waketum Bidang Kesejahteraan Rakyat) dan Nurul Arifin (Waketum Bidang Komunikasi dan Informasi).

Dari 11 nama tersebut, dua nama yang banyak disebut sebagai kandidat terkuat adalah Agus Gumiwang dan Bambang Soesatyo. Ketua DPP Partai Golkar, Meutya Hafid berharap penentuan Plt dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. Sementara opsi voting sebisa mungkin tidak digunakan.

"Saya menyarankan para waketum untuk duduk bersama musyawarah mufakat untuk Plt ketum, sehingga pleno dapat berjalan kondusif," ujarnya.

Dengan mufakat, dia merasa prosesnya akan lebih menyejukkan. Sebab, soliditas harus dijaga pascagejolak politik yang mendera Partai Golkar.

"Kader masih terkaget dengan keputusan ketum, jangan dipaksa untuk voting," imbuhnya.

Wanita kelahiran Bandung itu juga mengingatkan calon-calon yang punya keinginan berkontestasi dalam pemilihan bisa menjalankan dengan cara-cara yang bermartabat.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos memprediksi masa Plt tidak akan lama. Dia meyakini, musyawarah nasional luar biasa (munaslub) akan segera digelar untuk memilih ketum definitif.

Dari analisasnya, tokoh yang cukup potensial adalah Bahlil Lahadalia. Alasannya, Bahlil paling dekat dengan kepentingan istana.

"Memiliki pengaruh terhadap kekuasaan, dekat dengan kubu Jokowi sekaligus dekat kubu Prabowo," ujarnya.

Secara politik, lanjut dia, Jokowi akan diuntungkan dengan Bahlil. Jika terpilih, Kepala BKPM itu akan menjadi support yang kuat untuk menyokong Gibran Rakabuming Raka sebagai wapres dari Prabowo.

Apalagi, Jokowi juga punya kepentingan untuk memastikan keberlanjutan programnya.

"Golkar akan menjadi suaka politik bagi Gibran dalam menapaki dinamika politik ke depan sebagai wakil presiden," imbuhnya.

Di sisi lain, kedekatan Gibran dan Partai Golkar nantinya bisa menjadi peluang bagi partai beringin tersebut di 2029. Seperti diketahui, salah satu persoalan Partai Golkar dalam tiga pemilu terakhir adalah kesulitan dalam mengusung langsung capres dan cawapres.

Sehingga meski berstatus partai besar, Golkar gagal mengusung calonnya di pilpres dan sebatas ikut koalisi lain.

"Gibran butuh backup politik partai besar, sementara Golkar butuh anak muda seperti Gibran untuk menjadi bagian penting dari visi Indonesia Maju," ungkapnya.

Sementara itu, mundurnya Airlangga memicu kekecewaan sejumlah loyalisnya. Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Jusuf Hamka atau akrab disapa Babah Alun mengundurkan diri dari kepengurusan, kemarin.

Surat pengunduran diri disampaikan langsung oleh Jusuf di DPP Golkar. Usai menyerahkan, ia mengatakan, keinginan untuk mundur diminta oleh keluarga. Momentum itu, kemudian bersamaan dengan mundurnya Airlangga.

Lengsernya Airlangga membuat dirinya tak lagi punya alasan untuk bertahan di Golkar.

"He is my best friend. Buat saya pertemanan adalah pertama. Kesetiaan utama buat saya," ujarnya di DPP Golkar.

Jusuf mengenal Airlangga sejak lama. Bahkan, pernah menjadi teman baik ayahnya. Dia mengakui, mundurnya Airlangga cukup mengejutkan. Pasalnya, hingga hari Kamis, dirinya masih sempat kumpul dengan Airlangga dan pengurus DPP lainnya.

"Jumat pun kami makan bersama di satu restoran dengan teman-teman pengurus golkar. Nggak ada apa-apa," ujarnya.

Oleh karenanya, Jusuf mengaku ragu jika mundurnya Airlangga berangkat dari keinginan diri sendiri. Dia mengendus ada tekanan. Namun, saat ditanya siapa pelakunya, Jusuf menolak bercerita.

"I know too much, but I don't want to talk too much (saya tahu banyak, tapi tidak bisa bicara banyak)," kata dia.

Dia juga mendengar gosip jika peristiwa ini tidak lepas dari isu hukum.

"Saya juga dengarnya gosip-gosip, saya nggak bisa buktiin juga," ungkapnya.

Dengan lengsernya Airlangga, pengusaha tol itu meyakini Golkar akan tetap bisa berkibar. Partai beringin itu sudah sangat pengalaman menghadapi dinamika politik.

Tapi secara pribadi, dia berharap Golkar ke depan bisa semakin dewasa dan benar-benar menjadi partai yang mandiri.

"Tidak terombak-ambing lagi," jelasnya.

Waketum Nurul Arifin yang juga dikenal sebagai loyalis meyakini, kepemimpinan Airlangga akan dikenang baik para kader. Pasalnya, sejak memimpin tahun 2017, Airlangga telah mencatat sejumlah prestasi signifikan bagi partai.

Yang paling terlihat adalah keberhasilannya pada pemilu 2024. Dalam pemilihan legislatif (pileg), Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga meraih 14,4 persen suara.

"Meningkatkan jumlah kursi di DPR RI menjadi 102 kursi untuk periode 2024-2029, yang setara dengan 18 persen dari total kursi di DPR RI," ujarnya.

Itu mengulang keberhasilan Golkar pada pilkada 2020. Kala itu, rekomendasi yang dikeluarkan Partai Golkar berhasil memenangkan 165 dari 270 daerah yang menggelar pilkada.

Dalam kapasitasnya sebagai menteri, Nurul memandang Airlangga sukses membantu negara melalui tantangan pandemi Covid-19.

"Kepemimpinan Airlangga Hartarto akan dikenang sebagai masa yang penuh dengan pencapaian dan transformasi bagi Partai Golkar dan Indonesia," jelasnya. (far/jpg/ays/dek)

11 Wakil Ketua Umum Partai Golkar

1. Bambang Soesatyo - Waketum Madya

2. Agus Gumiwang Kartasasmita - Waketum Bidang Perekomian

3. Adies Kadir - Waketum Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

4. Kahar Muzakir - Waketum Bidang Kepartaian

5. Nurdin Halid - Waketum Pratama

6. Melchias Marcus Mekeng - Waketum Bidang Hubungan Kelembagaan

7. Ahmad Doli Kurnia Tandjung - Waketum Bidang Pemenangan Pemilu

8. Firman Soebagyo - Waketum Badan Bencana Alam

9. Erwin Aksa - Waketum Bidang Penggalangan Strategis

10. Hetifah Sjaifudian - Waketum Bidang Kesejahteraan Rakyat

11. Nurul Arifin - Waketum Bidang Komunikasi dan Informasi

Golkar di Era Airlangga Hartarto

Pemilu

2019

Perolehan kursi      : 85 kursi

Jumlah suara                         : 17.229.789 (12,31 persen)

2024

Perolehan kursi      : 102 kursi (prediksi)

Jumlah suara                         : 23.208.654 suara (15,28 persen)

Pilkada

2018

Menang di 91 dari total 171 daerah

2020

Menang di 165 dari total 270 daerah

SUMBER: Diolah dari berbagai sumber

  • Bagikan