Bacakada Tak Boleh Takut Intimidasi

  • Bagikan
IST PIDATO. Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik di kantor DPP PDIP, jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).

PDIP Umumkan 305 Rekomendasi

Megawati Siap Jadi Ketum PDIP Kembali

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengumumkan 305 bakal calon kepala daerah (bacakada) yang diusung pada pilkada serentak 2024. Para kandidat diminta tidak boleh takut terhadap ancaman dan intimidasi.

305 bakal calon kepala daerah itu terdiri dari 13 bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur dan 293 bakal calon kepala daerah tingkat kabupaten/kota. Pembacaan nama-nama bakal calon kepala daerah yang diusung PDIP disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/8).

13 bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang mendapat rekomendasi, diantaranya Muzakir Manaf sebagai bakal calon gubernur Aceh, Edy Rahmayadi bakal calon gubernur Sumatera Utara, Abdul Wahid dan SF Herianto sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Riau, Helmi Hasan dan Mian bakal calon gubernur dan wakil gubernur Bengkulu dan Sitti Rohmi Djalilah dan Musyafirin sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTB (selengkapnya baca grafis).

Untuk calon gubernur Jakarta, Banten dan Jawa Tengah belum diumumkan.

Setelah pembacaan, perwakilan bakal calon kepala daerah yang diusung menerima penyerahanan surat keputusan (SK) dari DPP PDIP. Pengumuman 305 bakal calon kepala daerah itu merupakan gelombang pertama dari tiga gelombang yang akan dilakukan DPP PDIP dalam menghadapi pilkada 2024.

Dalam kesempatan itu, Megawati mengingatkan  agar pilkada serentak 2024 tidak diwarnai aksi kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Pihak penguasa seharusnya membiarkan rakyat punya kedaulatan untuk memilih calon pemimpinnya.

"Jangan ada TSM. Biarkan kita, rakyat itu memilih dengan sukacita," kata Megawati.

Dia mengatakan, pihak yang melakukan kecurangan secara TSM sebenarnya sedang memecah belah rakyat Indonesia sendiri. Ia berharap pernyataannya itu bisa menyadarkan pihak-pihak tersebut agar tak berlaku culas. Megawati meminta aparat untuk mematuhi aturan undang-undang yang menyatakan bahwa partai politik sebagai peserta pemilu.

Megawati juga menyinggung pemilihan umum langsung yang dinilai mengalami kemunduran, karena diwarnai intimidasi yang dilakukan aparat kepada kepada daerah, partai politik, kepala desa dan pihak-pihak lainnya.

Maka, Megawati meminta para bakal calon kepala daerah yang mendapat rekomendasi dari PDIP untuk berani melawan upaya intimidasi serta pengarahan oleh aparat untuk kepentingan penguasa tertentu.

Megawati pun bertanya langsung kepada bakal calon kepala daerah, apakah mereka berani melawan tekanan dan intimidasi.

"Kalian berani apa nggak? Ya bicara baik-baik aja  pak. Kalau ada yang mau mengintimidasi,  ngomong, pak kami ini juga warga loh. Betul apa tidak," ujarnya.

Menurut mantan Presiden RI itu, dirinya menerima banyak keluhan terkait praktik kotor dalam pemilu, karena penguasa mendesain jalannya pemilu sedemikian rupa. Salah satunya contohnya adalah upaya menjegal figur-figur tertentu agar tidak bisa maju bertarung.

Megawati prihatin kondisi tersebut. Pemilihan umum langsung seharusnya dilaksanakan dengan baik, bukan malah dipenuhi dengan usaha penjegalan dan intimidasi.

"Pemilihan langsung semakin banyak masalah," bebernya.

Megawati mengaku, banyak rekan-rekannya di luar negeri menyoroti kondisi Indonesia saat ini. Menurut Megawati, harusnya hal itu menjadi renungan dan bangsa seharusnya malu.

"Aku ketawa aja. Ya kamu bilang gitu ya buat saya ya thank you. Masa kita nggak malu, orang luar negeri saja bisa ngomong begitu," katanya.

Dia mengatakan, partai-partai politik yang ada saat ini terkesan tertekan. Padahal, kata dia, setiap partai politik mempunyai hak untuk mengikuti pemilu. Tidak boleh ada tekanan terhadap partai politik. Dia mengajak para kadernya untuk tidak takut dengan tekanan.

Megawati juga mengajak kadernya untuk selalu menjaga kedisiplinan, soliditas dan selalu bergerak bersama. Dia meminta kader dan pengurus PDIP agar berdisiplin menjalankan arahan partai.

"Disiplin, solid, kolektif dan menjaga nama partai," kata Megawati.

Selain itu, dia meminta kader PDIP membangun ikatan atau bonding dengan turun ke akar rumput untuk menyerap aspirasi masyarakat.

"Saya selalu menyampaikan instruksi ini. Kerja, turun ke bawah. Bangun bonding dengan rakyat. Yakinkan rakyat," tegas Megawati.

Terkait belum diumumkannya calon gubernur Jakarta, Jawa Tengah, Banten dan beberapa daerah lainnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP tidak ingin buru-buru mengumumkan calon gubernur di daerah tersebut lantaran ada pihak lain yang mencoba mengatur.

"Kami lihat permainan dulu karena masih ada yang mau mengatur-ngatur," kata Hasto.

Namun, politisi asal Jogjakarta itu enggan menyebutkan sosok yang mengatur tersebut. Hasto menyatakan, jajaran partainya masih melakukan pemantauan sejauhmana pihak tersebut melakukan pengaturan.

"Sampai ke mana mengatur itu mengalir sampai jauh kita akan lihat dulu. Itu seni dalam politik," terang Hasto.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu menjelaskan, masih tersisa beberapa waktu sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran pilkada pada 27 Agustus mendatang.

Sehingga, kata Hasto, pengumuman gelombang kedua bagi bakal calon kepala daerah dari PDIP masih menyisakan waktu. Dalam mengumumkan nama kandidat yang diusung oleh PDIP, pihaknya akan melihat momentum historis.

"PDIP itu melihat momentum historisnya juga dan aspek-aspek energi positif bagi kemajuan bangsa," terang Hasto.

Sementara itu, dalam pidatonya kemarin, Megawati juga menyinggung soal adanya pihak yang berupaya untuk mengambil alih posisi ketua umum PDIP. Megawati mengaku resah terhadap isu tersebut. "Begitu dengar ada yang mau ambil alih PDI Perjuangan, saya mau jadi ketua umum lagi," kata Megawati disambut tepuk tangan oleh peserta acara.

Dia menyampaikan, seharusnya di usianya yang 77 tahun ini, dirinya sudah pensiun. Namun, Megawati mendengar aspirasi dari para kader PDIP yang menginginkannya menjadi ketua umum PDIP lagi.

Megawati sempat menyampaikan kepada Sekjen Hasto Kristiyanto bahwa sebenarnya ia ingin menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Aku bilang sama Hasto, aku pikir dulu, ya. Aku rasanya kepingin juga deh ngumpul sama keluarga," kata Megawati.

Niatan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga ternyata tidak menemukan jalan mulus. Sebab, Megawati mendengar ada pihak yang ingin membegal PDIP. Megawati juga mencontohkan hal tersebut terjadi pada partai politik sebelah, tanpa menyebutkan nama parpol yang ia maksud.

"Ada orang mau ngambil pula PDI Perjuangan. Aih, gawat," kata Megawati.

Megawati juga mengutarakan kekecewaan terhadap kadernya yang terkadang tidak menurut pada perintahnya. Megawati lalu meminta kepada jajarannya agar patuh pada perintahnya apabila dirinya menjadi ketua umum PDIP lagi.

Putri Proklamator RI Bung Karno itu juga meminta kepada seluruh kadernya agar setia mendampinginya apabila dirinya ditekan dengan alat hukum, seperti yang sudah pernah terjadi.

"Kalau saya dipanggil sama KPK, kamu pada ngikut semua, ya. Gila ya (apabila saya dipanggil KPK). Memangnya saya pernah main korupsi. Opo, opo, cari saja, dah," kata Megawati.

Sekjen Hasto membenarkan bahwa ada pihak yang memang ingin menguasai PDIP. Mereka bermain dari belakang. Mereka juga berusaha menyembunyikan rencananya untuk mengambil alih PDIP.

"Ketika mereka ditanya mengaku tidak tahu, tidak ikut-ikutan, tidak campur tangan di dalam kedaulatan partai. Tapi faktanya apa yang dulu menjadi rumor itu kan kemudian terjadi," kata Hasto.

Hasto mengatakan, dengan adanya upaya-upaya seperti itu tentunya menjadi pelajaran berharga bagi semua partai politik bahwa kedaulatan sebuah partai harus benar-benar dibangun. Dia menangkap aspirasi kekuatan arus bawah PDIP yang militan menyatakan secara tegas tidak akan tinggal diam melihat partainya coba diganggu kedaulatannya.

Seluruh jajaran partai akan bergerak. Baik anak ranting, PAC dan satgas partai akan bergerak menjaga marwah partai serta marwah ketua umum partai yang memang punya legacy di dalam membangun demokrasi untuk rakyat. Hasto menegaskan bahwa PDIP merupakan partai perjuangan, yang anggotanya sangat militan.

Dia mengungkit bagaimana perlawanan kader saat menghadapi rezim otoriter.

"Nyawa bagian dari pengorbanan terhadap cita-cita. Jadi kami tegaskan, jangan ganggu putri proklamator yang menegakkan kebenaran di republik ini. Sekiranya ada yang mengganggu, akan berhadapan dengan seluruh kekuatan PDI Perjuangan," pungkasnya (lum/jpg/ays/dek)

Nama-nama Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang Diusung PDIP

1.  Bakal calon gubernur Aceh Muzakir Manaf.

2. Bakal calon gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

3. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Riau, Abdul Wahid dan SF Herianto.

4. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Bengkulu, Helmi Hasan dan Mian.

5. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah dan Musyafirin.

6. Bakal calon gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw.

7. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah, Nadalsyah Koyem dan Sigit Yunianto.

8. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor dan Hadi Mulyadi.

9. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan, Ramadhan Pamanta dan Azhar Arsyad.

10. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara, Lukman Abu Nawas dan Laude Ida.

11. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Papua Barat/Bapua Barat Daya, Yopi Ones dan Ibrahim Ugaje.

12. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura dan Agusto.

13. Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Maluku, Jeffrey A Rahawarin dan Abdul Mukti Keliobas.

SUMBER: DPP PDIP

  • Bagikan