Tingkatkan Skala Pameran GIIAS Surabaya 2024

  • Bagikan
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS DIIKUTI 30 BRAND: Dari kiri, Sri Vista Limbong, Kukuh Kumara, dan Project Director Astra Financial GIIAS 2024 Tan Chian Hok memberikan keterangan tentang GIIAS Surabaya 2024 yang berlangsung akhir bulan ini kemarin (13/8).

SURABAYA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Industri otomotif terus membangun optimisme tahun ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya 2024. Meskipun demikian, pelaku usaha menyatakan perlu dorongan lebih agar otomotif Indonesia bisa naik kelas.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, GIIAS merupakan salah satu cara para pemain industri otomotif mendorong kinerja penjualan. Oleh karena itu, tak mungkin melewatkan Surabaya dalam rangkaian pameran tersebut.

Dalam data kami, Jawa Timur tercatat sebagai salah satu provinsi di posisi tiga besar selama penjualan periode Januari April 2024.

"Kontribusinya hampir 10 persen dari total capaian di Indonesia," ungkapnya dalam konferensi pers persiapan GIIAS Surabaya 2024 kemarin (13/8).

Gelaran tahun ini pun menyamai semangat dari pameran Jakarta yang berlangsung bulan lalu. Skala pameran ditingkatkan dengan total 30 brand. Di antaranya 19 pabrikan roda empat dan sisanya kendaraan roda dua.

"Untuk menampung brand tersebut, event menggunakan dua hall utama dan area prefunction lainnya di Grand City Convex. Kami juga memaksimalkan area outdoor untuk program yang akan hadir lebih menarik," sambung Sri Vista Limbong, project director GIIAS 2024.

Kukuh menjelaskan, industri otomotif masih belum bisa melepaskan diri dari belenggu penjualan 1 juta unit per tahun. Dalam sepuluh tahun terakhir, penjualan mobil tahunan tertinggi hanya 1,3 juta unit. Selain itu, hanya berkutat di sekitar angka 1 juta.

Salah satu kendalanya memang harga mobil yang tak sesuai dengan kemampuan masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat tak sesuai dengan inflasi produk otomotif selama beberapa tahun terakhir.

"Termasuk beban fiskal dari produk otomotif. Total tarif pajak untuk satu mobil itu 40 persen. Jadi, kalau mobil keluar dari pabrik seharga Rp 200 juta, konsumen harus membayar Rp 280 juta," ungkapnya.

Menurut riset, harga ideal mobil di tanah air ada di bawah Rp 300 juta. Insentif dibutuhkan agar konsumen bisa menjangkau pembelian mobil, tuturnya. (bil/c9/dio/thi/dek)

  • Bagikan