LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Stella Maris Labuan Bajo, Manggarai Barat membangun komitmen kerjasama dengan SMK Mitra Industri Mandiri untuk menciptakan siswa yang unggul dengan tenaga trampil dan siap bekerja.
Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan naskah kerjasama antara Ketua Yayasan Sukma Mabar, Rm.Kornelis Hardin dengan Ketua Yayasan Mitra Industri Mandiri, Darwoto yang berlangsung di SMK Stella Maris Labuan Bajo, Rabu (14/8). Hadir dalam kesempatan itu, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hornat, Pr, Uskup Terpilih Labuan Bajo, Mgr. Maxi Regus, Pr. Founder SMK Mitra Industri Mandiri MM2100, Yohihiro Kobi Utsman, para pengusaha dunia industri dari berbagai organisasi baik pariwisata maupun sektor lainnya.
Ketua Yayasan Sukma Mabar yang juga Kepala SMK Stella Maris, Rm. Kornelis Hardin dalam kesempatan itu menjelaskan alasan kenapa lembaga yang dipimpinnya perlu menjalin kerjasama dengan SMK Mitra Industri Mandiri. Dikatakan setelah menelusuri dan mempelajari lebih dekat tentang SMK Mitra Industri Mandiri diketahui kalau anak-anak tamatan sekolah itu tidak ada yang nganggur karena langsung bekerja di perusahaan.
Ternyata sekolah ini benar-benar menerapkan link and super match 8+i yakni keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggara di dalam dunia pendidikan vokasi yang meliputi kurikulum yang disusun bersama, pembelajaran berbasis project riil dari dunia kerja (PBL), peningkatan jumlah peran guru atau instruktur dari industri minimal 50 jam persemester, magang atau praktek, semuanya untuk memastikan softskills, hardskills, dan karakter yang kuat sesuai tuntutan dunia industri.
"Dati sini kami berkolaborasi membangun kerjasama untuk menciptakan tingkat lulusan siswa yang unggul dengan sumber daya mumpuni, berprestasi dan siap bekerja membangun usaha,"tandasnya
Ketua Yayasan Mitra Industri Mandiri, Darwoto mengaku semula lembaganya harus memastikan terlebih dahulu apakah sekolah itu mampu menerapkan standar pengajar yang bisa diterapkan seperti yang ada di SMK Mitra Industri Mandiri. Dan setelah dipelajari ternyata SMK Stella Maris bisa, baik guru dan lingkungan sekolah serta aspek lainnya. Ditegaskan gerakan pengusaha mengajar, pengusaha mempunyai kontribusi mengajar baik sekolah maupun dunia kampus. Supaya SMK Stella Maris menjadi basis pengusaha di daerah ini.
"Kita harapkan lulusan nanti menghasilkan siswa yang handal dan mampu berusaha di dunia industri. Sehingga sekolah ini menjadi rool model bagi sekolah yang lainnya. Perlu pesiapkan baik anak-anak kita untuk bisa menjadi mandiri dan sukses,"ungkapnya
Founder SMK Mitra Industri MM2100, Yohihiro Kobi Utsman menegaskan kerjasama tidak hanya sekedar kertas dan tinta tetapi harus bisa menciptakan siswa unggul yang siap kerja. Dengan sistem kerja yang solid, inovatif bisa memberikan dampak untuk mewujudkan anak-anak yang berkualitas.
"Siap wujudkan mimpi anak-anak dan guru di sini melalui kerjasama dan kolaborasi dapat meningkatkan mutu sekolah ini,"tegasnya
Ketum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani mengatakan pengusaha siap membagi ilmu dan membagi pengetahuan. Kita sdh luncurkan banyak pengusaha dengan mitra. Meskipun berharap lebih banyak sekolah yang memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk mengajar. Program kerja kita, perlu lebih banyak sekolah yg mengajak pengusaha mengajar selain juga program pemagangan di sektor pariwisata.
Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr.Siprianus Hormat, Pr menambahkan merubah paradigma pendidikan kami yang semula berharap dengan mendapatkan secarik kertas berijazah bakal lebih mudah menjadi pegawai sipil negara.
"Mendidik seluruh integritas karakter hadir dari SMK ini. Kami masih butuh belajar banyak dari SMK Mitra Industri Mandiri untuk lebih maju menghasolkan siswa berprestasi dan unggul yang siap bekerja,"tambahnya.(kr2)