Gelar Upacara Bendera, FPK NTT Libatkan Seluruh Etnis di Kota Kupang
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Untuk ketiga kalinya selama tiga tahun bertutut-turut, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI di alun-alun Kota Kupang. Berbeda dari upacara HUT RI lainya, dalam upacara yang digelar FPK NTT, satu-satunya yang menggunakan pakaian formal/berjas hanyalah Ketua FPK yang bertindak sebagai inspektur upacara. Sedangkan, seluruh peserta upacara maupun undangan mengenakan busana daerah masing-masing.
Seperti di saksikan media ini, upacara bendera peringatan HUT ke-79 RI tahun 2024 yang digelar di Alun-alun Kota Kupang, Sabtu (17/8), berbagai busana adat ditampilkan peserta upacara yang berasal berbagai etnis yang ada di NTT dan Indonesia. Seperti dari Sikka, Alor, Ende, Toraja, Bima Dompu, Kawanua, Sulawesi Selatan, Madura, Minang dan lainya.
Ini tidak lepas dari keberadaan FPK sebagai wadah yang menaungi seluruh etnis yang ada di Kota Kupang. Sehingga, peserta upacara yang berasal dari berbagai etnis di NTT dan Indonesia yang ada di Kota Kupang tampil dengan busana adat masing-masing.
"Perayaan HUT Kemerdekaan seperti ini, di mana seluruh etnis mengenakan busana adat masing-masing hanya terjadi di NTT," kata Ketua FPK, Thos Widodo dalam sabutannya saat bertindak sebagai Inspektur Upacara.
Hal ini, Lanjut Theo, mengingatkan akan arti pentingnya kemerdekaan itu dan acara ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi antaretnis yang ada di NTT, sekaligus menjali tali persaudaraan dan bisa saling kenal.
"Ini menjadi modal dasar bagi kita untuk menjaga kesatuan dan persatuan Bangsa. Karena tanpa kesatuan dan persatuan, pembangunan tidak akan berjalan baik," katanya mengingatkan.
Motivasi di balik penyelenggaraan kegiatan tersebut, menurutnya, hanya satu yakni FPK ingin agar semua warga negara Indonesia, yang ada di salah satu etnis lebih akrab, lebih terjalin talih silahturahmi dan pada gilirannya akan ada persatuan dan kesatuan Bangsa sebagai modal pembangunan nasional.
Tema HUT RI tahun ini adalah "Nusantara Baru Indonesia Maju" memiliki makna bahwa semua warga negara harus memiliki tekad bersama untuk mewujudkan nusantara berdaulat.
"Kita harus mampu merubah sikap, etos kerja untuk lebih gita, lebihs disiplin dan terus memperbaharui diri demi kemajuan Negeri ini," katanya.
"Kita sudah punya pemimpin yang baru hasil Pilpres lalu dan apapun perbedaan pilihan kita sudah seharusnya kita upakan dan bergandengan tangan dibawa kepemimpinan yang baru," imbuhnya.
Theo juga menjelaskan, sesuai visi dan misi FPK NTT yakni meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, di mana telah banyak Kegiatan yang digelar FPK, di antaranya seminar kebangsaan yang melibatkan orang muda serta kegiatan sosial seperti saat Badai seroja dan juga saat Covid-19.
"Semuanya dapat terlaksana berkat dana swadaya seluruh anggota FPK NTT," tututpnya.
Sehari sebelumnya, kata Thoeo, FPK NTT juga menggelar tirakatan atau renungan pada Jumat (16/8) malam. Kegiatan ini untuk merenungkan jasa para pahlawan yang telah berjuang jiwa dan raga untuk meraih Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang.
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan menggelar festival budaya, di mana setiap etnis yang ada menampilkan tarian daerahnya masing-masing serta berbagai lomba ketangkasan berhadiah dan acara ini baru berakhir hingga penurunan bendera. (rum/gat/dek)