Kesadaran Generasi Muda Tentang Dana Darurat Naik

  • Bagikan
SALMAN TOYIBI/JAWA POS KELOLA KEUANGAN: Dari kiri, penyanyi dan penulis lagu Thana Ajeng Purishita dan Uki Diqie Sulaiman bersama Inggit Primadevi serta Amir Widjaya membahas tentang kondisi keuangan generasi muda disela peluncuran OCBC Financial Fitness Index 2024 di Jakarta kemarin (16/8).

OCBC Financial Fitness Index 2024 Sebut Kebugaran Finansial Masyarakat Stabil

JAKARTA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Keseimbangan antara gaya hidup dan kesejahteraan finansial jangka panjang telah mendapatkan perhatian dari generasi muda. Hal itu terlihat dari peningkatan dana darurat yang dimiliki Merujuk Financial Fitness Index (FFI) 2024 yang dirilis OCBC Indonesia, skor kebugaran finansial RI berada di angka 41,25.

Relatif stabil jika dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya yaitu 41,16. Artinya, masyarakat berhasil mempertahankan kondisi finansialnya.

Salah satu pencapaian yang menonjol adalah peningkatan jumlah generasi muda yang memiliki dana darurat. Jumlahnya naik dari 17 persen pada tahun lalu menjadi 25 persen. Sebuah indikator perubahan positif dalam pola pikir dan perilaku keuangan.

"Hasil riset tahun ini menunjukkan peningkatan kesehatan finansial di kalangan generasi muda berpenghasilan Rp 5-15 juta, dengan peningkatan kesadaran pentingnya dana darurat,” ujar Executive Director Marketing & Lifestyle Business OCBC Amir Widjaya saat peluncuran Financial Fitness Index (FFI) 2024 di Jakarta," kemarin (16/8).

Berdasarkan riset terbaru FFI, sebanyak 39 persen anak muda menabung terutama untuk kebutuhan gaya hidup. Fenomena itu menegaskan bahwa generasi muda masih fokus pada kesenangan jangka pendek. Yang berpotensi mengabaikan perencanaan keuangan jangka panjang.

Data FFI 2024 juga menunjukkan, bahwa 80 persen anak muda menghabiskan uang untuk menyesuaikan gaya hidup dengan teman-temannya. Meningkat dari 73 persen pada 2023. Tren tersebut menunjukkan kuatnya pengaruh FOMO (fear of missing out) di kalangan generasi muda.

Oleh karena itu, penting untuk memberikan literasi keuangan dalam membuat keputusan pengeluaran yang lebih bijak. Membuat generasi muda menjadi smart spender dan smart saver.

"Jadi nggak apa-apa mau liburan, nonton konser. Tapi tetap dijaga dan punya pondasi,"tuturnya.

Menurut dia, dalam mengukur kesehatan finansial tidak mesti bergaji besar atau pendapatan yang lebih. Karena yang dinilai bukan kekayaan.

"Tapi, kebiasaan dan perilaku dalam mengelola keuangan,"imbuhnya.

Director Consumer Insights di NielsenIQ (NIQ) Indonesia Inggit Primadevi menambahkan, generasi muda menunjukkan perubahan positif dalam perilaku keuangan. Dari mereka yang mencatat keuangan, 41 persen memiliki dana darurat setara dengan enam bulan gaji. Jumlahnya baik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Hanya 21 persen dari mereka yang tidak mencatat keuangan yang memiliki dana darurat, menandakan perlunya peningkatan literasi keuangan tidak hanya dalam pengetahuan, tetapi juga praktik," terangnya.

OCBC Financial Fitness Index merupakan riset tahunan yang mengukur kesehatan finansial masyarakat Indonesia. Pada 2024, riset ini melibatkan 1.241 responden berusia 25-35 tahun dari lima kota besar di Indonesia. (han/als/dio/thi/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version