Tes Adrenalin Main Game Horor Karya Mahasiswa Vokasi

  • Bagikan
GAME HOROR. Mahasiswa vokasi ikut sumbangsih menciptakan game horor yang dipamerkan di INTI Gamecomm and Animation Expo 2024. (Dok. Jawa Pos)

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Sebanyak 15 gim karya satuan pendidikan vokasi turut unjuk gigi dalam Pameran Indonesia Technology & Innovation (INTI) Gamecomm and Animation Expo 2024. Banyak pengunjung yang kepincut dengan gim bertema horor karya mahasiswa vokasi yang dipamerkan di sana.

Gim Ganyang Setan Alas! misalnya. Terinspirasi dari film dengan judul yang sama, game ini berkisah tentang serangan zombie ke sebuah rumah. Para penghuninya pun berupaya menghentikan serangan dengan menggunakan berbagai jenis senjata api. Mulai dari minigun hingga shotgun.

Gim ini sudah dikeluarkan dalam versi android di tahun lalu. Kemudian dikembangkan ke versi desktop mulai awal tahun 2024. Menurut Andhika Rahmanu, game designer Ganyang Setan Alas!, versi desktop ini secara grafis lebih mumpuni ketimbang versi androidnya. Selain itu, durasi mainnya juga lebih lama.

”Di versi Android, itu hanya 1 level, kurang lebih sekitar 10 menit. Sementara yang versi desktop, dia itu bisa sampai 5 level. Kurang lebih setengah jam sampai 40 menitan durasi mainnya,” tuturnya ditemui di sela pameran di INTI Gamecomm and Animation Expo 2024, Jakarta, Rabu (14/8) kemarin.

Versi desktop ini pun jauh lebih menantang. Tiap naik level, ikut naik pula kesulitannya. Misalnya, di level pertama, permainan hanya difokuskan pada bagaimana player untuk menjaga rumah agar tidak kemasukan zombie dengan menggunakan senjata api.

Nah, di level kedua, player akan menaiki sebuah mobil dan masuk ke dalam hutan. Di sana, player akan dikejar zombie. Untuk bisa mengalahkan zombie-zombie tersebut, player harus menembak dari dalam mobil atau naik ke atas mobil.

”Lalu di akhir ada boss fight. Boss fight itu istilahnya musuh yang cukup susah. Nanti ada zombie yang mengendarai motor RX-King untuk pengejaran ini,” papar mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

Gim versi desktop ini belum dirilis secara resmi di pasaran. Diharapkan, di tahun ini, gim yang diinisiasi Yusron Fuadi itu bisa dirilis. Tentu, lengkap dengan semua level yang disiapkan.

Gim tema horor yang dipamerkan tak hanya satu. Ada pula gim Nightwatch at the Gallery karya mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema). Area simulator gim ini tak pernah sepi. Banyak yang mengantri dan ikut deg-degan menyaksikan player yang sedang main. Tak jarang teriakan-teriakan muncul dari area simulator gim bergenre horor petualangan tersebut.

Berlatar belakang sebuah galeri di Indonesia pada tahun 90an-2000 awal, pemeran utama dalam gim ini adalah satpam atau sekuriti dari galeri tersebut. Galeri ini ternyata berhantu. Ada hantu Setan Muka Rata yang berkeliaran di dalam galeri.

Nah, pada permainan ini, pemain harus melalui berbagai macam rintangan dalam perburuannya menangkap hantu. Menariknya, game ini memiliki multiple ending dari misi-misi yang bisa diselesaikan. Sehingga, tak monoton.

”Istilahnya itu multiple ending. Jadi akhir dari ceritanya itu bisa beragam tergantung pemainnya,” ungkap Game producer sekaligus mahasiswa Polinema Muhammad Ali Zulfikar.

Ali mengaku sengaja memilih tema horor untuk mengenalkan budaya lokal melalui virtual game. Selain hantu-hantunya, ada pula benda-benda budaya yang turut ditampilkan dalam game tersebut. Mulai dari wayang, batik, dan lukisan. Selain itu, genre horor sendiri ternyata banyak diminati oleh gamers dalam negeri maupun luar negeri.

”Kami juga riset dulu ke galeri di sekitar Malang. Nah, dilihat tuh kira-kira gimana sih desainnya hingga bisa dapat feel Indonesia dan horornya ini,” ujarnya.

Soal pengembangannya sendiri, menurutnya, ada campur tangan banyak pihak. Hampir semua jurusan di Polinema terlibat. Tim intinya sendiri ada 12 orang, yang bertugas sebagai game producer, konseptor, programmer, dan 3D artist. Lalu, ada pula kerja sama dengan mahasiswa jurusan arsitek dan interior agar rancangan gim terlihat realis dan sesuai tema.

Produk inovatif untuk pertumbuhan rambut. Apa yang harus dilakukan untuk rambut mulai tumbuh lagi?
Sama seperti Ganyang Setan Alas!, Nightwatch at the Gallery ini masih belum rilis secara resmi. Rencananya bakal dilaunching pada tahun 2025 mendatang. (jpc/thi/dek)

  • Bagikan