KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pendaftaran bakal calon gubernur (bacagub) dan bakal calon wakil gubernur (bacawagub) ke Komisi pemilihan umum (KPU) menyisakan lima hari lagi. Meski demikian, PDIP, Partai Hanura dan Partai Demokrat NTT belum menetapkan jagoannya ke publik.
Publik masih diperhadapkan dengan ketidakpastian atas figur yang diusung. PDIP-Hanura diisukan bakal koalisi mengusung pasangan bacagub-bacawagub Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) dan Refafi Gah, tetapi pasangan tersebut kian tidak ada kabar.
Sedangkan Partai Demokrat dengan memiliki enam kursi di parlemen juga belum memastikan jagoannya di pilkada. Sementara disisi lain, jadwal pendaftaran bacakada ke KPU akan dibuka selama tiga hari terhitung tanggal 27-29 Agustus 2024.
Melihat ketidak pastian partai politik di NTT, pengamat politik Universitas Nusa Cendana Undana Kupang, Yohanes Jimmy Nami menyebut dinamisasi yang sedang terjadi pada tubuh parpol menuju pilkada 2024 eskalasinya meningkat.
Dikatakan, peningkatan ini baik terjadi pada parpol yang sudah finalisasi dukungan kepada figur maupun koalisi. “Bagi parpol yang belum secara gamblang mempublikasikan koalisi maupun paslon tentu masih banyak hal yang secara politik belum mencapai kesepakatan,” katanya.
Menurutnya, saat ini PDIP, Partai Hanura dan Partai Demokrat masih mencari formula dalam merancang skema politik yang tepat menuju pilkada 2024. Banyak hal dipertimbangkan baik secara geopolitik, peta konstituen maupun modal politik yang dimiliki.
“Sebagai sebuah proses politik tidak ada yang dirugikan karena ini menjadi bagian besar dari keseluruhan proses politik, apalagi tokoh politik yang diusung sudah melakukan sosialisasi politik secara progresif,” katanya.
Terpisah, Sekretaris DPD Partai Hanura NTT, Elias Koa menegaskan pihaknya dengan bermodalkan enam kursi di parlemen membutuhkan koalisi dengan partai lain.
“Biarlah ini berproses dengan sendirinya. Bahwa kemudian berlabuh di mana itu tergantung DPP,” katanya.
Ia juga mengaku terdapat bakal calon lain yang berkomunikasi dengan Partai Hanura. Namun pihaknya dengan kekuatan yang ada tetap menunggu dinamika yang sedang terjadi.
“Partai tentu mencari kenyamanan, mencari figur yang bisa bekerja sama memiliki pemahaman yang menuju lima tahun ke depannya,” ujarnya.
Meski tinggal menyisakan lima hari lagi menuju pendaftaran, namun secara tegas mengklaim kartu Partai Hanura tidak mungkin mati di tangan. Sebab ada pihak-pihak yang sedang menjalin komunikasi.
“Kecuali PDIP dan Demokrat sudah mengusung calon dan tidak mengajak Hanura, baru kartu mati di tangan. Politik ini masih sangat dinamis,” tegasnya. (cr6/ays/dek)